Teori Lingkaran Perangkap Kemiskinan

20 Menurut Soetomo dalam Arbiyah 2008 mengemukakan tiga pendekatan dalam mengukur tingkat kemiskinan yaitu: garis kemiskinan meliputi kebutuhan fisik minimum, indikator kesejahteraan meliputi pendidikan, kesehatan, dll dan pengukuran ketimpangan meliputi pendapatan yang diterima per rumah tangga. Baik BPS, Sajogjo maupun Bank Dunia telah mempergunakan pendekatan kebutuhan minimum pangan dan non pangan dalam menentukan posisi garis kemiskinan. Perkiraan BPS mengenai kebutuhan minimum pangan diterjemahkan dalam kebutuhan minimum gizi sebesar 2.100 kalori per kapita per hari. Sementara itu Sajogjo lebih menekankan kepada kebutuhan beras, baik bagi daerah kota maupun daerah pedesaan di Indonesia. Perkembangan garis kemiskinan terjadi sebagai akibat perubahan tingkat harga yang terjadi dan bukan karena perubahan kuantitas maupun kualitas paket kebutuhan minimum tersebut.

2.3 Teori Lingkaran Perangkap Kemiskinan

The Vicious Circles Lingkaran perangkap kemiskinan adalah suatu rangkaian kekuatan- kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan tetap miskin dan akan menjalani banyak kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi Sukirno, 1985:217. Nurkse dalam Sukirno 1985:219 mengemukakan bahwa terdapat dua jenis lingkaran kemiskinan yang menghalangi negara-negara berkembang untuk mencapai tingkat pembangunan yang pesat ditinjau dari dua segi, penawaran modal dan permintaan modal. Dari sisi penawaran modal dapat digambarkan 21 sebagai berikut. Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah akibat tingkat produktivitas yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat tabungan masyarakat. Ini akan mengakibatkan tingkat pembentukan modal rendah. Keadaan ini menyebabkan suatu negara mengalami kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produksi akan tetap rendah. Dari segi permintaan modal dapat digambarkan sebagai berikut. Di negara-negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah karena luas pasar yang terbatas, karena rendahnya pendapatan masyarakat yang diakibatkan oleh produksi yang rendah diwujudkan oleh pembentukan modal yang terbatas pada masa lalu. Disamping kedua lingkaran kemiskinan yang dikemukanan oleh Nurske tersebut, Meier dan Baldwin dalam Sukirno 1985:220 mengemukakan satu lingkaran perangkap kemiskinan lain. Lingkaran perangkap kemiskinan ini timbul dari hubungan saling mempengaruhi diantara keadaan masyarakat yang masih terbelakang dan tradisional dengan kekayaan alam yang masih belum dikembangkan. Untuk mengembangkan kekayaan alam yang dimiliki, dalam masyarakat harus ada tenaga kerja yang mempunyai keahlian untuk memimpin dan melaksanakan berbagai kegiatan ekonomi. Di negara-negara berkembang kekayaan alam belum sepenuhnya diusahakan dan dikembangkan karena tingkat pendidikan masyarakat yang relatif masih rendah, karena kurangnya tenaga- tenaga ahli yang diperlukan dan karena terbatasnya mobilitas sumber daya. Kenyataan di berbagai negara menunjukkan bahwa makin kurang berkembang keadaan sosial ekonomi suatu negara, makin lebih terbatas jumlah sumber daya dan kekayaan alam yang dimilikinya yang sudah dikembangkan. Sebaliknya, 22 karena kekayaan yang dimiliki belum sepenuhnya dikembangkan, tingkat pembangunan masyarakat tersebut adalah rendah dan membatasi kemampuannya untuk mempertinggi tingkat pengetahuan dan keahlian penduduknya. Ketiga lingkaran perangkap kemiskinan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Kekayaan alam kurang dikembangkan Masyarakat masih terbelakang Kekurangan modal Pembentukan modal rendah Produktivitas rendah Tabungan rendah Pendapatan riil rendah Gambar 2.1. Perangkap Lingkaran Kemiskinan Sumber : Sukirno, 1985:222 23

2.4 Teori Neo-liberal dan Sosial Demokrat Mengenai Kemiskinan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Medan Tuntungan

9 52 113

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

3 7 75

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENINGKATNYA RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG.

0 0 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERAWANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI DESA WIRU KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG.

0 1 102

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 48

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERAWANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI DESA WIRU KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN BELINYU KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 15