Pembangunan Pertanian Berbasis Subak

pemberdayaan mengandung arti bahwa upaya yang dilakukan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia baik secara pribadi maupun secara organisatoris dalam rangka memajukan usaha tani khususnya dan usaha –usaha lainnya yang erat kaitannya dengan sektor pertanian Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2007 . Beberapa langkah strategis dalam upaya pelestarian dan pemberdayaan subak adalah memperkuatmemperdayakan kelembagaan subak mulai pendekatan – pendekatan berikut : 1 peningkatan penyediaan pelayanan pendukung support services seperti kredit usaha tani yang mudah diakses tanpa prosedur yang berbelit – belit, informasi pasar, penyuluhan pertanian, 2 pelatihan dan pendidikan khususnya bagi para pimpinan subak dalam berbagai bidang seperti operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, pembukuanmanajemen keuangan, kepemimpinan, kewiraswastaan entrepeneurship, perkoperasian, 3 memfasilitasi pengembangan subak menjadi lembaga irigasi berorientasi agribisnis, agrowisata, dan ekowisata guna meningkatkan kemampuan finansialnya tanpa melalaikan tugas –tugas pokoknya sebagai pengelola air irigasi yang bercorak sosio –religius, 4 memfasilitasi kemitraan subak dengan desa adatdesa pekraman, koperasi, asosiasi perhotelan, asosiasi restoran dan lembaga –lembaga lain baik pemerintah maupun swasta sesuai kebutuhan, 5 bantuan pemerintah bagi subak yang benar-benar membutuhkan perbaikan jaringan irigasi yang rusak berat karena tidak dapat ditangani sendiri berdasarkan pendekatan partisipatoris, 6 pengakuan subak sebagai badan hukum agar bisa melakukan transaksi ekonomi dan mencari kredit di bank, melalui peraturan daerah Perda tanpa harus melalui prosedur yang kini masih dianggap memberatkan petani karena harus diproses melalui Pengadilan Negeri setempat. Langkah lainnya dalam pemberdayaan subak adalah dengan membatasi alih fungsi lahan, dapat dilakukan dengan :1 perencanaan tata ruang dan penggunaan tanah yang cermat dengan mempertimbangkan ketersediaan air, 2 pembuatan perangkat hukum atau peraturan yang melarang penggunaan sawah untuk usaha non pertanianpada tempat –tempat yang sudah jelas ditetapkan sebagai tempat konservasi sawah dengan penegakan hukum yang ketat, 3 bebaskeringanan pajak bagi petani anggota subak dan insentif lainnya untuk mendorong para petani tidak mengalih fungsikan sawahnya, untuk mewujudkan semua itu, maka tidak kalah pentingnya adalah melakukan penelitian mengenai subak dari berbagai aspeknya termasuk penelitian –penelitian mengenai kearifan lokal agar mendapat pemahaman yang lebih holistik Sutawan dalam Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi 2007 Melihat bahwa tantangan petani ke depan menuntut adanya berbagai usaha pemberdayaan terhadap petani anggota subak, yang harus dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Pemberdayaan subak diharapkan mampu menimbulkan sikap petani yang semakin loyal terhadap profesinya, mandiri dalam pengambilan keputusan dan memiliki wawasan ekonomisagribisnis. Pemberdayaan ini merupakan prasyarat dalam usaha pelestarian subak Gede Sedana, dalam Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi 2007.

2.3 Pengetahuan Petani Dalam Pembangunan Pertanian

Perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya, akan menimbulkan perbedaan pandangan dan kesadaran akan kebutuhan teknologi sebagai sarana menuju perbaikan kehidupan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada ditengah –tengah masyarakat tersebut. Suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi biasanya dibarengi dengan kesadaran akan kebutuhan hidup yang tinggi pula. Dengan adanya kesadaran akan kebutuhan tuntutan hidup yang tinggi lebih baik, timbul kesadaran akan pentingnya suatu teknologi yang dapat menciptakan perbaikan –perbaikan dalam kehidupan. Dengan demikian, suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan lebih mudah menyerap suatu teknologi yang diperkenalkan dan atau ditengah –tengah lingkungannya Dikti 1990: 23. Pandangan umum lainnya tentang pengetahuan adalah hasil belajar baik formal maupun non formal yang diperoleh dari hasil interaksi dengan masyarakat. Disebutkan pula luasnya cakrawala pengetahuan seseorang tidak terlepas dari pengetahuannya dalam hidup masyarakat. Akibatnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tidaklah berbeda jauh dengan warga lainnya apabila pengetahuan yang didapat semata –mata berasal dari interaksi sosial sesama warga tempat ia hidup Depdibud 2000:9. Kemiskinan dalam ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu penyebab mundurnya tingkat keberlanjutan proses pembangunan. Dampaknya adalah penduduk yang relatif miskin ilmu pengetahuan akan menjadi kurang peduli dan memiliki kesadaran rendah terhadap lingkungannya serta semakin tertutup akan adanya inovasi –inovasi teknologi. Untuk itu, dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia anggota petani yang tercermin dari tingkat pengetahuan yang dimiliki, ada beberapa aspek yang perlu ditumbuhkan : 1 adanya pengetahuan teknis, 2 penciptaan peluang –peluang beragribisnis, 3 juga aspek-aspek administrasi Sedana 2003, dalam Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi . Program pendidikan dan pelatihan bagi para petani, khususnya pengurus subak perlu dilakukan terutama pada hal –hal yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang seperti operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi, manajemen agribisnis, pembukuan dan kewirausahaan. Pelaksanaan Sekolah Lapangan SL yang merupakan salah satu metode pembelajaran orang dewasa untuk memberikan keterampilan kepada petani sangat cocok dilakukan sehingga petani mampu menemukenali permasalahan yang dihadapinya, selanjutnya mencari alternatif pemecahannya Sutawan 1998, dalam Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang didapat baik formal maupun non formal yang diperoleh secara mandiri atau dari hasil interaksi dapat meningkatkan wawasan dan kepekaan mereka terhadap tuntutan perubahan termasuk kepedulian mereka akan inovasi, dalam hal ini adalah pembangunan pertanian.

2.4 Kepemimpinan Subak Dalam Pembangunan Pertanian

Kepemimpinan telah menjadi topik yang sangat menarik dari para ahli sejarah dan filsafat sejak masa dahulu, dan menawarkan 350 definisi tentang kepemimpinan. Salah seorang ahli menyimpulkan bahwa ” kepemimpinan merupakan salah satu