Prediksi Kemungkinan Hasil Eksperimen

suhu 45°C. Dengan pengadukan yang rutin sehingga menghasilkan pindakaas yang kental dan homogen, jika suhu kurang dari 103°C dan cara pengadukan kurang rutin tetapi dibatasi maka tekstur pindakaas kurang homogen walaupun suhu sudah sesuai dengan ketentuan namun jika pengadukan terlalu cepat maka akan menimbulkan gelembung-gelembung yang dapat merusak tekstur pada penampakan akhir yaitu tidak dapat homogen. Demikian pula bila pengadukan berhenti akan menimbulkan kegosongan, aroma kurang khas dan rasanya besar kemungkinan akan pahit.

2.1.3.3 Prediksi Kemungkinan Hasil Eksperimen

Perlakuan awal pada biji trembesi yaitu direbus dan dikukus pada pembuatan pindakaas kemungkinan menghasilkan pindakaas dengan warna coklat karena reaksi pencoklatan non enzimatis khususnya reaksi karamelisasi. Aroma pindakaas didapat dari bahan-bahan yang digunakan yaitu beraroma biji trembesi tapi masih beraroma langu. Tekstur dari pindakaas biji trembesi adalah lunak karena dipengaruhi oleh perbandingan bahan yang digunakan, cara pencampuran adonan dan pemasakan. Rasa dari pindakaas biji trembesi adalah manis, gurih tapi kurang muncul rasa biji trembesinya. Penyangraian pada biji trembesi menghasilkan warna coklat atau telah memenuhi kriteria pindakaas yang baik karena proses pencoklatan non enzymatis dan proses karamelisasi. Aroma biji trembesinya lebih muncul karena disangrai sehingga aktivitas airnya berkurang. Tekstur yang dihasilkan kental dan homogen karena pengaruh dari proses pemasakannya yang meliputi suhu, cara pengadukan dan waktu. Rasa pindakaas biji trembesi adalah manis dan gurih.

2.2 Kerangka Berpikir

Biji trembesi banyak dijumpai di pasar tradisional dan mudah diperoleh masyarakat karena tanaman ini berbuah tanpa mengenal musim. Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk memanfaatkan biji trembesi sebagai alternatif pengganti kacang tanah dalam pembuatan pindakaas karena biji trembesi memenuhi kriteria sebagai bahan pengganti pindakaas, biji trembesi lebih murah dapat juga dijadikan alternatif alasan kesehatan sehingga baik bagi yang ingin memenuhi kebutuhan protein. Hasil pengujian di Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Semarang dengan menggunakan uji Kjentec Automatic, biji trembesi yang telah disangrai dan di buat tepung dalam 100 gram mengandung protein yang cukup besar 44,4 Sri Kamtini, 2001. Dengan demikian biji trembesi sebenarnya mengandung protein yang cukup tinggi dibanding kacang tanah, selain itu biji trembesi harganya relatif murah hanya saja masyarakat belum begitu banyak yang mengetahuinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti ingin mencoba menganekaragamkan bahan dasar pindakaas dengan bahan dasar biji trembesi. Biji trembesi merupakan biji dari pohon trembesi, biji ini tumbuh secara liar dan belum di manfaatkan secara optimal. Orang memanfaatkannya hanya sebagai makanan ringan dengan cara disangrai. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang belum mengetahui kandungan gizi dari biji trembesi maupun manfaatnya. Selain itu dalam pembuatan