URAIAN TEORITIS Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Di Kalangan Siswa Sma Negeri 3 Medan)

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Dan Komunikasi Massa

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia Effendy, 2003: 8. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi Cangara, 2002: 20. Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan Effendy, 2003: 30. Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi. Di antara sosiolog, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat Effendy, 2003: 10. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat dan tingkah laku publik. Sedangkan menurut Wilbur Schramm seorang ahli linguistik, mengatakan communication berasal dari kata Latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suatu pihak, maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu Purba, 2006: 30. Laswell menerangkan bahwa bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa. Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Laswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi: komunikator, pesan, media, komunikan dan efek Effendy, 2003: 253. Paradigma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Who: Komunikator; orang yang menyampaikan pesan 2. Says What: Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang 3. In Which Channel: Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan. 4. To Whom: Komunikan; orang yang menerima pesan. 5. With What Effect: Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi. Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. Cangara, 2006: 23-26 sebagai berikut: 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator source, sender. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. 3. Media Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

II.1.3. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses Effendy, 2003: 45: a Gangguan Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda interfensi pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian. b Kepentingan Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan Effendy, 2003: 47. c Motivasi Terpendam Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya. d Prasangka Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komuikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan konteksnya:

1. Bidang Komunikasi

a Komunikasi Sosial social communication b Komunikasi OrganisasiManajemen organizationmanagement communication c Komunikasi Bisnis business communication d Komunikasi Politik political communication e Komunikasi Internasional international communication f Komunikasi Antar budaya intercultural communication g Komunikasi Pembangunan development communication h Komunikasi Tradisional traditional communication

2. Sifat Komunikasi

a. Komunikasi Verbal verbal communication 1. Komunikasi Lisan oral communication 2. Komunikasi Tulisan written communication b. Komunikasi Nirverbal nonverbal communication 1. Komunikasi Kial gesturalbody communication 2. Komunikasi gambar pictorial communication 3. Lain-lain c. Komunikasi Tatap Muka face-to-face-communication d. Komunikasi Bermedia mediated communication

3. Tatanan Komunikasi

a Komunikasi Pribadi personal Communication 1. Komunikasi Intrapribadi intrapersonal communication 2. Komunikasi Antarpribadi interpersonal communication b Komunikasi Kelompok group communication 1. Komunikasi Kelompok Kecil small group communication a Ceramah b Forum c Simposium symposium d Diskusi panel panel discussion e Seminar f Curahsaran brainstorming g Lain-lain 2. Komunikasi Kelompok Besar Large group communicationpublic speaking c Komunikasi Massa mass communication 1. Komunikasi Media Massa Cetak printed mass media communication a Surat kabar daily b Majalah magazine 2. Komunikasi Media Massa Elektronik electronic mass media communication a Radio b Televisi c Film d Lain-lain d Komunikasi Media media communication 1. Surat 2. Telepon 3. Pamflet 4. Poster 5. Spanduk 6. Lain-lain media yang tidak termasuk media massa

4. Tujuan Komunikasi

a Mengubah sikap to change the attitude b Mengubah opinipandanganpendapat to change the opinion c Mengubah Perilaku to change the behaviour d Mengubah masyarakat to change the society

5. Fungsi Komunikasi

a Menginformasikan to inform b Mendidik to educate c Menghibur to entertain d Mempengaruhi to influence Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia Many Voices One World menyatakan tentang fungsi komunikasi bila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Fungsi komunikasi dalam setiap sistem, yaitu sebagai berikut: Effendy, 1995: 27-28 1. Informasi Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi Pemasyarakatan Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal. 5. Pendidikan Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan Kebudayaan Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu 7. Hiburan Penyebarluasan simbol, suara dan citra image dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

6. Teknik Komunikasi

a Komunikasi informatif informative communication b Komunikasi persuasif persuasif communication c Komunikasi pervasif pervasive communication d Komunikasi koersif coersive communication e Komunikasi instruktif instructive communication f Komunikasi manusiawi human relations

7. Metode Komunikasi

a Jurnalismejurnalistik journalism b Hubungan masyarakat public relations c Periklanan advertising d Propaganda e Perang urat syaraf phsicological warfare f Perpustakaan library g Lain-lain Effendy, 2003: 52-56

II.1.5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia human communication yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication komunikasi media massa. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated” Wiryanto, 2000: 1-2 Menurut Bungin 2006: 71 komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah: komunikator, media massa, informasi pesan massa, gatekeeper, khalayak publik dan umpan balik. Dalam Wiryanto 2000: 3, Pool 1973 mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.”

