3.2 Metode Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan penelitian cara atau langkah dan strategi ilmiah yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan penelitian sehingga hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu perbedaan antara pindakaas biji trembesi yang dibuat dengan
kondisi proses berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif dikarenakan untuk menjabarkan perbedaan antara pindakaas biji trembesi yang dibuat
dengan kondisi proses berbeda, meskipun demikian penelitian ini tetap memerlukan eksperimen untuk prapenelitian yaitu menyiapkan populasinya jadi bukan sebagai
metode utama dalam penelitian ini. Berikut ini akan dibahas pendekatan prapenelitian dan metode diskriptif.
3.2.1 Metode Pendekatan Prapenelitian
Metode pendekatan prapenelitian merupakan metode yang digunakan untuk mempersiapkan bagian dari obyek penelitian sehingga hasilnya diharapkan dapat
optimal. Dalam metode pendekatan prapenelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan kegiatan praktek dengan melakukan
percobaan-percobaan secara sistematis dan terencana terhadap obyek menjadi kajian penelitian dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk mendapatkan hasil
eksperimen yang terbaik penelitian dilakukan tiga kali ulangan sebagai syarat untuk memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil eksperimen kemudian
dinilai secara inderawi dan secara laboratorium untuk menentukan hasil terbaik. Hasil
eksperimen terbaik inilah yang digunakan sebagai obyek penelitian. Karena eksperimen dilakukan secara sistematis dan terencana, maka perlu diketahui desain
eksperimen dan tahaf-tahaf pelaksanaan eksperimen.
3.2.2 Desain eksperimen
Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh,
sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas Sudjana 1985:7. Desain eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain acak sempurna yaitu desain dimana perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen atau
sebaliknya. Dengan demikian tidak terdapat batasan terhadap pengacakan misalnya dengan adanya pemblokkan dan pengalokasian dari perlakuan terhadap unit-unit
eksperimen. Desain ini sering digunakan karena bentuknya yang sederhana. Menurut Suharsimi Arikunto 2002:80 desain acak sempurna merupakan bentuk dari desain
random sampling dengan pola: E
R
2 1
X K
Keterangan: E
: Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang dikenai perlakuan K
: Kelompok kontrol yaitu kelompok yang digunakan sebagai pembanding. R
: Random
X : Perlakuan
1
: Observasi pada kelompok eksperimen
2
: Observasi pada kelompok kontrol Desain acak sempurna dalam penelitian ini adalah suatu proses pengacakan
dalam perlakuan untuk menentukan kelompok eksperimen. Proses pengacakan ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Populasi dari desain eksperimen ini yaitu
biji trembesi, sampel eksperimen adalah biji trembesi. Eksperimen pembuatan pindakaas ini ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai perlakuan awal yang berbeda yaitu perebusan, pengukusan dan penyangraian yang masing-masing diberi kode A,
B, dan C. Sedangkan kelompok kontrol pindakaas yang ada di pasaran, bahan yang digunakan merupakan kacang tanah. Kelompok kontrol diberi kode K. Dengan
adanya perlakuan awal pada biji trembesi dengan cara direbus, dikukus dan disangrai maka akan diperoleh pindakaas biji trembesi dengan direbus diberi kode PA,
pindakaas biji trembesi dikukus diberi kode PB dan pindakaas biji trembesi disangrai diberi kode PC, sehingga dapat dilakukan uji subyektif dan uji obyektif setelah
melakukan uji tersebut dapat dilakukan analisis untuk mengetahui kualitas dari pindakaas biji trembesi yang dibuat dengan kondisi proses berbeda dilihat dari aspek
inderawi dan aspek objektif dan untuk mengetahui kualitas pindakaas hasil eksperimen terbaik. Skema desain dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Populasi Eksperimen
Sampel Eksperimen
Kelompok Eksperimen biji trembesi
A direbus B dikukus
C disangrai
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
Pindakaas Kacang Tanah PA PB
PC
Penilaian Kualitas Penilaian kualitas
ji Kualitas Subjektif Uji Kualitas Objektif Uji kualitas Subjektif Uji kualitas Objektif
Data uji kualitas Data Uji Kualitas
Analisis data Analisis Data
Hasil Analisis Data Hasil Analisis Data
Analisis T test Hasil analisis
Gambar 4. Skema Desain Eksperimen
3.2.3 Tahap-Tahap Pelaksanaan Eksperimen