Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional

n1=n2=30 subyek.

6. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel tergantung : inteligensi skala nominal. b. Variabel bebas : obes dan tidak obes menurut IMT skala nominal. c. Variabel perancu : status sosial ekonomi dan pendapatan orang tua, defisiensi nutrisi, pola makan, aktivitas fisik pendidikan orang tua skala nominal.

7. Definisi Operasional

a. Obesitas Obesitas adalah sebagai suatu keadaan terdapatnya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Obesitas merupakan hasil akhir dari ketidak seimbangan antara ambilan energi dengan keluaran energi karena adanya ambilan yang melebihi keluaran dan menghasilkan penimbunan dalam jaringan lemak dan disimpan sebagai cadangan energi tubuh Syarif dkk, 2010; Subardja dkk, 2010; Clement, 2003. Penentuan obesitas berdasarkan antropometri dapat di lakukan dengan menghitung indeks masa tubuh IMT Sjarif dkk, 2010. Indeks Masa Tubuh menjadi petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter Kgm2 Sjarif dkk, 2010; Nammi,2004. Interpretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena terdapat perbedaan commit to user lemak tubuh pada anak laki-laki dan perempuan. Disebut berat badan lebih bila IMT berada pada persentil ke- 85 hingga kurang dari persentil ke-95, disebut obesitas apa bila IMT lebih atau sama dengan persentil ke-95 Sjarif dkk, 2010; Reilly dkk,2002. b. Tidak obesitas Adalah anak dengan gizi lebih dengan BBTB persentil ke-85 sampai dengan kurang dari persentil ke-95, anak dengan gizi baik dengan BBTB persentil ke-5 sampai dengan kurang dari persentil ke-85, anak dengan gizi kurang dengan BBTB kurang dari persentil ke-3 sampai dengan kurang dari persentil ke-5 dan gizi buruk dengan BBTB kurang dari persentil ke- 3 tidak dimasukkan ke dealam penelitian. c. Inteligensi Adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus, kemampuan anak untuk berpikir konvergen dan divergen, berpikir secara abstrak, terarah, bertujuan dan rasional, kemampuan untuk menyatakan pengalaman-pengalaman, kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari dan belajar lebih baik, kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi baru serta kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya Legg, Hutter,2007. Inteligensi diukur dengan menggunakan CFIT Culture Fair Intelligence Test , tes inteligensi dilakukan oleh psikolog dari Unit Layanan Psikologi FK UNS. commit to user Dari hasil tes dapat dikatagorikan dalam kriteria: i. Intelegensi cerdas dengan skor 110-119 ii. Inteligensi normal atau lebih dengan skor IQ lebih dari 90-109. iii. Inteligensi di bawah normal dengan skor IQ kurang dari atau sama dengan 89 Bentuk yang tersedia berupa buku soal dan lembar jawaban yang terpisah. Aspek yang diukur adalah faktor kemampuan mental umum atau inteligensi. Tujuan tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau inteligensi sedangkan hasil pengukurannya disebut IQ Intelligence Quotient. d. Status sosial ekonomi dan pendapatan orang tua Adalah suatu kriteria yang berdasar pada penghasilan dan pengeluaran orang tua setiap bulan berdasarkan kriteria dari Asian Development Bank bahwa untuk negara-negara berkembang di asia rata-rata penghasilan kelas menengah adalah 5,2 juta rupiah sampai dengan 8 juta rupiah dengan pengeluaran sebesar 3,6 juta rupiah setiap bulan 4-10 US sehari. Untuk golongan menengah ke atas dengan penghasilan di atas 8 juta rupiah sebulan dengan pengeluaran di atas 4 juta rupiah sebulan 10-20US sehari Chun N 2010 . e. Defisiensi nutrisi dan pola makan Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberikan penjelasan mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok perpustakaan.uns.ac.id commit to user masyarakat tertentu. Pola makan disebut juga sebagai suatu cara seseorang atau sekelompok orang atau keluarga memilih makanan sebagai respon terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial Janssen A, 2011 Kebiasaan makan merupakan cara seseorang atau sekelompok individu memilih bahan makanan yang dikonsumsi sebagai respon terhadap faktor psikologis sosial dan budaya, kebiasaan makan dapat berubah disebabkan faktor pendidikan, kesehatan, lingkungan dan psikologis Faith MS. 2013 Defisiensi nutrisi merupakan keadaan yang terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila hal ini terjadi secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh akan mengalami kematian. Jika sebaliknya, terjadi kelebihan gizi, zat-zat gizi makanan yang dikonsumsi mengalami kelebihan maka secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas dan selanjutnya secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh akan mengalami kematian. Defisiensi nutrisi dapat disebabkan karena lualitas dan kuantitas makanan kurang baik, peningkatan kebutuhan terhadap nutrisi, perubahan daya dukung lingkungan Minicucci F, da Cunha MLRS, Sartori A 2009 . Kebiasaan makan dalam penelitian ini meliputi kebiasaan makan lebih dari 3 kali sehari dan kurang dari sama dengan 3 kali sehari. f. Aktivitas fisik Aktivitas fisik merupakan setiap usaha gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kesatuan otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya perpustakaan.uns.ac.id commit to user aktivitas fisik dapat menjadikan faktor risiko independen untuk terjadinya penyakit kronis Bates H, 2006 . Aktivits fisik pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam aktivitas fisik aktif dan kurang aktif meliputi : Aktitivitas fisik yang aktif : i. Lama bermain di luar rumah lebih dari 2 jam. ii. Menonton televisi kurang dari 2 jam. iii. Lama bermain komputer kurang dari 2 jam. iv. Sarana transportasi ke sekolah berjalan kaki,naik sepeda. v. Frekuensi olah raga 3 kali dalam satu minggu. Aktitivitas fisik yang kurang aktif : i. Lama bermain di luar rumah kurang dari 2 jam. ii. Menonton televisi lebih dari 2 jam. iii. Lama bermain komputer lebih dari 2 jam. iv. Sarana transportasi ke sekolah diantar mobil pribadi. v. Frekuensi olah raga kurang dari 3 kali dalam satu minggu atau tidak pernah vi. berolah raga sama sekali kecuali di sekolah. g. Pendidikan orang tua Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan dan pemberian sifat sosial kemanusiaan humanisme kepada makhluk hidup. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa orang tua dalam pergaulannya dengan anak-anak perpustakaan.uns.ac.id commit to user untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya menuju proses kedewasaan Ermisch J, Pronzato C. 2010. Pendidikan orang tua pada penelitian ini difokuskan kepada tingkat pendidikan sarjana strata-1,strata-2,strata-3 dan bukan sarjana meliputi Diploma-3,SMU.

8. Izin subyek penelitian