II.1.6. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa

Dalam Rakhmat dikutip oleh Ardianto 2004: 7-12. Seseorang yang menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi alat, yakni sebagai berikut: 1. Komunikator terlembagakan, artinya komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Pesan akan disampaikan melalui media cetak maupun media elektronik dari pengumpulan sampai pada penyajian informasi. 2. Pesan bersifat umum, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa bisa berupa fakta, peristiwa atau opini yang penting dan menarik bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya anomin dan heterogen, artinya dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media massa menimbulkan keserempakan, artinya dalam komunikasi massa jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Inilah kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya. 5. Komunikasi menggunakan isi ketimbang hubungan, artinya dalam komunikasi massa yang penting adalah unsur isi dan menekankan pada “apanya” sehingga pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. 6. Komunikasi massa bersifat satu arah, artinya dalam komunikasi massa, komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. 7. Stimulasi alat indera “terbatas”, artinya dalam komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio siaran dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan balik tertunda delayed, artinya kelompok umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung direct feedback atau umpan balik yang bersifat segera immediate feedback. Wilbur Schramm dalam Wiryanto 2000: 10 menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga men- encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa menyampaikan kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dan jarak yang hampir tidak terbatas dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi ini dapat diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek efektif dan efek behavioral. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media masa itu bisa bermacam-macam, senang sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan lain-lain peraasan yang hanya bergejolak dalam hati. Efek behavioral bersangkutan dengan niat, tekat, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek ini tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif danatau efek afektif. Dengan perkataan lain, timbulnya efek behavioral setelah munculnya efek kognitif dan afektif.

II.2. Teknologi Komunikasi

II.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi

Dalam beberapa dekade terakhir ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan sedemikian pesatnya yang memungkinkan penggunaan untuk memperoleh segala bentuk informasi dengan cepat dan akurat. Penemuan teknologi komunikasi telah memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Misalnya dalam melakukan informasi transaksi maupun transportasi. Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan standard hidup manusia. “Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi Komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan dalam Makna” commonness in meaning. Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat Lubis 1997: 42. Dalam kenyataanya teknologi merupakan proses atau hasil dari proses, yang selain kompleks juga meliputi banyak komponen; dan “mesin” atau “perkakas” atau lazim disebut sebagai perangkat keras hanya merupakan salah satu saja dari komponen-komponen itu. Teknologi memang selalu meliputi atau melibatkan perangkat keras dan lunak. Rogers 1986 mendefenisikan Teknologi Komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan lain-lain sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain” Lubis, 1997: 42. Dalam Bungin 2006: 111 Rogers mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media computer, videotext dan telext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak. Sementara itu Hang dalam Bungin 2000: 113 membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok, yaitu: 1 Teknologi masukan input technology 2 Teknologi keluaran output technology 3 Ternologi perangkat lunak software technology 4 Teknologi penyimpan storage technology 5 Teknologi komunikasi telekomunication tehnology 6 Mesin pemroses processing machanie atau lebih dikenal dengan istilah CPU Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi’. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape recorder, video cassette, televisi kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer dengan komputer pribadi di rumah, internet dan World Wide Web serta CD-ROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak dramatis yaitu memberikan penggunaan kontrol yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang diterima Saverin dan Tankard, 2007: 305.

