Kriteria obesitas Obesitas a. Definisi

7

BAB II KAJIAN ILMU

1. Obesitas a. Definisi

Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai suatu keadaan terdapatnya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Obesitas merupakan hasil akhir dari ketidak seimbangan antara ambilan energi dengan keluaran energi karena adanya ambilan yang melebihi keluaran dan menghasilkan penimbunan dalam jaringan lemak dan disimpan sebagai cadangan energi tubuh Syarif dkk, 2010; Subardja dkk; 2010 Clement, 2003. Sebagian besar obesitas pada anak terjadi karena interaksi faktor lingkungan seperti makan berlebihan dan atau kurangnya aktifitas fisik dengan faktor genetik obesitas primer. Hanya sebagian kecil 1 disebabkan oleh penyakit herediter familial atau bagian dari suatu penyakit tertentu obesitas sekunder Subardja dkk, 2010.

b. Kriteria obesitas

Secara klinis anak obesitas mudah dikenali karena mempunyai ciri-ciri yang khas, antara lain: wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap, leher relatif pendek, dada membusung dengan payudara membesar, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat, dan striae abdomen. commit to user Pada anak laki-laki bisa ditemukan penis yang tenggelam sehingga tampak kecil burried penis, dan ginekomastia. Pada kulit bisa didapatkan intertrigo, dermatitis moniliasis, dan acanthosis nigrican, serta jerawat. Anak yang obes dapat mengalami pubertas dini, genu valgum tungkai berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit Sjarif dkk, 2010; Subardja dkk, 2010. Diagnosis obesitas dapat di awali dengan anamnesis, di tanyakan kapan saat mulai timbulnya obesitas, riwayat tumbuh kembang yang mendukung obesitas endogen, keluhan mengorok snoring saat tidur, dan nyeri pinggul. Riwayat gaya hidup perlu digali mengenai pola makankebiasaan makan serta aktifitas fisis misalnya sering menonton televisi. Riwayat keluarga dengan obesitas menjadi pertimbangan kemungkinan adanya faktor genetik, disertai dengan adanya resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 Barlow, 2007; Jenvey VB. 2007. Penentuan obesitas berdasarkan antropometri dapat di lakukan dengan Sjarif dkk, 2010; : i. Membandingkan berat badan terukur dengan berat badan ideal menurut tinggi badan BBTB. Disebut obes bila BBTB di atas persentil 90 atau 120 di bandingkan berat badan ideal. ii. Mengukur tebal lipatan kulit TLK bisep, trisep, subskapular dan suprailiaka. Disebut obes bila TLK di atas persentil ke-85. iii. Menghitung indeks massa tubuh IMT. commit to user The international obesity task force IOTF tahun 1994. WHO tahun 1997, dan The Expert Committee on Guidelines for overweight in Adolescent Preventive Services merekomendasikan indeks massa tubuh IMT sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja Sjarif,2002. Indeks Massa Tubuh menjadi petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter; Kg m 2 Sjarif dkk, 2010; Nammi,2004; CDC 2007. Interpretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena terdapat perbedaan lemak tubuh pada anak laki-laki dan perempuan. Disebut berat badan lebih bila IMT berada pada persentil ke-85 hingga kurang dari persentil ke-95, disebut obesitas apa bila IMT lebih atau sama dengan persentil ke-95 Reilly dkk,2002; Sjarif dkk, 2010. Klasifikasi BMI menurut umur Underweight Kurang dari persentil ke-5 Normal Persentil ke-5 sampai dengan kurang dari persentil ke-85 Overweight Persentil ke-85 sampai dengan kurang dari persentil ke-95 Obesitas Lebih dari Persentil ke-95 Tabel 1. Klasifikasi BMI pada anak Healthy weight. 2009 Menurut Subardja dkk, 2010, berdasarkan penyebabnya obesitas dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu : i. Obesitas primer eksogen: suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang terjadi tanpa sebab penyakit secara jelas, tetapi semata-mata perpustakaan.uns.ac.id commit to user disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan lingkungan. Bentuk obesitas seperti ini paling sering didapatkan pada anak. ii. Obesitas sekunder endogenglanduler: merupakan suatu bentuk obesitas yang jelas awitannya atau timbulnya bersamaan sebagai bagian dari penyakit hormonal atau sindrom yang dapat dideteksi secara klinis. Lebih jarang terjadi pada anak dan hanya merupakan 1 obesitas pada anak. Obesitas sekunder, dapat berupa lesi struktural atau biokimia yang jelas seperti akibat kelainan kromosom, organ endokrin, penyakit infeksi, atau sama sekali sebabnya tidak diketahui.

c. Epidemiologi obesitas.