Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Parkir

parkir tersebut secara efisien. Perlu diketahui bahwa dalam beberapa desain terdapat ruang mati, yaitu ruang dimana sebuah kendaraan dapat diparkir tetapi tidak dapat dicapai apabila petak-petak lainnya terisi penuh oleh mobil.

II.11. Faktor-faktor Penentu

Menurut Bionpoin dalam Pandey 1998 faktor penentu yang mempengaruhi perancangan fasilitas parkir adalah: 1. Tingkat motorisasi Tingkat motorisasi merupakan pengelompokan kelas menurut tinggi rendahnya angka kepadatan mobil yaitu jumlah mobil penumpang yang terdapat pada setiap 100 penduduk. Dan untuk setiap kota tingkat motorisasinya berbeda-beda, ini tergantung dari tingkat kemakmuran penduduk dan dapat dikelompokkan menjadi: a. Kelas 1 Untuk daerah pinggiran kota Mempunyai tingkat motorisasi 0-10 mobil100 penduduk. b. Kelas 2 Untuk daerah luar kota Mempunyai tingkat motorisasi 10-20 mobil100 penduduk c. Kelas 3 Untuk kota bagian dalam Mempunyai tingkat motorisasi 20-30 mobil100 penduduk. d. Kelas 4 Untuk daerah pusat kota Mempunyai tingkat motorisasi lebih dari 30 mobil100 penduduk. 2. Faktor sirkulasi Perancangan parkir tidak bisa dipisahkan dari faktor sirkulasi terutama aksesibilitasnya baik secara sistem maupun kondisi fisiknya juga perlu Universitas Sumatera Utara dipertimbangkan sistem sirkulasi lalu lintas di sektar lingkungannya serta sistem transportasi kota. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sirkulasi, yaitu: a. Jumlah pengunjung, jenis barang yang diperjualbelikan dan lainnya. b. Rute yang ramai dan disukai pengunjung. c. Jumlah kendaraan yang ada di lokasi pada saat tertentu terutama pada jam sibuk. d. Bercampurnya kendaraan pengunjung dan kendaraan bongkar muat. 4. Faktor pengembangan Tingkat gerak masyarakat kota selalu berkembang dan diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat motorisasi. Sarana transportasi perlu ditingkatkan termasuk fasilitas parkir. Perkembangan ini perlu dipertimbangkan dalam jangka pendek 1-5 tahun atau jangka panjang 10-20 tahun. Hal-hal yang mempengaruhi faktor perkembangan adalah : a. Perkembangan aktivitas b. Tingkat motorisasi c. Perkembangan luas lahan d. Perkembangan system transportasi.

II.12. Kebutuhan Parkir

Metode yang sering digunakan untuk menentukan lahan parkir adalah: a. Metode berdasarkan pada kepemilikan kendaraan Universitas Sumatera Utara Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin meningkat jumlah penduduk, maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena kepemilikan kendaraan meningkat. Penyediaan tempat parkir yang memenuhi seluruh kebutuhan parkir di pusat kota secara ekonomis tidak akan pernah layak. Karena setiap kendaraan memerlukan lantai seluas 15 meter persegi. Dipihak lain, kebutuhan ruang rata-rata bagi seorang pegawai kantor kurang dari 10 meter persegi. Dengan demikian, apabila semua pegawai pergi ke kantornya mengendarai mobil, yang masing-masing dinaiki dua orang, maka ruang parkir yang diperlukan akan lebih besar dari ruang perkantoran. Disamping itu, tempat-tempat parkir di pusat kota tidak akan memenuhi kebutuhan orang-orang yang berbelanja seperti yang terjadi di pusat perbelanjaan modern di kawasan pinggiran kota. Di tempat seperti ini, areal parkir lebih luas dua kali atau lebih dibanding luas lantai gedung. b. Metode berdasarkan luas lantai bangunan Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan lahan parkir sangat terkait dengan jumlah kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan dimana kegiatan tersebut dilakukan, misalnya : pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, universitas atau perguruan tinggi, dan lain-lain. Pusat-pusat kegiatan di kota akan memaksimalkan setiap luas lantai bangunan untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan yang Universitas Sumatera Utara mampu menarik kedatangan konsumen, disertai dengan kedatangan kendaraan. Sehingga ketertarikan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan akan menimbulkan suatu kegiatan baru yaitu pergerakan kendaraan, dimana kendaraan yang datang harus mampu diatur dengan baik dalam sistem perparkiran. c. Metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dengan keberangkatan kendaraan. Dengan mengetahui informasi akan kendaraan yang datang dengan yang berangkat selama waktu pengamatan maka kita mampu menganalisa data tersebut hingga kita peroleh volume kendaraan serta durasi kendaraan yang parkir. Dengan mengetahui rata-rata lamanya kendaraan parkir dan berapa jumlah kendaraan yang sudah parkir selama waktu penelitian maka kebutuhan lahan parkir bisa kita hitung dengan menghitung akumulasi terbesar pada selang waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir di suatu tempat pada selang waktu tertentu, dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainnya dari waktu ke waktu. Dengan mencatat setiap plat kendaraan yang masuk dan yang keluar maka kita bisa menganalisa.

II.13. Perhitungan Kebutuhan Parkir