II.2.2. Karakteristik Teknologi Komunikasi

Salah satu keunggulan yang ditawarkan teknologi komunikasi saat ini adalah kemungkinan bagi si penerima komunikasi untuk lebih langsung mengendalikan pesan-pesan yang ditransmisikan. Kini penerima komunikasi lebih dapat menentukan pilihan-pilihan yang diinginkan atau dibutuhkannya, seperti memperoleh informasi tentang apa yang diinginkan, serta kapan memerlukannya. Bell, 1979 dalam Nasution 1990: 11, menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu: 1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah masing- masing. Peasnan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko tempat berbelanja. 2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakaiannya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya dalam sejekap mata. 3. Sistem teleks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan. Seperti berita, cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk dan sebagainya lewat layar televisi di rumah masng-masing. 4. Sistem faksimil, yang memungkinkan pengiriman dokumen secara elektronik. 5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer. Menurut Ploman, 1981 dalam Nasution, 1990: 11, kemajuan teknologi komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini: 1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih di antara sebagai metode dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang professional dan mahal, maka tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang hanya memerlukan ketrampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain, kini kita bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan. 2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode dan sistem-sistem yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut. 3. Kecenderungan kearah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan pola pemakaian teknologi komunikasi. Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Ciri utama dari perkembangan teknologi komunikasi adalah terjadinya perkawinan antara beberapa jenis media dan teknologi, yang kemudian menghasilan bentuk-bentuk baru yang memiliki kemampuan berlipat ganda dan menciptakan aneka pelayanan komunikasi yang lengkap dan unik, yang bahkan tidak terbayangkan sebelumnya Nasution, 1990: 68. Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televise menjadi dan menandai teknologi yang disebut dengan internet Bungin, 2006: 113. II.3. Internet II.3.1. Sejarah Internet Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir sejak munculnya TV adalah penemuan dan pertumbuhan internet Severin dan Tankard, 2007: 443. Secara harfiah, internet kependekan daripada perkataan “inter-network” ialah rangkaian komputer yang terhubung menelusuri beberapa rangkaian http:id.wikipedia.orgwikiinternet. Istilah internet Indonesia adalah istilah- istilah yang diserap dan bahasa asing karena kemajuan teknologi internet. Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari bahasa Inggris, karena dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling luas. Menurut Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif Ardianto, 2004: 141. Internet lahir pada masa perang dingin disekitar tahun 1969 dan digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Pada saat itu ARPA Avanced Research Project Agency dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat membangun sistem jaringan komputer yang disebut Arpanet. Jaringan ini menghubungkan antar komputer di daerah-daerah yang vital dalam rangka mengatasi masalah jika terjadi serangan nuklir. Arpanet berkembang sangat pesat dan dipecah menjadi dua bagian Milnet dan Arpanet. Milnet digunakan khusus untuk keperluan militer, sedangkan Arpanet digunakan untuk keperluan non-militer terutama perguruan tinggi. Gabungan kedua jaringan ini pada akhirnya dikenal dengan nama Darpa Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet. Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena di dalam internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil dan komunikasi menjadi mudah. Onno W. Purbo 2001 melukiskan bahwa internet juga telah mengubah metode komunikasi masa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual http:mhs.blog.ui.edu II.3.2.Manfaat Internet Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet yaitu sebagai berikut http:incuvl.petra.ac.id a Komunikasi Internet kemungkinan terjadinya komunikasi yang super cepat antar suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktul. Hal ini dimungkinkan karena jangkauan internet yang telah mengglobal. Dengan kita mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di internet, maka kita dapat mengirim informasi kapan saja dan ke mana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat dan dengan cara yang sangat mudah. b Informasi Begitu banyaknya komputer yang terhubung ke internet, di mana masing-masing komputer memiliki kandungan informasinya sendiri-sendiri, maka gabungan seluruh informasi di internet sangatlah luar biasa. Internet merupakan sumber informasi yang melimpah hampir tanpa batas yang terus berkembang seiring dengan makin berkembangnya internet itu sendiri. c Kolaborasi Kolaborasi yang dimaksud adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama team work. Anggota tim bisa terdiri dari berbagai macam ahli dari berbagai bidang yang tersebar di berbagai negara di dunia. Melalui internet kita dapat melakukan suatu konferensi conference dengan berbagai pihak di manapun mereka berada. Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui internet. Berikut ini adalah sebagian dari apa yang tersedia di internet: 1. Internet untuk kehidupan pribadi, meliputi: kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani dan sosial. 2. Informasi untuk kehidupan profesional pekerja, meliputi: sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi.

