manusia,  perangkat  pendukung,  regulasi  secara  bersama-sama  mempunyai  pengaruh keberhasilan  penerapan  Permendagri  Nomor  13  Tahun  2006  pada  Pemerintah  Kota
Banda  Aceh  dan  Usaha  Tarigan  2008  hasil  penelitiannya  menyatakan  bahwa sumber  daya  manusia,  komitmen,  regulasi,  ketepatan  penyampaian  LPJ  dan  saran
pendukung  secara  bersama  mempengaruhi  keberhasilan  penyusunan  laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah.
2.1.5. Faktor-faktor  yang  Mempengaruhi  Kemampuan  Penyusunan  Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah 2.1.5.1. Peraturan
Dalam  upaya  menghilangkan  penyimpangan  dan  mewujudkan  sistem pengelolaan  fiskal  yang  berkesinambungan  sesuai  dengan  aturan  pokok  yang  telah
ditetapkan  dalam  undang-undang  dasar  dan  asas-asas  umum  yang  berlaku  secara universal, maka dalam penyelenggaraan pemerintah diperlukan suatu undang-undang
yang mengatur pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu ditetapkanlah Undang- Undang.  Undang-Undang  juga  telah  mengantisipasi  perubahan  standar  akuntansi
di lingkungan pemerintahan di Indonesia  yang  mengacu pada perkembangan standar akunstansi  di  lingkungan  pemerintahan  secara  internasional.  Perubahan  Peraturan
sering  terjadi  dalam  waktu  yang  sangat  singkat  dan  perubahan  tersebut  kerap menimbulkan  perbedaan  penafsiran  antara  peraturan  dengan  peraturan  yang
sebelumnya. Dengan seringnya Perubahan Peraturan tersebut membuat para pegawai kesulitan  dalam  melaksanakan  tugasnya  dengan  baik  terutama  dalam  pelaporan
keuangan  daerah.  Awalnya  pada  tahun  1980  dasar  penyusunan  APBD  dan
Universitas Sumatera Utara
pengelolaan  keuangan  daerah  menggunakan  Manual  Keuangan  Daerah  Makuda, kemudian  pada  tahun  2002  keluar  Keputusan  Dalam  Negeri  Republik  Indonesia
Nomor  29,  tetapi  keputusan  yang  baru  tersebut  belum  begitu  dipahami  kemudian keluar  Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Republik  Indonesia  Nomor  13  Tahun  2006
dan  Nomor  59  Tahun  2007  tentang  Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  13 Tahun  2006.  Peraturan  yang  begitu  cepat  diduga  akan  mempengaruhi  keberhasilan
dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. 2.1.5.2. Latar belakang pendidikan
Manusia sebagai Sumber Daya Manusia keberadaannya sangat penting dalam organisasi  karena  sumber  daya  manusia  menunjang  organisasi  melalui  karya,
kreativitas, dorongannya dan peran nyata seperti yang dapat disaksikan dalam setiap organisasi.  Menurut  Matindas,  2002:  89  menyatakan  bahwa  sumber  daya  manusia
adalah  kesatuan  tenaga  manusia  yang  dalam  organisasi  dan  bukan  hanya  sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada.  Sebagai kesatuan, sumber daya manusia
harus  dipandang  sebagai  suatu  sistem  di  mana  tiap-tiap  karyawan  merupakan berfungsi  untuk  mencapai  tujuan  organisasi.  Sumber  daya  manusia  diukur
berdasarkan latar belakang pendidikan yang diperoleh pegawai. Dalam kaitan dengan kemampuan  penyusunan  laporan  keuangan,  maka  lebih  efektif  dalam  penyusunan
laporan keuangan adalah sumber daya manusia yakni pegawai yang dimiliki berlatar belakang pendidikan akuntansi.
Menurut  Gaa  and  Thore  2004  mengatakan  bahwa  pendidikan  akuntansi selama ini memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan tetapi tidak memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
nilai  dan  kredibilitas  yang  mempengaruhi  pilihan  tersebut.  Kemudian  Gaa  and Thorne  menyebutkan  bahwa  pada  dasarnya  akuntan  memiliki  tindakan  berdasarkan
nilai yang ada dalam pikiran mereka. 2.1.5.3. Pelatihan
Pelatihan  sebagai  bagian  dari  pendidikan  yang  menyangkut  proses  belajar untuk  memperoleh  dan  meningkatkan  keterampilan  di  luar  sistem  pendidikan  yang
berlaku  dalam  waktu  relatif  singkat  dengan  metode  yang  lebih  mengutamakan  pada praktek  daripada  teori.  Menurut  Veithzal  Rivai  2004:  226,  Pelatihan  dalam  proses
sistematis  mengubah  tingkah  laku  pegawai  untuk  mencapai  tujuan  organisasi. Pelatihan  berkaitan  dengan  keahlian  dan  kemampuan  pegawai  untuk  melaksanakan
pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil guna dalam pekerjaannya.
