kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan yaitu 3 set. Untuk lebih jelas program latihan dapat dilihat pada lampiran 9 hal 63.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala
yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap
subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, untuk penelitian ini menggunakan metode
eksperimen, pada pola yang digunakan adalah Matching Subject Design yang selanjutnya disebut dengan pola M – S. Subject matching sudah tentu sekaligus group
matcing, karena hakekatnya subject metching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan-pemisahan pasangan-pasangan subyek pair of subjects masing-masing
ke grup eksperimen dan grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup itu Sutrisno Hadi, 2004 : 511.
Eksperimen dengan pola matching by subject desgn pada prinsipnya ada tiga cara pairing yaitu : 1. Nominal Pairing, 2. Ordinal pairing, 3. Combinednominal and
ordinal pairing Sutrisno Hadi, 2004 : 512. Dalam penelitian ini untuk menyeimbangkan kedua kelompok tersebut dengan cara subject matching ordinal
pairing, yaitu subyek yang hasilnya setingkat, kemudian anggota-anggota tiap pasang dipisah yang seorang ke grup eksperimen dan seorang lagi ke grup kontrol Sutrisno
Hadi, 2004 : 512. Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan grup
eksperimen I dan grup eksperimen II, maka grup kontrol diganti dengan grup eksperimen II dan grup eksperimen diganti dengan grup eksperimen I.
Untuk memperoleh data-data yang sesuai peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala
yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap
subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya.
D. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik. Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dimasukkan tabel, yaitu tabel perhitungan
statistik sebagai berikut.
Tabel 1 PERSIAPAN PERHITUNGAN STATISTIK
No. Pasangan Subyek
X
a
X
b
D X
a
- X
b
d D – MD
d
2
1 2 3 4 5 6 7
1. 2.
3. 4.
5.
dst ΣN
ΣX
a
ΣX
b
ΣD Σd
Σd
2
Keterangan : X
b
: Hasil tes akhir kelompok eksperimen I Xa
: Hasil tes akhir kelompok eksperimen II D
: Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d : Deviasi perbedaan
d
2
: Kuadrat dari deviasi perbedaan ΣN : Jumlah pasangan subyek
Cara pengisian kolom : 1. Catat nomor-nomor subyek pada kolom 1
2. Pasangan subyek pada kolom 2 3. Nilai kelompok eksperimen II pada kolom 3
4. Nilai kelompok eksperimen I pada kolom 4 5. Selisih nilai X
b
dan X
a
pada kolom 5 6. Selisih antara D dan mean perbedaan pada kolom 6
7. Kuadrat dari deviasi mean perbedaan pada kolom 7 Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-tes sebagai berikut:
1
2
− Σ
= N
N d
MD t
N D
MD Σ
= Dan harus diketahui bahwa :
Σd = X
a
– X
b
Σd = 0 Keterangan :
MD = Mean perbedaan Σd
2
= Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean
N = Jumlah pasangan atau subyek Sutrisno Hadi, 2004 : 487.
Uji hipotesis kerja I yang menyatakan “Ada pengaruh latihan single multiple
jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 20062007” dan Uji
hipotesis kerja II yang menyatakan “Ada pengaruh latihan double multiple jump
terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 20062007” diubah menjadi
hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh latihan single multiple jump dan
double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepak bola pada siswa ekstra kurikuler sepak bola SMA N 8 Semarang Tahun 20062007. Diuji
dengan taraf signifikan 5 dan db = 14
Uji hipotesis kerja III yang menyatakan “Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan
single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
SMA N 8 Semarang Tahun 20062007”. Hasilnya digunakan membedakan mean kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kemudian hasil uji hipotesis
kerja I dan II terbukti kebenarannya. Perhitungan statistik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 hal 60.
E. Langkah – Langkah Penelitian
1. Tahap Persiapan
Setelah mendapat surat ijin penelitian dari FIK, peneliti menghadap kepala sekolah SMA N 8 Semarang untuk meminta ijin mengadakan penelitian dengan
melampirkan surat ijin penelitian dari DINAS PENDIDIKAN kota Semarang di sekolah tersebut. Setelah mendapat ijin peneliti menghubungi guru pembina
ekstrakurikuler sepakbola untuk meminta ijin tentang penggunaan siswanya sebagai subyek penelitian. Setelah didata, penulis mengambil sampel semua siswa kelas dua
yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 30 siswa 2.
