Perparkiran berkaitan dengan kebutuhan ruang, sedangkan sediaan ruang terutama di daerah perkotaan sangat terbatas bergantung pada luas wilayah kota,
tata guna lahan, dan bagian wilayah kota yang mana. Bila ruang parkir yang dibutuhkan di wilayah pusat kegiatan, maka sediaan lahan merupakan masalah
yang sulit, kecuali dengan mengubah sebagian peruntukannya. Jumlah kendaraan yang bertambah tiap tahun, terutama jenis kendaraan
pribadi, jelas menjadi penyebab utama kebutuhan ruang parkir. Di kota besar seperti Medan sangat sulit memperoleh ruang parkir yang memadai sehingga
penggunaan lahan pinggir jalan untuk parkir kendaraan tidak terhindarkan lagi.
II.4. Jenis Parkir
Secara umum jenis parkir dapat diklasifikasikan atas 2 dua jenis, yaitu:
1. Parkir di badan jalan on-street parking
Parkir di jalan sudah pasti mengurangi kapasitas ruas jalan yang bersangkutan, dan karena itu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jenis parkir ini
sangat merugikan bagi pemakai jalan bila tidak diatur dengan baik. Parkir di pinggir jalan menimbulkan beberapa kerugian antara lain :
1. Mengganggu kelancaran lalu lintas.
2. Berkurangnya lebar jalan sehingga menyebabkan berkurangnya
kapasitas jalan. 3.
Menimbulkan kemacetan lalu lintas. Bila ditinjau dari posisi parkir dapat dibagi :
• Parkir sejajar sumbu jalan bersudut 0
. •
Parkir bersudut 30 , 45
, 60 terhadap sumbu jalan.
Universitas Sumatera Utara
• Parkir tegak lurus terhadap sumbu jalan.
Parkir dengan sudut 0 sejajar sumbu jalan adalah posisi parkir yang
menampung kendaraan yang paling sedikit dibandingkan posisi parkir lainnya dan posisi parkir membuat kendaraan yang parkir susah untuk keluar dan masuk
apabila petak parkirnya penuh, tetapi posisi parkir ini paling sedikit mengurangi badan jalan dan juga posisi parkir ini tidak banyak mengganggu pengguna jalan
lain karena tidak perlu memaju-mundurkan kendaraannya ketika ingin keluar dari petak parkirnya.
Untuk parkir dengan sudut tegak lurus mampu menampung kendaraan lebih banyak dari posisi parkir lainnya, tetapi lebih banyak mengurangi bar jalan
serta mengganggu pengguna jalan lain ketika ingin keluar dari petak parkir karena harus memundurkan kendaraannya dari posisi parkirnya.
Pada tabel 2.1. di bawah memperlihatkan permukaan yang dibutuhkan untuk parkir dalam berbagai kedudukan sudut parkir.
Pada tabel 2.2. di bawah memperlihatkan kapasitas parkir di jalan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Menunjukkan pengurangan lebar parkir serta pengurangan daya tampung jalan bersangkutan jalur lintasan berkurang, berdasarkan hasil
penelitian di Inggris.
Tabel 2.3 Pengaruh parkir terhadap kapasitas jalan
Jumlah kendaraan yang parkir per km kedua sisi jalan
3 6 30 60 120 300 Lebar jalan berkurang
0,9 1,2 2,1 2,5 3 3,7 Daya tampung yang hilang
pada kecepatan 24 kmjam SMPjam
200 275 475 575 675 800
SMP = satuan mobil penumpang Sumber : Wells, 1979, 49
Pada tabel 2.3 jelas bahwa parkir di jalan perlu dibatasi dan diatur dengan baik. Ketidakteraturan parkir kendaraan pada lokasi pusat kegiatan, terutama
akibat kendaraan yang parkir di jalan, akan mengurangi daya tampung efektif jalan, selanjutnya berakibat mengahambat kelancarab arus lalu lintas. Di sinilah
pentingnya mengatur perparkiran sebagai bagian terpadu dalam mengelola lalu lintas kota.
O’Flaherty 1974, 129 mengungkapkan: Kebijaksanaan perparkiran harus selalu dipertimbangkan dalam kaitan pengaruhnya atas guna lahan dan kebijaksanaan
perangkutan. Pengendalian perparkiran, di banyak kota, merupakan kunci pengendalian lalu lintas yang tepat.”
2. Parkir di luar badan jalan off-street parking
Perparkiran yang ideal adalah di luar jalan berupa fasilitas pelataran parkir atau bangunan parkir. Di pusat kegiatan kota yang sulit memperoleh lahan yang
cukup luas, fasilitas yang sesuai adalah gedung parkir yang dapat dibangun
Universitas Sumatera Utara
bertingkat sesuai dengan kebutuhan. Bila ditinjau dari statusnya maka dapat dikempokkan sebagai berikut:
1. Taman parkir Open space parking
Taman parkir adalah suatu areal perparkiran yang dilengkapi sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah atau
pihak ketiga untuk keselamatan dan kelancaran lalu lintas. 2.
Gedung parkir Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang mendapatkan izin dari pemerintah daerah baik untuk
gedung bertingkat ataupun di bawah tanah.
II.5. Perparkiran Di Jalan