Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Di Kalangan Siswa Sma Negeri 3 Medan)

(1)

INTERNET DAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan

Kompetensi Belajar di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

RIZKI PRATIWI NINGRUM 070904041

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Medan tahun ajaran 2010/2011 kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 1.537 siswa. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 siswa. Sementara teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Stratified Random Sampling.

Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penlitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 18.0 dan skala Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan piranti lunak SPSS versi 18.0.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: “terdapat hubungan yang cukup berarti antara pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan” dengan nilai Koefisien Korelasi 0,494. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa, digunakan rumus Kp= (rs)²x100%. Maka, diperoleh hasilnya adalah 24,4%. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan adalah sebesar 24,4%.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan sumber segala pengetahuan. Sujud sukur kepada-Mu karena izin dan ridha-Mu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sampai dengan selesai. Shalawat beriring salam kemuliaan ditujukan kepada kekasih-Nya, Rasulullah SAW, pembimbing bagi siapa yang mencari-Nya.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ihklas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna dihari yang akan datang

Dalam menyelesaikan skripsi peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua sumber kehidupan penulis Ibunda Hj. Syafningsih Lisma dan Almarhum Ayahanda Drs. Marwin Nurain yang tak habis-habisnya memberikan dukungan moril dan materil, serta curahan kasih sayang tiada tara dan tak berbatas kepada peneliti. Buat kakak-kakak penulis yang luar biasa: Mbak Windianingrum, Mbak Ella Lestari Ningrum yang selalu memberi dukungan dan cinta kepada adiknya baik secara moril dan materi. Buat abang-abang penulis, Bang Heru, Bang Muhammad Syah Marpaung dan Mas Muhyin, terima kasih atas kebaikan hati dan perhatian buat penulis. Untuk keponakan-keponakanku tersayang, 3 jagoan masa depan, Harya, Rafif dan Danish, aunty loves you all so much.


(4)

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Terima kasih atas segala keramahan dan kerendahan hati yang telah ibu berikan.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU beserta Kak Cut, Kak Maya dan Kak Ros.

4. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M. Comm, selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan masukan serta meluangkan waktu diantara kesibukan yang begitu padat. Peace ! 5. Bapak Drs. Safrin, M.Si selaku dosen wali penulis. Terima kasih atas

bimbingan dan arahan bapak selama penulis menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi FISIP USU.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan FISIP USU pada umumnya, yang telah mendidik, membimbing, dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, beserta staff humasnya Bapak Rais dan Mam Zulfah, atas bantuan selama peneliti meneliti di SMA Negeri 3 Medan.

8. Ketua Laboraturium Departemen Ilmu Komunikasi, Ibu Yovita Sabarina Sitepu. S.Sos, M.Si dan mantan ketua LDIK, Ibu Dra. Mazdalifah M.Si


(5)

beserta staffnya yang penulis sayangi, Kak Emilia Ramadhani, Kakanda Farida Hanim dan Kakanda Munzaimah Masril, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk belajar dan menjadi bagian dari laboraturium Ilmu Komunikasi. Tak lupa kepada teman magang seangkatan penulis, Natasia, Firman, Mulya dan Ara. Semoga kedepannya laboraturium kita lebih baik dan baik lagi.

9. Kepada sahabat penulis, Rika Citra Utami, sehabat sedari masa kecil yang tak habis-habisnya memberikan peneliti motivasi, spirit, bantuan, serta kesetiaannya untuk mendengarkan segala keluh kesah penulis.

10. Sahabat Penulis lainnya, Ayu Sartika Nasution, atas 4 tahun menyenangkan melewati masa suka dan duka perkuliahan bersama, berbagi canda, tawa, senang, sedih bersama. Terima kasih atas segala nasihat-nasihat religiusnya untuk penulis.