II.3.3. Internet sebagai media komunikasi

Manusia tidak bahagia ketika ia mendapatkan hambatan untuk menyampaikan pesan dalam jarak luas dan waktu terbatas. Didorong naluri kebahagian, naluri ingin tahu, serta naluri komunikasi dan ditunjang akal budinya, teknologi komunikasi terus bertumbuh hingga sekarang. Hasrat dan naluri berkomunikasi serta berbagai informasi dan pengetahuan secara berbas mendorong manusia menciptakan teknologi hingga bentuk terkininya, yaitu internet. Internet telah membentuk ruang dan waktu, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Kata cyberspace pertama kali digunakan dan dipopulerkan oleh Wiliam Gibson dalam novel fantasi ilmiah, neuromancer, yang terbit pada tahun 1984. Di cyberspace, sebagai bentuk media komunikasi yang kita: face-to-face meeting, telepon, fax, surat, surat kabar, majalah, radio, TV, film telah bermutasi menjadi teleconference, i-phone internet telephone i-fax internet fax, e-mail electronic mail, e-magazine electronic magazine, dan seterusnya. Dengan internet kita memasuki ruang dan waktu baru yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, kita menjumpai hampir seluruh bentuk media komunikasi yang kita kenal berkonvergensi menyatu di sana, membuatnya disebut multimedia. Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar pribadi. Kedua pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena, kedua pendapat yang betentangan itu pada dasarnya mengingkari hakekat internet yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antara pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya Vardiansyah, 2004: 106. Menurut Saverin dan Tankard 2007: 7 ada tiga fitur utama internet, yaitu e-mail surat elektronik, Newsgroups and Mailing List, serta World Wide Web: 1. E-mail Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan elektronik atau e-mail. Tidak perlu menjadi pengguna internet yang canggih untuk bisa mengirimkan pesan e-mail. Banyak orang awam melakukannya melalui layanan online, sepertinya halnya American Online dan Prodigy. 2. Newsgroups and Mailing Lists Newsgroups and Mailing Lists merupakan sistem berbagai pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan opini. Beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat berita secara lebih cepat dan lebih baik dari newsgroups daripada Koran atau majalah. Mungkin yang lebih penting lagi, newsgroups memungkinkan terjadinya respon langsung terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa dilakukan oleh koran dan majalah. 3. World wide web Word wide web yang juga dikenal sebagai www atau web merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat. II.4. Media Pembelajaran II.4.1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan, selain itu juga waktu yang diperlukan untuk mengajarkan materi tersebut dan kondisi yang tersedia di sekolah, sehingga media menjadi efektif digunakan dalam proses pembelajaran Diknas, 2008: 2. Selain sebagai perantara dalam interaksi belajar mengajar, media pembelajaran memiliki peran sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar seringkali ditandai dengan adanya unsur tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi. Keempat unsur tersebut saling berinteraksi dan berinterelasi. Metode dan media merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari unsur pembelajaran yang lain. Metode dan alat, yang dalam hal ini adalah media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan Diknas, 2008: 2. Jadi menurut uraian di atas dapat disimpulkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar dan merupakan suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

II.4.2. Fungsi media pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa. Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran Diknas, 2008: 6. Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, menurut Gerlach 2001 fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang bendaperistiwa sejarah. b. Mengamati bendaperistiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, gunung meletus dan sebagainya. c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang bendahal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba dan sebagainya. d. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya e. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar dan sebagainya. f. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusaksukar diawetkan. Dengan menggunakan modelbenda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan dan sebagainya. g. Mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna dan sebagainya. h. Melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik. i. Melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan. j. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung. k. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama. l. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat dan temponya masing- masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan kecepatan masing-masing.

