Pengertian Interaksi Sosial Anak Tunarungu
22
b. Menciptakan pembelajaran yang ramah.
Berdasarkan pendapat Joppy Liando dan Aldjo Dapa 2007: 131 mengatakan proses pembelajaran yang ramah itu esensinya ada pada
seorang guru yang mampu memahami setiap anaknya sebagai individu yang memiliki keunikan, kemampuan, minat, kebutuhan, dan
karakteristiknya yang berbeda-beda. Dengan pembelajaran yang ramah ini anak tunarungu akan dapat memahami setiap anak didiknya yang berbeda-
beda dan akan dapat menentukan pembelajaran yang sesuai pula bagi siswa didiknya.
c. Menekankan pentingnya kasih sayang dan kepercayaan.
Dalam pembelajaran dan belajar, mendorong anak untuk bersikap terbuka dan dilakukan melalui penciptaan iklim yang tidak otoriter dan
melalui pengembangan pengajaran dalam setting yang tidak tradisional Sunardi dan Sunaryo, 2007: 277. Dengan terbukanya anak, maka anak
akan lebih leluasa dan lebih nyaman dalam berpendapat dan berinteraksi. d.
Guru bukan sekedar melakukan penanganan langsung terhadap anak.
Guru hendaknya juga menjadikan orangtua secara konsisten dapat terlibat langsung dalam kegiatan pengasuhan, menjalin interaksi yang
berkualitas, dan mampu memberikan pengalaman yang berbeda kepada anaknya Sunardi dan Sunaryo, 2007: 264. Dengan terjalinnya
komunikasi yang baik antara guru dan siswa, ini tentu akan membuat
23
siswa merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan gurunya sehingga guru dapat membuat interaksi sosial anak lebih nyaman dengan dirinya.