11. Sahabat-sahabat penulis yang luar biasa, Surya Hermanto (sahabat yang paling menginspirasi penulis, terima kasih atas semua bantuan yang tak terhitung banyaknya, god bless you), Grace (atas bimbingan dan nasihatnya tentang kehidupan), Fazario (atas waktu yang diluangkan untuk membantu penulis), Tetty (keluguannya yang kerap membuat penulis tertawa), Andre (atas kesediaan waktu dan kendaraan yang siap mengantar penulis kemana saja) Nenez (keikhlasannya membagi teman-temannya dengan penulis), Agnesi (yang belakangan sudah jarang bertemu). Tanpa kalian semua, penulis tidak akan menjadi seperti sekarang. Terima kasih atas persahabatan indah yang kalian berikan.


(6)

12. Kakanda Ilma Tsakina Tamsil, yang kerap membuat peneliti kagum akan kepintaran dan keramahannya.

13. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan peneliti menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi angkatan 2007. Semoga di akhir perjalanan kita menuntut ilmu di kampus tercinta, kekompakan dan kekeluargaan semakin terjalin. Very proud of being part of comm ‘07

14. Teman-teman penulis yang lain, Rizta, Boim, Siti, Wanda, Kak Dania, Kak Adis, Dema, Jibo, Uti, Ginda, Kak Nana, Kak Emi, Uti, Ai.

15. Kakanda Ismawati Suud dan keluarga, terimakasih atas banyak sekali kebaikan hatinya, dan selalu ada ketika penulis dilanda bosan dan stress. 16. Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian

pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satupersatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak.. Tidak akan cukup rasanya rasa terima kasih penulis kalau hanya sebatas kata-kata. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat memberi seluas-luasnya manfaat dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, Mei 2011 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 7

I.3. Pembatasan Masalah ... 7

I.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

I.4.1. Tujuan Penelitian ... 7

I.4.2 Manfaat Penelitian. ... 8

I. 5. Kerangka Teori ... 8

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 9

I.5.1.1. Komunikasi ... 9

I.5.1.2 Komunikasi Massa ... 10

1.5.2 Teknologi Komunikasi ... 11

1.5.3. Internet ... 11

I.5.4. Media Pembelajaran ... 13

I.5.5. Kompetensi Belajar ... 14

I.5.6. Sikap ... 17

I.6. Kerangka Konsep ... 18

I.7. Model Teoritis ... 19

I.8. Variabel Operasional ... 19

I.9. Definisi Operasional ... 20

I.10. Hipotesis ... 22

BAB II URAIAN TEORITIS II.1.Komunikasi Dan Komunikasi Massa ... 23

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 23

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi ... 25

II.1.3. Hambatan Komunikasi ... 26

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi ... 27

II.1.5. Komunikasi Massa ... 30

II.1.6. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa ... 31

II.2.Teknologi Komunikasi ... 33

II.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi ... 33

II.2.2. Karakteristik Teknologi Komunikasi ... 35

II.3. Internet ... 36

II.3.1. Sejarah Internet ... 36

II.3.2.Manfaat Internet ... 38

II.3.3. Internet sebagai media komunikasi ... 39

II.4. Media Pembelajaran ... 40

II.4.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 40

II.4.2. Fungsi media pembelajaran ... 42


(8)

II.4.4. Prosedur pemilihan media belajar ... 44

II.5. Kompetensi Belajar ... 45

II.6. Sikap ... 50

II.6.1. Faktor Pembentukan Sikap ... 51

II.6.2. Komponen Sikap ... 52

II.6.3. Ciri-ciri sikap ... 53

II.6.4. Subjek dan Objek Sikap ... 54

II.6.5. Fungsi Sikap ... 55

II.6.6. Tiga Keadaan Umum yang Mewarnai Sikap ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 57

