4. Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan. tugas pekerjaan
khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul. 5.
Kecekatan Mental Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan
menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada. 6.
Sikap Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan 7.
Disiplin waktu dan absensi Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran
3.3.2. Indikator Kinerja
Sebuah organisasi didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Sementara tujuan itu sendiri tidak sepenuhnya akan dapat dicapai jika karyawan
tidak memahami tujuan dari pekerjaan yang dilakukannya. Artinya, pencapaian tujuan dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan berdampak
secara menyeluruh terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu, seorang karyawan harus memahami indikator-indikator kinerja sebagai bagian dari pemahaman
terhadap hasil akhir dari pekerjaannya. Sementara itu, dalam kaitannya dengan indikator kinerja karyawan,
simamora 1995 mengemukakan bahwa kinerja karyawan dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Kualitas kerja, yaitu meliputi jumlah kerja yang dihasilkan.
2. Kuantitas kerja, yaitu berlaku sebagai standart proses pelaksanaan kegiatan
rencana oganisasi. 3.
Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegitan.
Indikator-indikator kinerja karyawan sebagaimana disebutkan diatas memberikan pengertian bahwa pekerjaan yang dilakukan karyawan dilandasi oleh
ketentuan-ketentuan dalam organisasi.disamping itu, karyawan juga harus mampu melaksanakan pekerjaannya secara benar dan tepat waktu.
3.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Menurut Malthis 2001:80 dalam pembahasan mengenai permasalahan kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang menyertai
diantaranya: 1.
Faktor kemampuan ability Secara psikologis kemampuan ability karyawan terdiri dari kemampuan
potensi IQ dan kemampuan reality knowledge dan skill artinya karyawan
yang memiliki IQ diatas rata-rata 110-120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka
akan lebih mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang karyawan dalam menghadapi situasi situation kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Menurut Timple 1992: 31 , Faktor-faktor kinerja juga terdiri dari faktor
internal dan eksternal: a.
Faktor internal disposisional yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena
mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut
mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya- upaya untuk memperbaiki kemampuannya.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang
yang berasal dari lingkungan. Seperti prilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja , bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
3.3.4. Unsur-unsur Penilaian Kinerja Karyawan