Menurut  Notoatmojo,  2003  bahwa  pendidikan  dan  pelatihan  adalah  upaya untuk  mengembangkan  sumber  daya  manusia,  terutama  untuk  mengembangkan
kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Sehingga dengan adanya pelatihan diharapkan kemampuan atau keterampilan karyawan akan meningkat.
2.1.5.4. Komitmen Menurut  Kalbers  dan  Fogarty  1995  komitmen  organisasi  cenderung
didefinisikan  sebagai  suatu  perpaduan  antara  sikap  dan  perilaku.  Komitmen organisasi  menyangkut  tiga  sikap  yaitu,  rasa  mengidentifikasi  dengan  tujuan
organisasi,  rasa  keterlibatan  dengan  tugas  organisasi,  dan  rasa  kesetiaan  kepada organisasi.  Kalbers  dan  Fogarty  1995  menggunakan  dua  pandangan  tentang
Universitas Sumatera Utara
komitmen  organisasional  yaitu,  affective  dan  continuence.  Hasil  penelitiannya mengungkapkan  bahwa  komitmen  organisasi  affective  berhubungan  dengan  satu
pandangan  profesionalisme  yaitu  pengabdian  pada  profesi,  sedangkan  komitmen organisasi  continuance  berhubungan  secara  positif  dengan  pengalaman  dan  secara
negatif dengan pandangan profesionalisme kewajiban sosial. Menurut  Simanjuntak  2005:  1,  Komitmen  adalah  kesanggupan  untuk
bertanggungjawab terhadap hal-hal  yang dipercayakan  kepada seseorang. Komitmen tidak  ada  hubungannya  sama  sekali  dengan  bakat,  kepintaran  atau  talenta.  Dengan
komitmen yang kuat akan memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan spiritual tambahan yang bisa diperoleh, sebaliknya tanpa komitmen
maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit dilaksanakan. Menurut  Robin  1996  dan  Yunita  2004:  44  mendefinisikan  komitmen
organisasi  sebagai  derajat  sejauhmana  seorang  karyawan  memihak  pada  suatu organisasi  tertentu  dan  tujuannya,  dan  berniat  memelihara  keanggotaan  dalam
organisasi itu. Seseorang dikatakan mempunyai komitmen organisasi apabila; percaya dan menerima tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi; rela berusaha mencapai tujuan
organisasi; memiliki kemauan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Ada  dua  pendekatan  utama  dalam  melaksanakan  studi  komitmen  yang
dituangkan  dalam  riset  komitmen  Savalaner,  1998  pertama  pendekatan  prilaku behaviaral  approch  yang  memfokuskan  pada  perilaku  yang  terkait  dengan
komitmen  dimanivestasikan  dengan  tindakan.  Kedua  pendekatan  sikap  attitudinal
Universitas Sumatera Utara
approch  yang  ditujukan  pada  identifikasi  individu  dengan  organisasi  dan  sarannya dimanifestasikan dalam pendapat dan kepercayaan.
Secara  substansi,  istilah  komitmen  sarat  dengan  nilai  dan  sasaran.  Istilah tersebut  mengandung  makna  sebuah  proses  bagaimana  nilai  dan  sasaran  tersebut
tercapai  atau  dengan  kata  lain  komitmen  merupakan  syarat  sebuah  keberhasilan. Dalam  kaitan  dengan  penelitian  ini,  komitmen  dipandang  sebagai  keyakinan  dan
dukungan yang kuat terhadap keberhasilan penerapan peraturan. 2.1.5.5. Perangkat pendukung
Perangkat  pendukung  adalah  alat  untuk  mendukung  terlaksananya  kegiatan atau  pekerjaan  seperti  komputer,  software  dan  lain-lain.  Menurut  Kenneth  dan  Jane
2005  Perangkat  keras  adalah  perlengkapan  fisik  yang  digunakan  untuk  aktivitas input,  proses  dan  output  dalam  sebuah  sistem  akuntansi.  Perangkat  keras  ini  terdiri
dari  komputer  yang  memproses,  perangkat  penyimpanan  dan  perangkat  untuk menghasilkan  output  serta  media  fisik  untuk  menghubungkan  semua  unit  tersebut.
Sedangkan  perangkat  lunak  menurut  Kenneth  dan  Jane  adalah  sekumpulan  rincian instruksi  pra  program  yang  mengendalikan  dan  mengkoordinasi  perangkat  keras
komponen di dalam sebuah sistem informasi.
2.2. Review Penelitian Terdahulu Theoretical Mapping