16 keselarasan nilai yang dikembangkan terhadap kehidupan anak didik pada
segi kognitif, afektif, konatif, kreativitasnya dan segi fisik sehingga peserta didik tidak akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.
Pandangan yang demikian itu, membuat Ki Hadjar Dewantara tidak memandang perguruan atau sekolah sebagai lembaga yang memiliki orientasi
mutlak dalam proses pembentukan karakter anak. Justru Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai suatu proses yang melibatkan unsur-unsur
lain di luar sekolah. Tiap-tiap pusat harus mengetahui kewajibannya masing- masing, atau kewajibannya sendiri-sendiri dan mengakui hak pusat-pusat
lainnya yaitu lingkungan keluarga untuk mendidik budi pekerti dan perilaku sosial. Lingkungan sekolah sebagai balai wiyata bertugas mencerdaskan
cipta, rasa, dan karsa secara seimbang. Sedangkan lingkungan masyarakat dan gerakan pemuda untuk melakukan penguasan diri dalam pembentukan
watak dan karakter.
2. Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara
Tujuan pendidikan Tamansiswa tercantum dalam Piagam dan Peraturan Besar Tamansiswa Keputusan Kongres XX Persatuan Tamansiswa 2011
pasal 13 yaitu: Tujuan pendidikan di Perguruan Tamansiswa ialah membangun anak
didik untuk menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani
dan rokhani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada
umumnya. Majelis Luhur Tamansiswa, 2011: 8
17 Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa membangun manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah melalui pendidikan mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sehingga mampu meningkatkan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Membangun manusia merdeka lahir batin
maksudnya melalui pendidikan para lulusan mampu hidup disipiin, berpikir dan berbuat positif, dan menggunakan hak asasinya seimbang dengan
kewajibannya. Membangun manusia yang luhur akal budinya maksudnya melalui pendidikan lulusan akan selalu berpikir positif, berperasaan halus,
peka, tenggang rasa serta mampu mengendalikan diri. Membangun manusia yang cerdas dan berketerampilan maksudnya melalui pendidikan lulusan
mampu memutuskan segala masalah secara cepat dan tepat, serta memiliki kecakapan hidup sesuai bakat dan kemampuannya. Membangun manusia
yang sehat jasmani dan rohani maksudnya melalui pendidikan lulusannya akan sehat jasmani dan rohani, kebal dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan jasmani dan rohani. Rumusan tersebut menjadi pedoman kegiatan pendidikan Tamansiswa dalam semua tingkatannya.
3. Asas Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara
Tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara berkaitan erat dengan upaya membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang manusiawi.
Sehubungan dengan pembentuk pribadi peserta didik tersebut, Ki Hadjar Dewantara I. Djumhur dan H. Danasaputra, 1976: 174 mengajukan lima
18 asas pendidikan yang dikenal dengan sebutan Pancadharma yaitu kodrat
alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. a.
Kodrat Alam Fudyartanta 1998: 151 mengungkapkan bahwa asas kodrat alam
mengandung arti bahwa hakikat manusia adalah bagian dari alam semesta. Asas ini juga menegaskan bahwa setiap pribadi peserta didik di
satu sisi tunduk pada hukum alam akan tapi di sisi lain dikaruniai akal budi yang potensial baginya untuk mengelola kehidupannya. Sementara
itu, Ki Soeratman 1983: 11 mengungkapkan bahwa dasar kodrat alam memberikan keyakinan akan adanya kekuatan kodrati pada manusia
makhluk Tuhan sebagai bekal dasar yang perlu untuk tumbuh demi kemajuan hidupnya sehingga manusia dapat mengusahakan keselamatan
dan kebahagiaan hidup lahir batin baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat. Moesman Wiryosentono 1985: 19 mengungkapkan bahwa
kodrat alam diartikan sebagai manifestasi kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, diperhatikan dan dipentingkan dalam memberikan pengajaran dan
pendidikan sehingga melahirkan manusia utuh jasmani dan rohani serta tidak terpecah-pecah untuk kesempurnaan hidupnya. Berdasarkan konsep
asas kodrat alam ini, Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa pelaksanaan pendidikan
berasaskan akal-pikiran manusia
yang berkembang dan dapat dikembangkan. Secara kodrati, akal pikiran
manusia itu dapat berkembang. Namun, sesuai dengan kodrat alam juga akal pikiran manusia itu dapat dikembangkan melalui perencanaan yang
19 disengaja dan sistematik. Pengembangan kemampuan berpikir manusia
secara disengaja itulah yang dipahami dan dimengerti sebagai pendidikan. Sesuai dengan kodrat alam, pendidikan adalah tindakan yang
disengaja dan direncanakan dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik yang dibawa sejak lahir.
