10
b. Faktor-faktor menyontek
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek adalah:
1 Malas belajar Siswa malas berusaha karena merasa usaha apa pun yang dilakukan
tidak akan banyak berperan dalam pencapaian hasil yang diharapkan Sujana dan Wulan, 1994:2. Siswa yang memiliki konsep diri negatif akan
merasa pesimis dan tidak percaya pada kemampuan dirinya Brooks dan Emmert dalam Rahmat, 2000:105, sehingga malas berusaha karena merasa
dirinya tidak kompeten dan tidak akan mampu mencapai prestasi yang diharapkan.
2 Ketakutan mengalami kegagalan dalam meraih prestasi Perasaan tidak kompeten atau bahkan bodoh pada siswa yang
memiliki konsep diri negatif akan membuatnya merasa bahwa dirinya akan gagal Susana, 2006:25. Munculnya gambaran akan kegagalan dalam meraih
prestasi belajar nilai yang baik membuat individu khawatir. Ketakutan terhadap suatu kegagalan dihindari dengan melakukan perbuatan menyontek Gibson
dalam Sujana dan Wulan, 1994:2. 3 Tuntutan dari orang tua untuk memperoleh nilai baik
Pandangan orang tua tentang penampilan, kemampuan, dan prestasi anak akan mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya, atau dengan
kata lain akan mempengaruhi konsep dirinya Hurlock, 1999:132. Harapan orang tua yang terlalu tinggi membuat anak cenderung gagal. Kegagalan yang
dialami dapat mempengaruhi konsep diri anak dan menjadi dasar dari perasaan rendah diri dan tidak mampu. Misalnya jika orang tua menganggap nilai
11 akademis sama dengan kemampuan, orang tua akan mengharapkan anaknya
mendapat nilai yang bagus tanpa berpikir sejauhmana pelajaran yang telah diserap oleh sang anak. Tuntutan orang tua semacam itu dapat menimbulkan
keinginan pada anak untuk menyontek. Sedangkan Menurut Smith 1971 yang dikutip oleh Abdullah Alhadza
2001 menemukan bahwa motivasi untuk berprestasi atau ketakutan untuk gagal dan keputusan moral merupakan alasan yang signifikan seseorang untuk
melakukan menyontek. Menurut Abdullah Alhadza 2001 alasan seseorang melakukan menyontek antara lain adalah sebagai berikut:
1 Terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan menyontek dimana pada awalnya dia tidak memiliki niat.
2 Soal ujian yang buku sentris yang hapalan memaksa untuk membuka buku saat ujian.
3 Merasa dosen atau guru kurang adil dalam penelaian. 4 Pengawasan yang tidak ketat.
5 Takut gagal. 6 Ingin mendapatkan nilai tinggi.
7 Tidak percaya diri. 8 Terlalu cemas dalam menghadapi ujian sehingga tidak ingat tentang apa
yang dia pelajari sehingga terpaksa membuka buku atau bertanya kepada teman.
9 Merasa sudah sulit menghafal mengingat faktor usia, sementara soal yang dibuat penguji menekankan pada kemampuan ingatan.
10 Mencari jalan pintas dengan pertimbangan dari pada mempelajari sesuatu yang belum tentu keluar dalam ujian lebih baik mencari bocoran soal.
12 11 Menganggap sistem penilaian tidak obyektif, sehingga pendekatan pribadi
terhadap guru lebih efektif dibandingkan dengan belajar. 12 Yakin bahwa guru tidak memeriksa tugas mereka.
Menurut Eric Digest 2000:2 dalam jurnal yang berjudul Academic Dishonesty and the Community College dikatakan bahwa faktor yang
dikategorikan mempengaruhi cheating dalam pendidikan antara lain adalah; karakteristik individu, group teman sebaya, pengajar dan kebijaksanaan lembaga
pendidikan.
c. Bentuk-bentuk menyontek