II.4.3. Jenis-jenis media pembelajaran

Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 tujuh klasifikasi media, yaitu: a. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film televisi. b. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, dan sebagainya. c. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara. d. Media visual bergerak, seperti: film bisu. e. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu. f. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio. g. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri. Menurut Sadiman 1986 secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. b. Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas. c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. d. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa. e. Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas. f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. g. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar. h. Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari sederhana ke rumit.

II.4.4. Prosedur pemilihan media belajar

Ada beberapa prinsip yang perlu perhatikan dalam pemilihan media, meskipun caranya berbeda-beda,yaitu: a. Pertama, define pembatasan, dalam fase ini menyangkut rumusan tujuan, rancangan media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana serta aspek perancangan lainnya. b. Kedua, develop pengembangan, dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama. c. Ketiga, evaluation evaluasi, yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah dikembangkandibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan pihak lain. Selain pertimbangan di atas, menurut Diknas 2008: 13 memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu: a. Access adalah kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Media yang kita perlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid. Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya murid diizinkan untuk menggunakannya. b. Cost adalah biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun. c. Technology adalah mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu, namun perlu diperhatikan teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya. d. Interactivity adalah media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. e. Organization adalah pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. f. Novelty adalah pembaharuan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

II.5. Kompetensi Belajar

Seseorang dikatakan memiliki kompetensi dalam belajar apabila ia bukan hanya sekedar tahu mengenai suatu hal, tetapi bagaimana implikasi dan implementasi pengetahuan itu dalam pola perilaku atau tindakan yang ia lakukan. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak Sanjaya, 2005: 7. Dalam pembelajaran yang mengedepankan kompetensi maka hasil akhir yang ingin dicapai adalah bagaimana siswi memiliki kecakapan hidup life skill yang bertujuan a. Mengaktualisasi potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problem yang dihadapi. b. Memberi kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel. c. Mengoptimalkan pemanfaatn sumber daya lingkungan sekolah dengan memberikan peluang pemanfatan sumber daya yang ada di masyarakat. Dalam pengembangan kompetensi belajar siswa, maka pendidik memiliki prinsip yakni: a. Kesamaan memperoleh kesempatan Dengan adanya perhatian dalam pengembangan kemampuan peserta didik, maka setiap siswa memperoleh kesempatan yang sama dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok, termasuk di dalamnya yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya. b. Berpusat pada anak didik Upaya mendirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuan. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik perlu terus-menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian usaha tersebut. Penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. c. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus kepada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Hal ini menurut kerjasama antar semua pihak dan tanggungjawab bersama peserta didik, guru, sekolah, orang tua dan masyarakat. d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksaan Standart kompetensi yang ditetapkan pemerintah UU No. 20 Tahun 2003 dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing sekolah. Standart kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta taraf internasional. Hal yang menjadi dasar kompetensi siswa di dalam belajar adalah terutama terletak pada motovasi belajar siswa. Menurut Dr. Clark hal yang menjadi motivasi yang baik dari orang-orang yang meraih prestasi tinggi di