Kompetensi Belajar 5. Kerangka Teori

Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna tidak terlepas dari peran media. Adapun peranan media menurut Diknas 2008: 31 sebagai berikut: a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran. b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa. c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan d emikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.

I.5.5. Kompetensi Belajar

Kata kompetensi biasanya diartikan sebagai ”kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas” atau sebagai ”memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan”. Johnson menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan kompetensi merupakan suatu sistem dimana siswa baru dianggap telah menyelesaikan pelajaran apabila ia telah melaksanakan tugas yang dipelajarinya untuk dilakukannya. Johnson memandang kompetensi sebagai perbuatan performance yang rasional, karena orang yang melakukannya harus mempunyai tujuan atau arah dan ia tahu apa dan mengapa ia berbuat demikian Suparno, 2001: 27. Kompetensi itu adalah suatu pengetahuan keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai prilaku kognitif, afektif dan psikomotoriknya Sanjaya, 2005: 83. Dari pendapat tersebut maka jelas bahwa kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap dan apresiasi. Artinya, tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon 1988 menjelaskan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut: 1. Pengetahuan knowledge, yaitu pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu, misalnya akan dapat melakukan proses berfikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berfikir ilmiah. 2. Pemahaman understanding, yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. 3. Keterampilan Skill, adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas yang dibebankan. 4. Nilai value, adalah suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. 5. Sikap attitude, yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, misalnya perasaan senang atau tidak senang dengan munculnya peraturan baru. 6. Minat interest, yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan Sanjaya, 2005: 6. Kompetensi yang satu berbeda dengan kompetensi yang lain dalam hal jumlah pembagiannya. Ada kompetensi yang tergantung pada pengetahuan dan ada yang bergantung terhadap proses. Semakin kompleks, kreatif atau profesional suatu kompetensi, semakin besar kemungkinannya diterapkan dengan cara berbeda different fashion pada setiap kali dilakukan bahkan oleh orang yang sama. Hal ini berbeda dengan kompetensi teknis yang diterapkan dengan menggunakan cara yang sama, pada kompetensi profesional dituntut kreativitas serta kecakapan dalam menyesuaikan pada keadaan yang berbeda-beda. Belajar juga dikaitkan dengan konsep kompetensi yang berarti kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Untuk berbagai pekerjaan dan profesi, diperlukan kemampuan kompetensi yang generik dan melintas batas disiplin ilmu, namun ada juga kompetensi khusus sesuai dengan sifat khusus bidang studi. Tidak mudah dalam menetapkan standar kompetensi, terlebih untuk kegiatan yang hasilnya tidak dapat langsung dilihat dan bersifat kompleks. Kompetensi merupakan suatu gabungan dari berbagai energi dan potensi yang ada pada seseorang. Belajar juga seringkali dihubungkan dengan tuas perkembangan yakni, kecakapan yang diharapkan oleh lingkungan sosial untuk dapat dikuasai ditunjukkan oleh individu pada tahap perkembangan tertentu. Dalam meningkatkan kompetensi belajar, terdapat beberapa masalah- masalah-masalah yang ditemukan dilapangan yang dikategorisasikan ke dalam dua faktor yaitu berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri dan faktor-faktor yang berasal dari luar subjek yang belajar. A. Faktor yang berasal dari dalam Internal Yang meliputi: a Mereka sukar mencerna karena materi dianggap sulit b Kehilangan gairah belajar disebabkan memperoleh nilai yang rendah c Kesulitan mendisiplinkan diri dalam belajar d Tidak bisa berkonsentrasi e Tidak tekun dalam belajar f Konsep diri yang rendah g Gangguan emosi B. Faktor-faktor Eksternal a Kemampuan sosial ekonomi b Kemampuan guru menguasai materi dan strategi pembelajaran c Kurang memperoleh dukungan dari orang sekitar d Lingkungan fisik e Kesulitan belajar dari lembaga pendidikan

I.5.6. Sikap

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet Perpustakaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Medan

1 31 68

Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif Di kota Medan

3 68 112

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar Akuntasi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ka

0 1 15

Pengaruh motivasi belajar, disiplin belajar, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA Negeri 1 Nganglik.

0 0 188

STRATEGI OPTIMALISASI PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA: STUDI KASUS SMA NEGERI 1 BURAU

0 0 12