1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan dan aktivitas-aktivitas lain,
termasuk meningkatkan kenyamanan penggunaan untuk mengurangi kelelahan penyebab kesalahan dan meningkatkan produktivitas
2. Meningkatkan nilai-nilai kualitatif yang dapat diamati dan dirasakan namun
sulit diukur, seperti keamanan, mudah diterima oleh pemakai, kepuasan kerja, dan kualitas hidup.
Penerapan ergonomi pada umumnya baru dilaksanakan pada perusahaan- perusahaan menengah dan besar sedangkan pada perusahaan kecil dan sektor
informal belum mendapat perhatian yang layak . Interaksi antara sarana dan prasarana dengan tenaga kerja tidak sepenuhnya diperhatikan Pamuji, 1988.
2.3. Sikap Tubuh Dalam Bekerja
Sikap tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tubuh. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipenaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan tata letak peralatan seperti macam gerak, arah dan kekuatanSuma’mur,
1996.
Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan,
kepala dan anggota tubuh tangan dan kaki baik dalam hubungan antar bagian- bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor-faktor yang paling
berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal badan, kepala, tangan dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan bentuk kurva tulang belakang.
Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien atau tidaknya sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien jika :
a. menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang berbeda,
b. membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan, c. terasa nyaman bagi masing-masing orang.
Menurut Santoso 2004 posisi tubuh dalam bekerja terdiri dari : a.
Posisi kerja duduk Dinamika posisi duduk dapat lebih mudah digambarkan dengan mempelajari
mekanika sistem penyangga dan keseluruhan struktur tulang yang terlibat di dalam geraknya. Menurut Tichauler 1978 yang dikutip Panero dan Zelnik sumbu
penyangga dari batang tubuh yang diletakkan dalam posisi duduk adalah sebuah garis pada bidang datar koronal, melalui titik terendah dari tulang duduk ischial
tuberosities di atas permukaan tempat duduk.
Gambar 2.1. Posisi Duduk ketika bekerja Sumber :
Pheasant, S, 1991. Ergonomics, Work And Health
Posisi duduk pada otot rangka muskuloskletal dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari rasa nyeri
dan cepat lelah. Pada posisi duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, jika posisi duduk tidak benar Eko Nurmianto,
1998 . Pekerjaan sejauh mungkin dilakukan sambil duduk. Keuntungan bekerja
sambil duduk adalah sebagai berikut : a.
Kurangnya kelelahan pada kaki b.
Terhindarnya sikap-sikap yang tidak alamiah c.
Berkurangnya pemakaian energi d.
Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah Suma’mur, 1989 Namun sikap kerja duduk dalam waktu lama tanpa adanya penyesuaian bisa
menyebabkan melembeknya otot-otot perut, melengkungnya tulang belakang dan gangguan pada organ pernapasan dan pencernaan.
b. Posisi kerja berdiri
Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki, apalagi jika
memakai sepatu dengan bentuk atau ukuran yang tidak sesuai. Beberapa penelitian telah berusaha untuk mengurangi kelelahan pada tenaga
kerja dengan posisi berdiri. Contohnya seperti yang diungkapkan Granjean 1988 dalam Santoso 2004, merekomendasikan bahwa untuk jenis pekerjaan teliti, tinggi
meja diatur 10 cm di atas siku. Untuk jenis pekerjaan yang ringan, tinggi meja diatur
sejajar dengan tinggi siku. Dan untuk pekerjaan berat, tinggi meja diatur 10 cm di bawah tinggi siku.
Satu hal yang harus diperhatikan oleh pekerja berdiri adalah sikap kepala. Keadaan kepala harus memberikan kemudahan bagi pelaksanaan pekerjaan. Leher
dalam keadaan fleksi atau ekstensi terus menerus menjadi penyebab kelelahan. Sudut penglihatan yang baik untuk sikap berdiri diantara 23
-27 ke arah bawah dari garis
horizontal. Pekerjaan dalam waktu lama dengan posisi yang tetap atau sama baik berdiri
maupun duduk akan menyebabkan ketidaknyamanan. Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya
sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki. Kondisi tersebut juga menyebabkan mengumpulnya darah pada anggota tubuh
bagian bawah.
2.4. Sikap Tubuh Alamiah