SMA dan tingkat-tingkat sekolah dasar yang berasal dari keluarga-keluarga yang berpendapat rendah. Penelitiannya membimbing pada kesimpulan bahwa yang membuat perbedaan bagi murid-murid seperti itu adalah bahwa mereka berasal dari keluarga yang efektif. “Keluarga yang efektif memperlihatkan sejumlah sikap dan kebiasaan yang positif terhadap anak-anak yang membantu keberhasilan mereka di sekolah dan di kehidupannya” Wlodkowski, 2004: 28. Adapun ciri-ciri keluarga efektif di antaranya: 1. Perasaan kontrol akan kehidupan Orang tua yang efektif percaya bahwa mereka bisa membuat sebuah perbedaan dalam perkembangan akademis dan pribadi anak-anaknya. Mereka tidak kewalahan dengan keadaan mereka. Bahkan ketika mereka hidup dalam kemiskinan, mereka tetap menjaga suatu harapan. Mereka mendengarkan impian anak mereka dan mewakili waktu berbagi dengan mereka. 2. Sering mengkomunikasikan harapan yang tinggi kepada anak-anak Artinya bukan menggantungkann harapan kosong yang setinggi-tingginya. Tapi kerap mengkomunikasikan kehidupan yang lebih baik dengan ilmu dan pengetahuan. Anak-anak tahu bahwa keinginan berhasil di sekolah adalah alasan dan sikap yang tepat untuk dimilikinya. 3. Impian keluarga untuk berhasil di masa depan Mereka memiliki pandangan untuk keberhasilan pribadi bagi setiap anak dan suatu rencana untuk mewujudkan impian tersebut. Anak-anak diberitahu bahwa pendidikan yang baik adalah bagian utama dari rencana ini. 4. Pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan Orang tua menegaskan bahwa yang utama membuat perbedaan bukanlah faktor nasib atau keturunan atau penampilan melainkan kerja keras. Anak mereka percaya keberhasilan akan datang dari motivasi dan komitmen dalam diri mereka sendiri. 5. Sebuah gaya hidup yang aktif Mereka menyingkirkan kemalasan dan membantu mengarahkan waktu anak- anak mereka ke dalam aktivitas yang bermanfaat. Mereka mendorong anak-anak untuk memanfaatkan sekolah dan sumber-sumber masyarakat; mendorong anak- anak mereka untuk bergaul dengan anak-anak yang memiliki nilai-nilai penghargaan yang sama terhadap kerja dan sekolah. 6. Menetapkan 25 sampai 35 jam untuk belajar di rumah setiap minggu Termasuk di dalamnya waktu untuk membersihkan rumah dan membaca di waktu luang. 7. Memandang keluarga sebagai unit sistem pendukung dan pemecahan masalah Anak-anak menyadari bahwa mereka dibutuhkan dan bisa memberikan kontribusi bagi keluarganya. 8. Memahami aturan-aturan rumah tangga dengan jelas dan melaksanakan secara konsisten Orang tua yang efektif pembatasan-pembatasan dan sanksi yang mereka tetapkan dengan standar yang pantas. Dalam perselisihan atau konflik, mereka biasanya memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mencari pemecahannya, serta biasanya dilaksanakan dengan suasana adil dan kasih sayang. 9. Sering berhubungan dengan para guru Mereka terlibat dalam kelompok-kelompok orang tua dan guru serta dalam aktivitas-aktivitas sekolah. Mereka bekerja sama dengan para guru memeriksa kemajuan anak-anaknya. Mereka mencari tahu hal-hal yang dapat mendukung pelajaran di sekolah melalui aktivitas-aktivitas di rumah. Anak-anak akan melihat orang tua dan guru sebagai kekuatan yang bersatu untuk membantu keberhasilan mereka. 10. Memberikan penekanan pada pertumbuhan spiritual Mereka mendorong dan mengilhami anak-anak untuk berjuang demi kedamaian dan cinta dari dalam dirinya. Anak-anak percaya mereka bisa meraih kekuatan untuk mengatasi rasa takutnya serta menangani konflik-konflik dan stress.

II.6. Sikap

“Sikap atau attitude pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer di tahun 1962 yang berarti status mental seorang” Azwar, 2005: 3 “Attitude is a learnerd predisposition to behave in a consistently favorable or unfavorable way with respect to a given object” Schiffman, 2000: 200. Severin dan Tankard 2001: 151 berpendapat bahwa “sikap pada dasarnya adalah tendensi manusia terhadap sesuatu. Sikap merupakan suatu evaluasi terhadap objek sikap dimana evaluasi rasa suka dan tidak suka terhadap objek sikap adalah inti sikap”. Sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperan sebagai perantara antara respon dan objek bersangkutan. “Sikap ini merupakan kecenderung bertindak, berpersepsi, berpikir, merasa pada suatu objek tertentu” Sunarjo, 1995: 27. Sedangkan menurut Cutlip dan Center dalam buku Opini Publik, “sikap atau attitude adalah kecenderungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau suatu situasi yang tertentu”. Baron dan Byrne mendefinisikan “sikap sebagai sekumpulan perasaan, keyakinan dan kecenderungan perilaku yang diarahkan kepada orang, gagasan, objek atau kelompok tertentu” dalam Liliweri, 2007: 220.

