Upaya Guru Kelas Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Anak

85 timbal balik pada guru di asrama dengan ibu IW ia mampu memulai interaksi terlebih dahulu dan lebih terbuka. 6. Dapat disimpulkan upaya guru kelas III SLB Wiyata Dharma 1 Tempel utuk menigkatkan kemampuan interaksis sosial anak tunarungu yaitu dengan mengurangi rasa minder anak, melibatkan anak dalam setiap KBM, serta senantiasa memberikan pujian kepada anak, dan bekerja sama dengan wali untuk membangun lingkungan yang baik di asrama serta dapat memahami kondisi anak tunarungu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Guru kelas hendaknya lebih mengoptimalkan lingkungan kelas yang dapat membaurkan semua anak. Hal ini bertujuan agar semua anak dan guru dapatsaling berinteraksi agar tidak ada lagi anak yang pemalu, dan saling bekerja sama. Misalnya: posisi tempat duduk anak disatukan dan diberi tugas yang harus mereka kerjakan berempat, dengan tetap dipantau oleh guru. 2. Guru kelas hendaknya dapat lebih memahami hambatan yang dialami olehsetiap anak tunarungu dalam melakukan interaksi sosial di sekolah.Misalnya dengan lebih menjalin kedekatan hubungan dan komunikasidengan anak tunarungu. Hal ini bertujuan agar guru dapat 86 melakukan upayayang terencana untuk mengurangi hambatan yang dialami oleh anaktunarungu. 3. Guru kelas hendaknya lebih mengoptimalkan komunikasi dengan orangtuaanak tunarungu dalam hal ini wali atau ibu asrama. Hal ini diharapkan agar orangtua juga ikut andil secarakonsisten terlibat langsung dalam kegiatan pengasuhan dan menjalininteraksi yang berkualitas. Sehingga anak tunarungu dapat terbiasa untukmenjalin interaksi sosial yang baik dengan siapa saja. 4. Anak tunarungu hendaknya lebih mengoptimalkan interaksi sosial dengan teman-teman, wali, lingkungan dan guru, tidak perlu malu atau minder dan semakin asahkemampuan berbicara secara lisan, agar dapat terjadi komunikasi total dimana ada sinergi antara bahasa lisan dengan isyarat. 5. Lingkungan hendaknya lebih memahami karakteristik sertamengoptimalkan kontak sosial dan komunikasi dengan anak tunarungu. 6. Wali hendaknya lebih mengoptimalkan pendampingandengan anak tunarungu, misalnya dengan lebih menjalin kedekatanhubungan dan komunikasi dengan anak tunarungu. Hal ini bertujuan agaranak tunarungu lebih terbiasa dan mampu meningkatkan kualitas interaksi sosialnya. 87 7. Kepala sekolah hendaknya mempertimbangkan untuk menambah jam pelajaran BPBI bina persepsi bunyi dan irama sehingga kemampuan anak dalam melatih bahasa oral dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rinneka Cipta. Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Anas Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. Edja Sadjaah. 2005. Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran dalam Keluarga. Jakarta: Depdiknas. Elly M. Setiadi dan Usman kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Fenny Ayuningtyas. 2013. Penggunaan Isyarat Lokal Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial pada Anak Tunarungu di SLB Wiyatadharma I Tempel.Skripsi. Universitas Negri Yogyakarta. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam. Alih bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Penerbit Erlangga. Joppy Liando dan Aldjo Dapa. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Perspektif Sistem Sosial. Jakarta: Depdiknas. Lani Bunawan. 1997. Kominikasi total. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Lani Bunawan dan Cecilia Susila Yuwati. 2000.Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.Jakarta: Yayasan Santi Rama. Murni Winarsih. 2007. Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu dalam Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Depdiknas. Mohammad Nazir.2005. Metode Penelitian. Bogor: Halia Indonesia.