Tes Awal Tes awal dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2006 mulai pukul 15.00 WIB
sampai selesai di lapangan sepakbola PGSD UNNES Karang Anyar Ngaliyan Semarang. Tujuan diadakan tes awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal
siswa ekstra kurikuler sepakbola dalam melakukan tendangan jauh sebelum diberi perlakuan. Dalam pelaksanaan tes awal penulis dibantu oleh 10 orang yang
sebelumnya telah diberi penjelasan tes awal tersebut. Sedangkan alat yang digunakan dalam pelaksanaan tes awal ini yaitu 3 buah bola, meteran, kapur, cone, alat tulis.
Sebelum melakukan tes awal, anak diberi penjelasan mengenai jalannya tes awal tersebut. Langkah-langkah pelaksanaan tes awal adalah sebagai berikut :
a. Setiap
testee didipanggil satu-persatu menurut nomor tes masing-masing. b.
Testee yang dipanggil masuk ke lapangan dan berdiri di belakang bola.
c. Testee melakukan tendangan menggunakan awalan, bola dalam keadaan diam
dan menendang sejauh-jauhnya sebanyak 3 kali tendangan. d.
Nilai yang diambil adalah hasil dari tendangan yang terjauh. Dari tes awal ini, sampel yang berjumlah 30 orang dipasang-pasangkan menjadi
15 pasang. Kemudian membagi sampel menjadi dua kelompok, yang kemudian diberi nama kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Setelah terbentuk 2
kelompok, kemudian diadakan undian untuk menentukan bentuk latihan dari masing- masing kelompok. Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan, kelompok
eksperimen I diberi perlakuan latihan. single multiple jump dan kelompok eksperimen
II diberi perlakuan untuk latihan double multiple jump.
3. Pelaksanaan Latihan
Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan berulang- ulang dan yang kian hari jumlah beban latihan kian bertambah Tohar, 2002 : 1.
Pada prinsipnya latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola, dengan latihan loncat satu tungkai,
dengan demikian diterapkan frekuensi latihan 3 kali satu minggu sebanyak 14 kali pertemuan. Setiap pertemuan beban latihan ditambah dalam jumlah repetisinya mulai
dari 8 kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan yaitu 3 set.
Latihan awal dimulai dari 8 kali karena 80 dari kemampuan maksimal dari 10 kali loncatan dengan jarak kurang lebih 25 meter sampai 30 meter. Tetapi dalam
penelitian ini latihan yang dilakukan hanya selama 14 kali pertemuan bukan 16 kali
pertemuan, dikarenakan selama 14 kali pertemuan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan, sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah
latihan yang dilaksanakan selama 4 minggu sesuai dengan batas waktu minimal latihan menurut Bompa, 1994 : 61
Latihan ini dimulai pukul 15.00 WIB sampai selesai. Kegiatan ini meliputi tiga bagian pokok yaitu :
a. Pemanasan atau
Warming Up Pemanasan tubuh atau warming-up itu penting dilakukan sebelum berlatih,
tujuan pamanasan ialah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh, guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat. Selain itu juga untuk
menghindari diri dari kemungkinan cidera, meningkatkan metabolisme tubuh, mengkoordinasikan gerakan yang mulus, menyesuaikan diri organ tubuh untuk
bekerja lebih berat, dan kesiapan mental agar kian meningkat. Pemanasan yang dilakukan dalam latihan ini meliputi : lari keliling lapangan,
stretching, latihan kekuatan dan peregangan.
b. Latihan Inti
Latihan inti di sini adalah bentuk latihan yang diteliti untuk dibandingkan. Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan
single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen I, dan latihan
double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen II.
c. Pelemasan atau
Cooling Down Pelemasan ini ditujukan untuk memulihkan tubuh ke kondisi sebelum latihan,
sehingga ketegangan-ketegangan otot akan berkurang secara berangsur-angsur ke keadaan semula agar tidak ada keluhan sakit setelah latihan.Selain pelemasan
atau penenangan yang merupakan aktivitas tubuh, penulis mengadakan koreksi secara klasikal dan secara individual tentang latihan yang telah dilakukan.
4. Tes Akhir Setelah menjalani latihan selama 4 minggu dengan 14 kali pertemuan, peneliti
mencoba mengambil tes data akhir dan hasil dari tes tersebut sudah menunjukkan terjadinya perubahan hasil tendangan jauh, sehingga hasil tes tersebut peneliti ambil.
Pada tanggal 14 Agustus 2006 dijadikan tes akhir oleh peneliti, tes akhir yang dilakukan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan pada tes awal dengan
tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh tiap-tiap anak dari masing-masing kelompok setelah melakukan latihan.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan cara mengatasi