II.6.1. Faktor Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk dari interaksi sosial yang dialaminya dan dalam interaksi sosial tersebut, individu akan membentu suatu pola sikap tertentu terhadap berbagai objek yang dihadapinya. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap Azwar, 2005: 3: a. Pengalaman Pribadi Sikap timbulnya dari pengalaman dan merupakan hasil belajar individu. Karena apa yang telah atau sedang dialami seseorang akan ikut membentuk tanggapan dan mempengaruhi penghayatan terhadap objek sikap. Tanggapan tersebut akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain di sekitar kita adalah salah satu komponen penting yang dapat mempengaruhi sikap kita. Orang lain tersebut antara lain orang yang kita harapkan persetujuannya, orang yang tidak ingin kita kecewakan atau orang yang berarti khusus bagi kita. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan akan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan menanamkan garis pengarah sikap terhadap masalah dan kebudayaan pula yang corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya d. Media massa Meskipun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual namun dalam proses pembentukan sikap dan perubahannya, peranan media massa tidak kecil artinya. Dengan adanya informasi baru yang disampaikan oleh media massa mengenai suatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap mengenai hal tersebut. Pesan- pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. e. Pengaruh emosional Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego f. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama merupakan suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Dalam hal ini ajaran yang diperoleh dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama seringkali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap. Sedangkan Ahmadi mengatakan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh dua faktor yaitu 2002: 171: a. Faktor Intern Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh- pengaruh yang datang dari luar. Daya pilih ini sering disebut selectivity. b. Faktor Ekstern Yaitu faktor yang terdapat luar pribadi manusia yang berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan lain sebagainya.

II.6.2. Komponen Sikap

Tiga komponen sikap yang saling menunjang menurut Severin dan Tankard adalah sebagai berikut 2001: 151: a. Komponen afektif Komponen afektif ini berisi perasaan-perasaan terhadap objek sikap yang terkait dengan rasa suka atau tidak suka. Mann dalam buku Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, mengatakan bahwa komponen ini merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi dalam Azwar, 2005: 24. Komponen ini akan menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan senang atau tidak senang terhadap objek sikap Mar’at, 1982: 21. b. Komponen kognitif Komponen kognitif ini berisikan keyakinan terhadap objek sikap. Komponen ini akan menjawab pertanyaan apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek Mar’at, 1982: 21. c. Komponen perilaku Komponan ini adalah perilaku-perilaku yang disengaja terhadap objek sikap. Menurut Mar’at, komponen ini akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan bertindak terhadap objek sikap. Sedangkan Azwar 2005: 27. mengatakan bahwa komponen ini menunjukkan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri individu berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Para ahli berpendapat bahwa sikap merupakan komponen yang konstrak meski teoritiknya berbeda satu sama lain. Sekalipun semua komponen berada pada satu kontinum evaluatif namun pertanyaan masing-masing komponennya berbeda. Meskipun demikian, komponen-komponen sikap ini bersifat konstrak dan saling mendukung satu sama lain.

II.6.3. Ciri-ciri sikap

Sikap menunjukkan jenis tingkah laku individu dalam hubungannya dengan stimulus yang relevan berupa orang-orang atau kejadian-kejadian. Berikut ini adalah ciri-ciri sikap: a. Learnability dapat dipelajari Sikap merupakan hasil belajar, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Sikap yang dipelajari secara sengaja disebabkan karena individu menganggap hal tersebut memberi manfaat bagi dirinya, membantu tujuan kelompok dan memperoleh suatu nilai yang sifatnya perorangan. b. Stability Sikap yang bermula dari pembelajaran akan menjadi kuat dan stabil melalui pengalaman. Misal perasaan suka atau tidak terhadap warna tertentu yang sifatnya berulang-ulang atau memiliki frekuensi tinggi. c. Personal –society significance Sikap melibatkan hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain dan antara individu dengan benda atau situasi. d. Cognitive and affective Komponen kognisi sikap adalah berisi informasi yang faktual sehingga akan memunculkan komponen afeksi. e. Approach-avoidance directionaly Kepentingan individu akan mengiring individu untuk menyeleksi apakah objek sikap favorable.

