Periode V 2008-Sekarang Hasil Penelitian

Prinsip Syariah. Ketentuan tentang kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah di atur dalam Keputusan Menteri sendiri.

5. Periode V 2008-Sekarang

a. Dasar Hukum Lembaga Leasing 1 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 255PMK.032008 Tentang Penghitungan Besarnya Angsuran pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Lainnya yang berdasarkan Ketentuan Di Harus kan Membuat Laporan Keuangan Berkala Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. 2 Prepares No. 9 tahun 2009 Lembaga Pembiayaan. 3 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Pr- 03BL2010 bentuk, susunan, dan penyampaian laporan keuangan Triwulan dan laporan kegiatan usaha. 4 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 11PMK.0112014 Tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang dan Bahan Untuk Memproduksi Barang DanAtau Jasa Guna Kepentingan Umum dan Peningkatan Untuk Tahun Anggaran 2014. 5 Peraturan OJK No. 29POJK.052014 Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. b. Isi Peraturan Periode ini untuk meningkatkan peran lembaga pembiayaan dalam proses pembangunan nasional, perlu didukung oleh ketentuan mengenai lembaga pembiayaan yang memadai. Berdasarkan dengan hal itu maka perlu menetapkan peraturan ketua badan susunan, dan penyampaian laporan keuangan triwulan dan laporan kegiatan usaha sementara perusahaan pembiayaan infrastruktur. Dalam rangka memberikan kerangka hukum yang memadai terhadap sumber pendanaan bagi perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, maka dipandang perlu untuk menetapkan peraturan bapepam dan lembaga keuangan tentang kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. c. Bentuk Hukum Lembaga Pembiayaan Berkaitan dengan bentuk hukum lembaga pembiayaan dimana perusahaan pembiayaan didirikan dalam bentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau Koperasi. d. Bidang Usaha 1 Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan meliputi: 2 Sewa Guna Usaha; 3 Anjak piutang; 4 Usaha Kartu Kredit; dan atau 5 Pembiayaan Konsumen. e. Batasan Dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk: 1 Giro; 2 Deposito; 3 Tabungan; 4 Bentuk lainnya yang dipersamakan. f. Pengawasan dan Pembinaan Menteri melakukan pengawasan dan pembinaan atas Lembaga Pembiayaan baik secara langsung maupun tidak langsung. g. Permodalan Modal Disetor Berkaitan dengan modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib dalam rangka pendirian Perusahaan Pembiayaan ditetapkan sebagai berikut: 1 Perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp. 100.000.000,00;- seratus miliar rupiah; 2 Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp. 50.000.000,00;- lima puluh miliar rupiah. h. Kegiatan Sewa Guna Usaha Kegiatan Sewa Guna Usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi Penyewa Guna Usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang tersebut. i. Lampiran Ijin Menteri Adapun lampiran ijin menteri antara lain: 1 Akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang; 2 Data direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas; 3 Data pemegang saham atau anggota; 4 Sistem dan prosedur kerja, struktur, organisasi, dan personalia; 5 Fotokopi bukti pelunasan modal disetor dalam bentuk deposito berjangka pada salah satu bank umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima setoran yang masih berlaku selama dalam proses pengajuan izin usaha; 6 Rencana kerja 2 dua tahun pertama; 7 Bukti kesiapan operasional; 8 Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan patungan; 9 Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah P4MN. j. Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi, merger, konsolidasi dan akuisisi wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 15 lima belas hari setelah merger, akuisisi, dan konsolidasi dilakukan. Merger, konsolidasi dan akuisisi di lakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. k. Kantor Cabang Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Pembiayaan hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri. Untuk dapat membuka Kantor Cabang, Perusahaan Pembiayaan harus memiliki ekuitas sekurang-kurangnya 50 lima puluh per seratus dari modal disetor berdasarkan laporan keuangan bulanan terakhir. Kantor Pusat dan Kantor Cabang dari Perusahaan Pembiayaan yang menggabungkan diri atau konsolidasi dapat diberlakukan sebagai Kantor Cabang Perusahaan Pembiayaan hasil Merger atau hasil Konsolidasi.

B. Analisis Kelembagaan Leasing Sebelum Tahun 1973