Sistem Among dalam Pembelajaran

29 kemajuan. Oleh karena itu, anak-anak harus dapat berkembang sewajarnya dengan arahan pamong. Lebih lanjut Ki Iman Sudiyat 1987: 03 mengungkapkan bahwa hakekat pamong dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Guru-pengajar yang mendidik; 2. Pendidik yang membentuk dan membina cipta-rasa-karsa anakpeserta didik senafas-seirama dengan kodrat-bakat-pembawaan anakpeserta tersebut; 3. Pembina jiwa merdeka-bersahaja, integritas insan budaya melalui contoh- teladan konkrit berwahana Ajaran Trilogi Kepemimpinan : “Ing Ngarsa Sung Tuladh a” – “Ing Madya Mangun Karsa” – “Tut Wuri Handayani” bersumberkan Kepribadian si Pamong.

2. Sistem Among dalam Pembelajaran

Sistem among adalah cara yang dipakai dalam Tamansiswa dengan maksud mewajibkan para guru supaya mengingat dan mementingkan kodrat iradatnya peserta didik sengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya. Oleh karena itu alat perintah, paksaan, dan hukuman yang biasa terpakai dalam pendidikan jaman dahulu harus digantikan dengan aturan yang memberi tuntunan dan menyokong pada peserta didik. Mochammad Tauchid 2004: 49-50 menjelaskan bahwa dalam sistem among pengajaran berarti mendidik peseta didik akan menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya dan merdeka tangannya. Guru memberikan pengetahuan yang perlu dan baik akan tetapi harus juga mendidik peserta didik dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Cara yang demikian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membina disiplin pribadi dan 30 mengembangkan dirinya secara wajar melalui pengalaman, pemahaman, dan usahanya sendiri. Dalam Majelis Ibu Pawiyatan Tamansiswa dan Tim Sistematisasi Ajaran Hidup Tamansiswa 1979: 18-19 ada lima pedoman pelaksanaan sistem among dalam pembelajaran, yaitu: a. Sistem among adalah perwujudan dari sikap dan laku yang dijiwai asas kekeluargaan, kemerdekaan dan pengabdian dengan mengingat kodrat dan iradat serta menempatkan peserta didik sebagai objek dan juga subjek. b. Sistem among membangkitkan jiwa merdeka dan rasa tanggung jawab dengan menjalin hubungan batin antara guru dan peserta didik atas dasar saling menghargai. c. Sistem among menumbuhkan dan membuka kesempatan bagi peserta didik dan guru untuk berkreasi dan berprestasi serta membina kemampuan diri yang berguna bagi dirinya, bangsanya dan manusia pada umumnya. d. Sistem among menciptakan suasana gembira dalam belajar dan bekerja sehingga menarik dan menyenangkan bagi peserta didik dan guru. e. Sistem among merupakan kebulatan sikap dan laku yang tercermin dalam tutwuri handayani, ing madya mangun karsa, dan ing ngarsasung tuladha. Dalam sistem among, pendidik harus memiliki jiwa among yaitu kekeluargaan, manusawi dan bijaksana. Ki Suratman 1991: 10 megungkapkan bahwa salah satu cermin guru dalam sistem among adalah bersikap laku among. Beberapa sikap laku among adalah sebagai berikut: a. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. b. Menempatkan peserta didik sebagai subjek dan objek dalam proses pendidikan. c. Memperhatikan sifat kodrati peserta didik sesuai dengan tahap-tahap perkembangan raga dan jiwanya. d. Selalu siap untuk menjadi teladan dalam segala perilaku berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. e. Bersikap tutwuri handayani f. Tugas mendidik dilaksanakan dengan penuh pengabdian. 31 Ki Suratman 1990: 35 mengungkapkan bahwa dalam sistem among pribadi dan peran guru sangat penting karena gurulah yang akan bersikap laku among. Sikap laku among itulah yang merupakan ciri dan mewarnai sistem tersebut. Melalui sikap laku among peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kreativitas sesuai aspirasinya dan dapat memperkuat rasa percaya diri akan kemampuannya. Dengan demikian pamong akan bertindak demokratis dan peserta didik akan menjadi manusia yang merdeka pikirannya dan merdeka perbuatannya. Sementara itu untuk pengawasannya Van Meter dan Van Horn H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, 2008:214 mengungkapkan bahwa pengawasan dan kontrol dilakukan dari struktur yang ada di atas terhadap struktur yang ada di bawahnya. Namun, dalam pelaksanaanya terkadang terdapat kendala dalam mengupayakan tujuan sehingga hasil yang didapat kurang memuaskan.

C. Penelitian yang Relevan