40
d. Akuntan
Akuntan mempunyai kepentingan tergadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai
kemampuan going concern suatu perusahaan. Manajemen
Apabila manajemen bisa mendeteksi kebangkrutan lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan yang
berkaitan dengan munculnya biaya kebangkrutan. Misalnya dengan merger atau restrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan
bisa dihindari. Hanafi dan Halim,2000:261
2.8. Prediksi Kebangkrutan Model Altman
Analisis Z-score Altman digunakan untuk mengatasi keterbatasan analisa rasio Univariat, yaitu rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan secara terpisah. Kelemahan model univariate adalah kemungkinan terjadinya konflik antara variabel-variabel yang
dijadikan prediksi, untuk mengatasi keterbatasan analisa tersebut maka model multivariate dikembangkan dan kemudian digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat
dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-score Altman ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
41
Z-score = 0.012X
1
+ 0.014X
2
+ 0.033X
3
+ 0.006X
4
+ 0.999X
5
Keterangan : X
1
: modal kerja terhadap total harta X2
: laba ditahan terhadap total harta X3
: pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta X4
: nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang X5
: penjualan terhadap total harta Persentase rasio ke 1 sampai ke 4 dihitung dengan persentase
penuh sedang untuk rasio ke 5 dihitung dengan persentase normal. Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model
ini adalah : Dalam model terebut perusahaan yang mempunyai skor Z 2,99
diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial
bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada gry area atau daerah kelabu dengan nilai “cut off” untuk
indeks ini adalah 2,675 Muslich, 2000:60. Karena banyak perusahaan yang tidak go-public sehingga tidak
mempunyai nilai pasar, maka Altman mengembangkan model alternatif dengan menggantikan variabel X
4
yang semula merupakan perbandingan niali pasar modal sendiri dengan nilai buku total hutang, menjadi
perbandingan nilai saham biasa dengan saham preferen dengan nilai buku total hutang.
42
Model Altman hasil revisi tahun 1983 inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini . persamaan hasil revisi tersebut adalah :
Z-Score = 0,717X
1
+ 0,847X
2
+ 3,107X
3
+ 0,420X
4
+ 0,998X
5
Keterangan: X
1
= Modal kerja terhadap total harta working capital to total assets X
2
= Laba yang ditahan terhadap total harta retained earnings to total assets
X
3
= Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta earnings before interest and taxes to total assets
X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang market value of equity to book value of total debt
X5 = Penjualan terhadap total harta sales to total assets Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z 2,90
diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z 1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang
potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,20 sampai 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu.
Rasio keuangan yang dianalisis adalah rasio-rasio keuangan yang terdapat dalam model Altman, yaitu:
a. Working capital to total assets = Assets
Total s
Liabilitie Current
- Assets
Current
b. Retained earnings to total asset = Assets
Total Earnings
Retained
43
c. EBIT to total assets =
Assets Total
EBIT
d. MVE to BVTD =
Debt Total
of Value
Book Equity
of Value
Market
e. Total assets turnover =
Assets Total
Sales
Kelima rasio inilah yang akan digunakan dalam menganalisa laporan keuangan sebuah perusahaan untuk kemudian mendeteksi kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Dalam manajemen keuangan, rasio-rasio yang digunakan dalam metode Altman ini dapat
dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu: a.
Rasio Likuiditas yang terdiri dari X
1
b. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari X2 dan X3
c. Rasio Aktivitas yang terdiri dari X
4
dan X
5
Bambang Riyanto, 2001:330 Uraian masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Modal kerja terhadap total harta working capital to total assets
digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan relatif terhadap total kapitalisasinya atau untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Indikator yang digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah
indikator-indikator internal seperti ketidakcukupan kas, utang membengkak, utilisasi modal menurun, penambahan utang yang tidak
terkendali dan beberapa indikator lainnya.
44
b. Laba ditahan terhadap total harta retained earnings to total assets
digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif. Rasio ini mengukur akumulasi laba perusahaan selama perusahaan beroperasi. Umur
perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi
laba ditahan. Hal tersebut menyebabakan perusahaan yang masih relatif muda pada umumnya akan menunjuakn hasil rasio yang rendah kecuali
yang labanya sangat besar pada masa awal berdirinya. Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta earnings
before interest and taxes to total assets digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Rasio tersebut
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan kontributor terbesar darimodel
tersebut. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya
adalah piutang dagang meningkat, rugi terus menerus dalam beberapa kuartal, kredibilitas perusahaan berkurang serta kesediaan memberi
kredit pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu yang telah ditetapkan.
c. Nilai pasar ekuitas terhadap niali buku dari hutang market value of
equity to book value of total debt digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan daapt turun nilainya sebelum jumlah hutang
lebih besar dari pada aktivanya dan perusahaan menjadi pailit. Modal
45
yang dimaksud adalah gabunga nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka
panjang. d.
Penjualan terhadap total harta sales to total asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi
persaingan. Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Analisis diskriminan dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dua
sampai dengan lima tahun sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut. Kebangkrutan adalah suatu kondisi di saat perusahaan
mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Kebangkrutan biasanya dihubungkan dengan kesulitan keuangan.
Analisis diskriminan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperoleh peringatan awal kebangkruatn dan keberlanjutan usahanya. Semakin
awal perusahaan memperoleh peringatan kebangkrutan, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan
perbaikan-perbaikan dan dapat memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan tersebut.
2.9. Penelitian Terdahulu