II.6.4. Subjek dan Objek Sikap

Subjek dan objek sikap menurut Liliweri 2001: 19 antara lain: a. Subjek Sikap Subjek sikap adalah orang yang bersikap. Setiap orang boleh mempunyai satu atau beberapa sikap terhadap sekelompok orang, organisasi sosial tertentu, orang lain, situasi tertentu dan lain-lain. Sikap ini dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosial, ekonomi, politik dan lingkungan hidup manusia. Pada kesimpulannya, sikap terhadap suatu objek tergantung pada faktor manusia yang bersikap. Dalam penelitian ini subjek sikap adalah siswa SMA Negeri 3 Medan. b. Objek Sikap Objek sikap adalah sikap individu terhadap suatu objek ditentukan oleh tampilan objek itu sendiri. Jika tampilan objek menarik perhatian maka orang akan mempunyai harapan tertentu dan mencatat kesan tentang objek itu ke dalam memorinya. Objek sikap dalam penelitian ini adalah internet.

II.6.5. Fungsi Sikap

Fungsi sikap menurut Katz dalam buku Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya adalah sebagai berikut dalam Azwar, 2005: 63: a. Fungsi Instrumental, fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat Dalam fungsi ini, individu dengan sikapnya akan berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalisasikan hal-hal yang tidak diinginkannya. Individu akan membentuk sikap yang positif pada hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan begitu yang sebaliknya, indvidiu akan memberikan sikap negatif pada hal- hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. b. Fungsi Pertahanan Ego Dalam fungsi ini, sikap merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan. Sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa mengancam egonya atau sewaktu ia mengatahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. c. Fungsi Pertanyaan Nilai Dalam fungsi ini, sikap digunakan sebagai sarana ekspresi nilai sentral dalam dirinya karena individu seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. d. Fungsi Pengetahuan Menurut fungsi ini, manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan sebagai melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dana mengorganisasikannya.

II.6.6. Tiga Keadaan Umum yang Mewarnai Sikap

Tiga keadaan umum yang mewarnai sikap antara lain: a. Sikap Positif Ditandai dengan anggukan kepala audience ketika membaca pesan yang disampaikan, tertawa, tersenyum, dan terkadang menggunakan kata-kata setuju, benar, dan sebagainya. Orang pada kelompok ini justru memberi masukan, usulan dan melengkapi. Dalam penelitian ini, sikap positif ditandai dengan jawaban setuju responden dalam kuesioner yang diisi yaitu kecenderungan siswa SMA Negeri 3 Medan dalam memanfatkan teknologi internet untuk meningkatkan kompetensi belajarnya. b. Sikap Netral Orang yang bersikap netral karena umumnya belum mengenal betul mengenai permasalahan atau objek sikap dan tidak mempunyai kepentingan terhadap isu pesan yang disampaikan. Dalam penelitian ini, sikap netral ditandai dengan jawaban netral atau ragu-ragu dari responden. c. Sikap Negatif ditandai dengan menggelengkan kepala ketika audience membaca pesan yang disampaikan, tersenyum sinis dan terkadang menggumamkan kata- kata tidak setuju, membantah dan sebagainya. Orang-orang pada kelompok ini biasanya akan mengajukan pertanyaan yang menguji atau menjatuhkan. Dalam penelitian ini sikap negatif ditandai dengan jawaban tidak setuju responden pada kuesioner yaitu kecenderungan siswa SMA Negeri 3 Medan untuk tidak memanfaatkan teknologi internet dalam meningkatkan kompetensi belajarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet Perpustakaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Medan

1 31 68

Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif Di kota Medan

3 68 112

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar Akuntasi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ka

0 1 15

Pengaruh motivasi belajar, disiplin belajar, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA Negeri 1 Nganglik.

0 0 188

STRATEGI OPTIMALISASI PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA: STUDI KASUS SMA NEGERI 1 BURAU

0 0 12