Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 25
Bab VI
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
A. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kreteria mengenai kualiikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
1. Standar Kompetensi Lulusan Domain Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Standar Kompetensi Lulusan Domain Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah dari berbagai sumber berbeda dalam informasi
dan sudut pandangteori yang dipelajarinya di sekolah, masyarakat, dan belajar mandiri.
3. Standar Kompetensi Lulusan Domain Pengetahuan Memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian.
B. Kompetensi Inti KI
Kompetensi Inti adalah gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
afektif, kognitif, dan psikomotor yang harus dipelajari peserta didik
26 | Buku Guru kelas X SMASMK
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Dengan kata lain, KI adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik
untuk setiap kelas melalui pembelajaran: 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya .
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KI pertama, menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, merupakan kompetensi spiritual yang berkaitan dengan
keimanan. Kompetensi dasar yang terkait keimanan dikelompokkan dalam kompetensi inti pertama.
KI kedua, memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru; merupakan kompetensi yang berkaitan dengan interaksi sosial kemasyarakatan. Kompetensi dasar yang terkait dengan kompetensi
sikap sosial kemasyarakatan dikelompokkan dalam kompetensi inti kedua.
KI ketiga, memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah; merupakan
kompetensi yang terkait dengan pengetahuan. Kompetensi dasar yang terkait dengan kompetensi pengetahuan dikelompokkan dalam
kompetensi inti ketiga.
KI, menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia; merupakan kompetensi yang terkait dengan
kemampuan berkomunikasi dan keterampilan. Kompetensi dasar yang terkait dalam ranah psikomotorikketerampilan dikelompokkan dalam
kompetensi inti keempat.
Meskipun keempat aspek yang tercakup dalam Kompetensi Inti tersebut merupakan satu kesatuan, namun dalam pengajarannya
tidaklah mudah. Seseorang yang dapat berperilaku menyimpang,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 27
belum tentu merasa telah melakukan tindakan yang menyimpang. Perilaku tersebut pasti didasari oleh pengetahan dan pengalaman yang
dimilikinya. Kematangan dan kedewasaan dalam berikir, bersikap dan berperilaku inilah merupakan hasil yang ingin dicapai.
Materi pokok umumnya kompetensi yang terkait dengan pengetahuan KI atau KD ketiga dan keterampilan KI atau KD keempat. Hal
ini dikarenakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan adalah kompetensi yang mudah diukur. Berbeda dengan kompetensi sikap,
kompetensi inti atau kompetensi dasar pertama dan kedua, relatif lebih sulit diukur. Namun dalam penguasaan kompetensi ketiga dan keempat,
kompetensi pertama dan kedua sangat berpengaruh.
Sebagai contoh, seseorang yang lurus menjaga kebenaran akan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dan menghindari jalan
pintasmenyontek. Karena bersungguh-sungguh, tentu penguasaan materi akan menjadi lebih baik.
Sebaliknya, pemahaman pengetahuan tentang pentingnya pengendalian diri akan lebih menguatkan sikap dan perilaku. Jadi,
meskipun kompetensi sikap tidak secara langsung tersirat dalam materi, namun dapat dilatih sebagai dampak pengiring dalam pembelajaran
kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi sikap merupakan kemampuan dalam menginternalisasi nilai-nilai dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh implementasi kompetensi sikap di antaranya adalah: 1. Kesungguhan dalam belajar dan menyelesaikan tugas, kejujuran,
pantang menyerah, dengan kata lain ‘belajar tidak merasa lelah.’ 2. Keterampilan memilah dan memutuskan mana yang prioritas dan
mana yang kemudian, kemampuan menunda kesenangan untuk hal yang lebih penting.
3. Kemampuan untuk saling menghormati, menghargai, toleransi, dan dapat bekerja sama.
4. Kemampuan untuk sportifjujur, mengakui kesalahan, dan terbuka terhadap masukan, mau mengalah dan memaafkan.
5. Kemampuan berempati dan mendengarkan dalam berkomunikasi.
C. Kompetensi Dasar