b. Kemerdekaan
Fudyartanta 1998: 151 mengungkapkan bahwa asas kemerdekaan mengandung arti bahwa kehidupan hendaknya sarat dengan kebahagiaan
dan kedamaian. Dalam khasanah pemikiran Ki Hadjar Dewantara asas kemerdekaan berkaitan dengan upaya membentuk peserta didik menjadi
pribadi yang memiliki kebebasan yang bertanggungjawab sehingga menciptakan keselarasan dengan masyarakat. Asas ini bersandar pada
keyakinan bahwa setiap manusia memiliki potensi sebagai andalan dasar untuk menggapai kebebasan yang mengarah ke kemerdekaan. Oleh
karena itu, pendidikan harus luas dan luwes. Luas berarti memberikan kesempatan yang selebar-lebarnya kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi-potensi dirinya seoptimal mungkin, sementara luwes berarti tidak kaku dalam pelaksanaan metode dan strategi
pendidikan. Hal tersebut dipertegas Ki Soeratman 1983: 11 bahwa syarat pokok adanya tiap usaha pendidikan adalah keyakinan.
Moesman Wiryosentono 1990: 10-11 juga mengungkapkan bahwa manusia merdeka adalah manusia yang memiliki nilai-nilai hidup
merdeka seperti berikut.
20 1
Percaya pada diri sendiri 2
Dapat mengatur atau mengendalikan diri sendiri 3
Dapat menentukan nasibnya sendiri 4
Berjiwa demokratis 5
Dapat menhormati kemerdekaan orang lain 6
Dapat secara bersama-sama mempertahankan kemerdekaan yang hendak dirusak pihak lain
7 Dapat bersama-ama dengan orang lain memelihara tertib-damainya
hidup bersama 8
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku dan bertumbuh di masyarakat
9 Dapat berbuat sesuatu yang berguna tidak hanya bagi diri pribadi,
lingkungan keluarga, juga terhadap masyarakat 10
Dapat berlaku jujur terhadap dirinya, masyarakat, dan Tuhan 11
Berani bertindak untuk memperbaiki keadaan 12
Tegas dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan 13
Teguh dalam pendirian dan ikhlas dalam berbuat 14
Arif dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan 15
Hidup sederhana dan seang berhemat 16
Memiliki rasa arga diri dan rasa malu untuk berbuat pelanggaran Dalam dunia pendidikan kemerdekaan merupakan syarat untuk
dapat membantu perkembangan potensi dari peseta didik. Peserta didik akan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan merdeka. Hal ini berarti
bahwa peserta didik akan merdeka dalam cipta, rasa dan karsa sehingga dapat berkarya secara merdeka. Kemerdekaan itu tidak terlepas dari
batasan-batasan yang ada di lingkungan sekitar. c.
Kebudayaan Fudyartanta 1998: 152 mengungkapkan bahwa asas kebudayaan
bersandar pada keyakinan kodrati bahwa manusia adalah makhluk berbudaya. Artinya, manusia mengalami dinamika evolutif dalam
khasanah pembentukan diri menjadi pribadi yang berbudi pekerti. Ki Soeratman 1983: 12 juga menegaskan bahwa kebudayaan sebagai buah
budi dan hasil perjuangan manusia terhadap kekuasaan alam dan percaya
21 bahwa manusia sanggup mengatasi segala rintangan dan kesukaran
dalam hidup. Dalam konteks itu pula, pendidikan perlu dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai budaya sebab kebudayaan merupakan ciri khas
manusia. d.
Kebangsaan Fudyartanta 1998: 152 mengungkapkan bahwa asas kebangsaan
merupakan ajaran Ki Hadjar Dewantara yang amat fundamental sebagai bagian dari wawasan kemanusiaan. Ki Soeratman 1983:12 juga
menegaskan bahwa kebangsaan merupakan syarat untuk mencapai kemajuan lahir batin dan mengharuskan pendidikan bersendi kepada
peradaban bangsa sendiri. Asas ini hendak menegaskan bahwa seseorang harus merasa satu dengan bangsanya dan di dalam rasa kesatuan tersebut
tidak boleh bertentangan dengan rasa kemanusiaan. Dalam konteks itu pula, asas ini diperjuangkan Ki Hadjar Dewantara untuk mengatasi
segala perbedaan dan diskriminasi yang dapat tumbuh dan terjadi berdasarkan daerah, suku, keturunan atau pun keagamaan.
e. Kemanusiaan
Fudyartanta 1998: 152 mengungkapkan bahwa asas kemanusiaan hendak menegaskan pentingnya persahabatan dengan bangsa-bangsa lain.
Ki Soeratman 1983: 12 juga menegaskan bahwa kemanusiaan adalah kesadaran adanya keharusan dan kesanggupan manusia untuk
mengembangkan akal dan keluhuran budinya bagi diri sendiri dan masyarakat. Dalam konteks Ki Hadjar Dewantara, asas ini hendak
22 menegaskan bahwa manusia di Indonesia tidak boleh bermusuhan
dengan bangsa-bangsa lain. Asas ini boleh dipandang sebagai asas yang mendamaikan hudup, kehidupan maupun penghidupan umat manusia
B. Tinjauan tentang Konsep Sistem Among