3.2 Hipotesis
Berdasarkan rurmusan masalah dan menggunakan dua variabel yaitu pengetahuan dan kepemimpinan subak terhadap pemeliharaan bangunan air pada
jaringan irigasi tersier berdasarkan serta atas kajian kepustakaan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1 Terdapat pengaruh yang dominan faktor pengetahuan dan kepemimpinan subak terhadap pemeliharaan bangunan air pada jaringan irigasi tersier
2 Faktor kepemimpinan subak berpengaruh dominan terhadap pemeliharaan bangunan air pada jaringan irigasi tersier
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam wilayah pengelolaan 7 subak subak Panjer, subak Renon, subak Sanur, subak Sidakarya, subak Sesetan , subak Intaran
Barat dan subak Intaran Timur di Kecamatan Denpasar Selatan. Karakteristik kawasan wilayah subak merupakan sektor pertanian lahan basah dengan sistem
irigasi semi teknis. Yang dimaksud dengan irigasi semi teknis adalah sistem pemanfaatan air irigasi untuk pertanian dimana salurannya masih berfungsi ganda
yaitu untuk irigasi dan drainase serta bangunan fasilitas tidak sepenuhnya permanen
4.2 Identifikasi Variabel
Berdasarkan uraian hipotesis dan tujuan penelitian yang ingin dicapai , maka dapat dilakukan identifikasi baik terhadap variabel terikat dependen variable
yaitu pemeliharaan bangunan air pada jaringan irigasi tersier maupun variabel bebas independen variable yaitu : 1 pengetahuan petani, 2 kepemimpinan
subak, Identifikasi terhadap variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Pengetahuan petani meliputi
a Tingkat pendidikan petani b Perolehan pengetahuan bertani
c Pengetahuan budidaya pertanian d Perolehan pengetahuan kewirausahaan
e Perolehan pengetahuan operasional dan pemeliharaan f pengetahuan pemasaran dan peningkatan pendapatan petani
2 Kepemimpinan subak meliputi : a Adanya petunjuk penjelasan teknis irigasi pertanian
b Pimpinan aktif memantau perkembangan organisasi subak c Pimpinan subak dapat mengayomi anggotanya
d Pimpinan mampu memotivasi anggotanya e. Adanya inovasi dari pimpinan
f Adanya komunikasi yang baik dalam organisasi subak 3 Pemeliharaan bangunan air pada jaringan irigasi tersier meliputi
a Adanya rutinitas monitoring jaringan irigasi b Kontinyuitas kebutuhan air irigasi
c Berfungsinya bangunan fasilitas irigasi dengan baik d Adanya koordinasi yang baik antara subak dan pemerintah
e Kesiapan subak terhadap O P f Adanya insentif dari pemerinta
4.3 Definisi Operasional Variabel
Untuk melihat dimensi variabel penelitian maka sebelumnya dibuat operasional konsep variabel menjadi definisi operasional, sehingga jelas dimensi
yang diukur dari masing –masing variabel sebagai berikut :
1 Pengetahuan petani Yang dimaksud dengan pengetahuan petani adalah pemahaman petani tentang
organisasi subak, pemahaman tentang perkembangan teknologi, pemahaman tentang operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dan pemahaman tentang
produksi serta pemasarannnya. Definisi operasional dari pengetahuan petani dapat dilihat dari dimensi :
a Tingkat pendidikan petani, diukur dari latar belakang pendidikan yang mempengaruhi pengetahuannya dalam bertani.
b Pengetahuan petani yang diperoleh, dan diukur dari tingkat pemahamannya terhadap proses bertani.
c Pengetahuan petani tentang budidaya pengolahan pertanian diukur dari pengetahuannya tentang pembangunan pertanian
d Pengetahuan petani tentang kewirausahaan dapat diukur dari pengalaman petani dalam bekerjasama dengan mitra usaha lainnya.
e pengetahuan petani tentang operasional dan pemeliharaan bangunan air jaringan irigasi diukur dari kemampuan petani dapat memanfaat secara
optimal fasilitas irigasi. f Pengetahuan petani tentang sistem pemasaran, diukur dari pendapatan
petani. 2 Kepemimpinan subak
Yang dimaksud dengan kepemimpinan subak adalah kemampuan pemimpin dalam melakukan kegiatan pengelolaan sistem pertanian dan organisasi subak
sesuai dengan aturan yang telah disepakati Definisi operasional dari kepemimpinan subak dapat dilihat dari dimensi :
a Penjelasan teknis pertanian dari pimpinan mudah dipahami dapat diukur dari kemampauan anggota petani dapat lebih mengerti tentang
fungsi bangunan irigasi dan usaha tani. b Pimpinan aktif memantau perkembangan organisasi subak dapat diukur
dari berjalannya organisasi seperti yang diharapkan. c Pimpinan subak dapat mengayomi anggota dapat diukur dari tidak
pernah terjadi persengketaan sesama anggota subak atau dengan anggota subak lainnya.
d Pimpinan mampu memotifasi anggota petani dapat diukur dari semangat yang ditunjukan oleh petani dalam memajukan usaha taninya.
e Adanya inovasi dari pimpinan diukur dari hal-hal baru yang diterapkan dalam pertanian.
f Komunikasi pimpinan dengan anngota berjalan baik dapat diukur dari pimpinan selalu mendengarkan dan menampung aspirasi anggotanya.
3 Pemeliharaan bangunan air pada jaringan irigasi tersier Yang dimaksud dengan pemeliharaan bangunan air pada jaringan irigasi
tersier adalah aktifitas yang terkait dengan pengoperasian bangunan fasilitas dan pemeliharaan terhadap bangunan air agar efektifitasnya dapat dipertahankan.
Definisi operasional pemeliharaan bangunan air jaringan irigasi tersier dapat dilihat dari dimensi :
a Rutinitas monitoring jaringan irigasi dapat diukur dari jaringan irigasi dapat mengalirkan air sesuai pola aliran yang direncanakan.
b Terpenuhinya kontinyuitas air irigasi dapat diukur dari tercapainya ketinggian air minimum di lahan pertanian.
c Berfungsinya bangunan fasilitas irigasi dengan baik dapat diukur dari tidak pernah terjadi keluhan dari anggota petani.
d Adanya koordinasi yang baik antara subak dan pemerintah dapat diukur dari sering dilakukan peninjauan langsung ke lahan pertanian
oleh pemerintah. e Kesiapan subak terhadap O P dapat diukur dari kemampuan subak
untuk mengelola secara mandiri jaringan irigasinya tanpa campur tangan pemerintah.
f Adanya intensif dari pemerintah dapat diukur dari jumlah bantuan yang telah disalurkan oleh pemerintah dalam penanganan O P jaringan
irigasi.
4.4 Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 1999:72. Populasi petani yang tersebar pada 7 wilayah subak di Kecamatan Denpasar Selatan
4.4.1 Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono 1999: 76 teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini digunakan melalui dua tahapan, tahapan pertama
menentukan sampel daerah dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Tahapan kedua menentukan
jumlah sampel yang ada pada daerah itu dengan cara proportionate stratified random sampling, penentuan jumlah sampel dilakukan dari jumlah populasi di 7
subak di Denpasar Selatan yang ada di Daerah Irigasi Oongan dengan taraf kesalahan 10 menurut rumus yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael
dalam Sugiyono : 81