2.4. Komposisi Karet Alam 8
2.4.1. Fraksi karet butir-butir karet 9
2.4.2. Fraksi frey wyssling fraksi kuning 10
2.4. 3.Fraksi dasar bottom fraktion 10
2.5. Spesifikasi Karet 10
2.5.1. Proses pengolahan TSR 12
2.5.2. Pengawasan mutu karet 12
2.6. Plasticity Retention Index PRI 14
2.7. Pengolahan Karet Bongkah SIR 17
Bab 3 Metodologi Percobaan 24
3.1. Penentuan PRI 24
3.1.1. Alat 24
3.1.2. Bahan 24
3.1.3. Prosedur 24
3.2. Penggunaan Plastimeter 25
BAB 4 Data dan Pembahasan 26
4.1. Data Percobaan 26
4.2. Penentuan Nilai PRI 27
4.3. Pembahasan 29
BAB 5 Kesimpulan dan Saran 32
5.1. Kesimpulan 32
5.1.Saran 32
Daftar Pustaka 33
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Karet 8
Tabel 2. Skema SIR 13
Tabel 3. Syarat Uji Mutu 17
Tabel 4. Pengaruh Logam Terhadap PRI 19
Tabel 5. Pengaruh Jumlah Amoniak 20
Tabel 6. Pengaruh Rendaman 22
Tabel 7. Data Pengamatan 26
Tabel 8. Hasil Perhitungan 28
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 . Fraksi lateks setelah dipusingkan
9
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Pada unit pengeringan di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate, karet remah akan dikeringkan melalui 2 tahapan. Dimana tahap yang pertama, karet remah dikeringkan
pada suhu 135
C selama 13 menit dengan sistem pengovenan untuk mengurangi kadar airnya. Sedangkan pada tahap yang kedua karet remah dikeringkan kembali untuk
mengurangi kadar airnya dengan suhu 128 C, dimana proses pengeringan karet remah
tidak langsung terbakar oleh api, tetapi bahan dikeringkan dengan menggunakan panas api yang hanya dihembuskan oleh fan. Fan tersebut juga berfungsi sebagai pendingin
setelah pengeringan selesai.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
At drying unit in PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, crumb rubber will be dried by 2 steps. That the first step, crumb rubber is dried at 135
C during 13 minutes with ovening system to decrease the water in that crumb rubber. While at the second step
crumb rubber is redried for decrease the water in that crumb rubber with 128 C, that
the drying process crumb rubber in direct on line, but the material is dried with using the fire by fan. The fan also have function refrigerator after the drying done.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet Indonesia adalah jenis karet remah yang dikenal sebagai karet Standar Indonesia
Rubber SIR merupakan jenis karet alam padat yang diperdagangkan saat ini. Karet ini tergolong kedalam karet spesifikasi teknis, karena penilaian mutunya didasarkan
pada sifat teknis dari parameter dan besaran nilai yang dipersyaratkan dalam penetapan mutu karet remah tercantum dalam skema SIR.
Jenis karet remah yang menggunakan bahan baku koagulan kebun digolongkan pada kualitas mutu karet tersebut, seperti SIR 3CV, SIR 31, SIR 3WF, SIR 5,SIR 10,
SIR 20, yang umumnya diproduksi dari bahan baku olahan koagulum. Bahan baku biasanya dipasok oleh suatu perkebunan besar yang bersifat terintegrasi secara baik
antara pemasok bahan olahan dan pabrik pengolah.
Bahan baku untuk menghasilkan karet SIR 10 umumnya mudah dikendalikan dari segi mutu maupun kesinambungan pasokan bahan baku, karena telah terintegrasi
secara baik, akan tetapi sebaliknya bahan baku yang berasal dari kebun rakyat sangat beragam dan banyak jumlahnya, keadaan ini mengakibatkan penanganan bahan olah
di lapangan umumnya masih sangat bervariasi sehingga kurang mendukung mutu karet.
Universitas Sumatera Utara
Agar produksi karet yang dihasilkan sesuai dengan standart mutu karet remah SIR 10, ditentukan oleh penanganan proses pengolahan yang baik. Salah satu proses
pengolahan karet remah yang ikut menentukan kualitas mutu suatu produk Karet adalah proses pengeringan yang bertujuan untuk mempertahankan nilai PRI dari
produk karet hasil olahan, persyaratan ini dituangkan dalam syarat spesifikasi teknis SIR, nilai ini terdapat pada hal berikutnya.
Pada proses pengolahan karet remah SIR 10, ada faktor lain ikut berpengaruh, diantaranya adalah faktor jenis bahan baku, proses penggilingan, serta usia bahan
baku. Bila bahan baku jenisnya beragam maka sebelum pengeringan harus dilakukan proses maturasi agar nilai PRI karet tersebut bila selesai dikeringkan tidak mengalami
penurunan. Demikian juga halnya dengan proses penggilingan, bila penggilingan tidak merata, maka proses pemasakan akan munurunkan nilai PRI setelah dilakukan proses
pengeringan.
Mengingat bagaimana pentingnya proses pengeringan itu terhadap penurunan nilai PRI, maka perlu dilakukan penanganan secara profesional, mengingat pula
bahwa alat yang digunakan pada proses pengeringan harus ini adalah alat pengering yang bekerja secara automatis, maka temperatur dan waktu pengeringan harus tetap
dijaga supaya tetap konstan, agar tingkat mutu produksi yang diharapkan adalah SIR 10 dapat terpenuhi.
Dari penjelasan uraian diatas jelas terlihat bahwa temperatur dan waktu pengeringan perlu dijaga agar tetap konstan, karena hal tersebut karet berpengaruh
dalam hal penentuan tingkat mutu produksi karet SIR 10. Hal inilah yang membuat
Universitas Sumatera Utara
penulis berminat membahas, dimana hasil pembahasan diwujudkan dalam bentuk
karya akhir dengan judul, ”PERLAKUAN PENGERINGAN BAHAN BAKU KARET REMAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI PRI SESUAI DENGAN
PARAMETER MUTU KARET SIR 10 DI PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE - DOLOK MERANGIR”
1.2. Permasalahan