PERIODE IV 1992-2007 Hasil Penelitian

Yang mempunyai kantor cabang perusahaan sewa guna usaha atau perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan sewa guna usaha, dapat membuka kantor cabangkantor perwakilan dan menggunakan tenaga asing setelah memperoleh izinpersetujuan, dan rekomendasi dari Menteri Keuangan.

4. PERIODE IV 1992-2007

a. Dasar Hukum Lembaga Leasing 1 Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE- 29PJ.421992 Tentang Perlakukan Pajak Penghasilan Sewa Guna Usaha Leasing. 2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468KMK.0171995 perubahan KMK 2251 dan 1256 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Keputusan Menteri Keuangan. 3 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 398KMK.051999 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 298KMK.011997 Tentang Ketentuan Pemindah Tanganan Barang Modal Bagi Perusahaan Penanaman Modal Asing PMA Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Perusahaan Non PMAPMDN. 4 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 448KMK.0172000 Perusahaan Pembiayaan. 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 Perusahaan Pembiayaan. 6 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor Per-03BL2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah. b. Isi Pengaturan Periode ini untuk meningkatkan peran Perusahaan Pembiayaan dalam pembangunan nasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan di bidang Perusahaan Pembiayaan sehingga perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perusahaan Pembiayaan. Untuk mendukung kegiatan dunia usaha yang makin berkembang pesat, maka kemampuan dan kualitas pengelola lembaga pembiayaan perlu lebih ditingkatkan sehingga keuangan lainnya dapat menunjang peningkatan efisiensi kegiatan perekonomian nasional secara sehat. Berhubungan dengan hal itu perlu mengubah beberapa ketentuan mengenai tata cara pendirian dan perizinan serta pengawasan lembaga pembiayaan. c. Bentuk Hukum Lembaga Pembiayaan Perusahaan pembiayaan didirikan dalam bentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau Koperasi. d. Bidang Usaha Perusahaan pembiayaan melakukan kegiatan usaha: 1 Sewa Guna Usaha; 2 Anjak Piutang; 3 Usaha Kartu Kredit; 4 Pembiayaan Konsumen. e. Batasan Periode ini mempunyai batasan yaitu apabila perusahaan pembiayaan tidak melakukan kegiatan usaha, Menteri mencabut izin usaha perusahaan pembiayaan yang bersangkutan. Berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan di lakukan oleh Menteri. Pelaksanaan pengawasan lembaga pembiayaan kecuali Perusahaan Modal Venture dilakukan oleh Departemen Keuangan dengan di bantu oleh Bank Indonesia. f. Pengawasan dan Pembinaan Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan pembiayaan. g. Permodalan Modal Disetor Jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib Perusahaan Pembiayaan yang melakukan satu atau lebih kegiatan sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen ditetapkan sebagai berikut: 1 Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp. 10.000.000.000,- sepuluh milyar rupiah; 2 Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp. 25.000.000.000,- dua puluh lima milyar rupiah; 3 Koperasi sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,- lima milyar rupiah. h. Kegiatan Sewa Guna Usaha Kegiatan Sewa Guna Usaha dilakukan bentuk pengadaan barang modal bagi Penyewa Guna Usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang tersebut. i. Tata Cara Pendirian 1 Warga Negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia; 2 Badan usaha asing dan warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia usaha patungan. j. Lampiran Ijin Menteri Untuk memperoleh izin usaha harus ada lampiran ijin menteri antara lain: 1 Akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang; 2 Data direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas; 3 Data pemegang saham atau anggota; 4 Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi, dan personalia; 5 Bukti pelunasan modal disetor minimum dalam bentuk deposit berjangka pada salah satu bank umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima setoran; 6 Rencana kerja untuk 2 dua tahun pertama; 7 Bukti kesiapan operasional; 8 Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan patungan. k. Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi perusahaan pembiayaan yang telah memperoleh izin usaha untuk melakukan lebih dari satu kegiatan termasuk kegiatan modal venture sebelum keputusan ini ditetapkan, wajib memilih untuk menjadi Perusahaan Pembiayaan atau perusahaan Modal Venture. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan Pembiayaan dapat melalukan pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah yang di atur dalam Keputusan Menteri tersendiri. l. Kantor Cabang Pembukaan kantor cabang perusahaan pembiayaan hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri. m. Lembaga Pembiayaan Syariah Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan pembiayaan dapat melakukan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. Ketentuan tentang kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah di atur dalam Keputusan Menteri sendiri.

5. Periode V 2008-Sekarang