35
perawatan diri self-care, identitas gender gender identity, dan identitas budaya cultural identity. Dan faktor kelima yakni physical-
self yang termasuk gizi nutrition dan latihan exercise. Untuk
mengukur wellness
individu, digunakan
Wellness Evaluation of Lifestyle WEL yang diciptakan oleh Jane E. Myers.
Komponen-komponen dalam the Wheel of Wellness diuraikan dalam bentuk pernyataan di Wellness Evaluation of Lifestyle WEL. Terdapat
istilah lain dalam komponen wellness pada inventori Wellness Evaluation of Lifestyle WEL dengan di The Wheel of Wellness. Untuk
komponen kreativitas dan pemecahan masalah creativity and problem solving di Wellness Evaluation of Lifestyle WEL menjadi stimulasi
pengetahuan intellectual stimulation, kemudian komponen coping dan kesadaran emosi menjadi respon emosi emotional responsiveness.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa aspirasi karir memiliki definisi yaitu keinginan untuk mencapai tujuan atau posisi tertentu dalam
bidang karir. Keinginan dalam hal ini diwujudkan dengan niat, sikap, dan perilaku untuk mempersiapkan tujuan atau posisi yang diinginkan. Dalam
perwujudan tersebut dapat berupa usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan karir, serta motivasi dari dalam diri demi mencapai
tujuan yang diinginkan.
36
Perkembangan aspirasi karir pada mahasiswa ditunjukkan dengan harapan atau tujuan dari karir individu yang terdiri dari niat, sikap, dan perilaku. Niat
adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sikap merupakan orientasi pribadi seseorang ke arah tujuan, sedangkan perilaku
adalah rencana aktual dan strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, niat untuk mengejar cita-cita, hasrat, maupun ketetapan hati
terhadap tujuan merupakan aspirasi individu. Aspek yang terkait pada komponen sikap adalah impian, harapan atau cita-cita, ambisi dan ide-ide.
Komponen perilaku meliputi perencanaan aktual, strategi, kerja keras dan dedikasi dalam mencapai tujuan karir yang diinginkan. Aspirasi memainkan
peran penting dalam keputusan karir karena mereka mencerminkan tujuan dan niat yang mempengaruhi individu menuju tindakan tertentu.
Seseorang yang memiliki aspirasi karir yang tinggi akan senantiasa selalu memanfaatkan kesempatan yang ada, serta selalu berusaha dalam mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam mencapai suatu tujuan karir, pastinya diperlukan usaha untuk mencapainya. Hal ini yang kemudian menempatkan
aspirasi karir pada individu. Individu yang memliki aspirasi karir tinggi akan menunjukkan adanya perjuangan dalam melakukan suatu pekerjaan, karena
individu memiliki motivasi demi tercapainya karir yang diinginkan. Selain itu individu yang memiliki aspirasi karir tinggi akan mampu meningkatkan
kualitas diri dan bekerja keras guna memperoleh keberhasilan karir sesuai yang diinginkan. Sebaliknya apabila individu memiliki aspirasi karir yang
rendah maka individu akan memiliki perasaan tidak mampu dalam meraih
37
tujuan ataupun cita-cita yang diinginkan, serta mengganggap perjuangan yang selama ini telah dilakukan sebagai kegagalan tanpa ada usaha lebih guna
memperoleh tujuan karir yang diinginkan. Dalam menentukan karir terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, di
antaranya faktor kesehatan individu. Kesehatan yang dimaksud bukanlah sehat yang menunjukkan bahwa individu tersebut sedang tidak sakit ataupun sehat
yang terlihat dari fisik individu, melainkan sehat yang dipandang pula secara psikisnya sesuai dengan konsep wellness. Dalam mengambil suatu keputusan
karir, individu sudah dengan keputusan yang matang. Wellness adalah cara hidup individu yang berorientasi pada kesehatan secara menyeluruh tidak
hanya tidak sedang memiliki penyakit atau sedang sakit, melainkan sehat secara spiritual, fisik, psikis, dan sosial sehingga dapat memaksimalkan
potensi yang dimiliki menuju fungsi yang ideal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model The Wheel of Wellness
yang memiliki lima tugas hidup diantaranya yakni spiritual, pengarahan diri, kerja dan waktu luang, persahabatan, dan cinta. Kelima tugas hidup tersebut
diuraikan lebih rinci dalam 17 komponen diantaranya yakni 1 pemecahan masalah dan kreativitas, 2 rasa kontrol, 3 kesadaran emosi, 4 rasa humor, 5
pekerjaan, 6 waktu luang, 7 manajemen stress, 8 rasa berharga, 9 keyakinan realistik, 10 pertemanan, 11 cinta, 12 spiritual, 13 perawatan
diri, 14 identitas gender, 15 identitas budaya, 16 gizi, dan 17 olahraga. Berdasarkan komponen tersebut akan diketahui wellness individu secara
keseluruhan.
38
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Caroline Susanne Booth 2005 dalam disertasinya berjudul “The
Relationship among Career Aspiration, Multiple Role Planning Attitudes, and Wellness
” yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aspirasi karir, sikap perencanaan peran, dan wellness. Dalam penelitian Booth
2005: 152 menjelaskan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh Vecchione, 2000; Hotaling, 2001; Miller, 2002 menunjukkan bahwa
seseorang yang memiliki kematangan karir yang tinggi akan memiliki kesehatan holistik yang tinggi pula. Perencanaan karir merupakan hal yang
paling bertanggung jawab atas hubungan antara kesejahteraan dan kematangan karir. Dari hasil penelitian yang dilakukan Miller 2002 melaporkan korelasi
positif antara orientasi pemecahan masalah, pengambilan keputusan karir, komitmen terhadap karir, dan wellness. Hal ini menunjukkan bahwa wellness
memiliki dampak positif terhadap konstruksi kematangan karir yang merupakan beberapa proses dalam menentukan suatu pilihan karir. Namun
perbedaan aspirasi karir ditinjau dari wellness belum cukup diketahui di Indonesia, dan peneliti mencoba untuk mendalami tentang hal tersebut.
D. Hipotesis Penelitian