III.1.1. Sejarah SMAN 3 Medan ... 57

III.1.2. Motto, Visi, dan Misi, SMAN 3 Medan ... 58

III.1.3. Tujuan dan Unggulan SMAN 3 Medan ... 61

III.1.4. Keadaan sarana dan prasarana sekolah ... 63

III.1.5. Personil Sekolah ... 64

III.2. Metodologi Penelitian ... 64

III.2.1. Metodologi Penelitian ... 64

III.2.2. Lokasi Penelitian ... 65

III.2.3. Populasi dan Sampel ... 65

III.2.4. Teknik Penarikan Sampel ... 67

III.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 68

III.2.6. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 71

IV.2. Proses Pengolahan Data ... 72

IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 73

IV.3.1. Karateristik Responden ... 74

IV.3.2. Variabel Bebas (X): Penggunaan Internet ... 78

IV.3.3. Variabel Terikat (Y): Kompetensi Belajar ... 99

IV.4. Analisis Silang ... 119

IV.5.Uji Hipotesis ... 122

IV.6.PEMBAHASAN ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan ... 131

V.2. Saran ... 132 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

1. Variabel Operasional... 20

2. Keadaan sarana dan prasarana sekolah ... 63

3. Populasi ... 65

4. Sampling ... 67

5. Jenis Kelamin ... 74

6. Kelas ... 75

7. Umur ... 76

8. Jumlah Uang Saku Perbulan ... 77

9. Tuntutan Menggunakan Internet Dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 78

10. Tempat Biasa Mengakses Internet ... 79

11. Waktu Yang Digunakan Dalam Mengakses Internet Dalam Sehari ... 80

12. Media Yang Paling Sering Digunakan Untuk Mengakses Internet ... 81

13. Perlunya Bantuan Dari Orang Lain Saat Mengkses Internet ... 82

14. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Politik) ... 83

15. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Sosial) ... 84

16. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Ekonomi) ... 85

17. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Budaya) ... 86

18. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi) ... 87

19. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Hiburan) ... 88

20. Jenis Informasi Yang Ditelusuri ... 89

21. Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Topik Secara Lebih Mendalam ... 90

22. Desain Dan Tampilan Internet Yang Menarik ... 91

23. Keakuratan Informasi Yang Diperoleh Dari Internet ... 92

24. Kemudahan Dalam Menemukan Informasi Yang Dibutuhkan... 93

25. Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Informasi Yang Beragam ... 94

26. Kelengkapan Informasi Dari Internet ... 94

27. Kecepatan Informasi Yang Didapat Dari Internet ... 95


(10)

29. Kelebihan Internet Dibanding Media Lain ... 97 30. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Wawasan Dan

Pengetahuan ... 98 31. Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Hal Baru Tentang Mata

Pelajaran Di Sekolah ... 99 32. Internet Sebagai Media Untuk Bertukar Informasi Dengan Komunitas

Dunia Maya ... 100 33. Internet Sebagai Solusi Untuk Memecahkan Masalah Dalam

Memahami Pelajaran Di Sekolah ... 101 34. Kemampuan Internet Dalam Mengurangi Kesalahan Ketika

Mengerjakan Tugas Sekolah ... 102 35. Pemanfaatan Fasilitas Wi-Fi Sekolah ... 103 36. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Keterampilan ... 104 37. Efisiensi Waktu Dalam Mengerjakan Tugas Sekolah Dengan Bantuan

Internet ... 105 38. Kemampuan Internet Dalam Penambahan Wawasan Tentang

Perkembangan Teknologi ... 106 39. Internet Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Siswa ... 107 40. Penggunaan Internet Untuk Membantu Menyelesaikan Tugas

Sekolah ... 108 41. Partisipasi Guru Dalam Mengarahkan Siswa Untuk Menggunakan

Internet ... 109 42. Intensitas Siswa Dalam Membekali Dirinya Dengan Informasi Yang

Diperoleh Dari Internet ... 110 43. Intensitas Siswa Mendiskusikan Hasil Temuannya Di Internet

Kepada Guru ... 111 44. Internet Sebagai Media Yang Memberikan Kemudahan Dalam Proses

Komunikasi Dan Interaksi ... 112 45. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Motivasi Siswa Untuk

Meraih Prestasi Yang Lebih Baik ... 113 46. Keterbukaan Siswa Tentang Sumber Informasi Kepada Guru Dan


(11)

47. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa... 114 48. Kemampuan Internet Dalam Membantu Menyalurkan Hobi Dan

Minat Siswa ... 115 49. Kemampuan Internet Menjadi Media Untuk Bertukar Informasi

Dengan Komunitas Yang Memiliki Minat Sama ... 116 50. Hubungan Antara Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Informasi

Apapun Yang Dibutuhkan Terhadap Kemampuan Internet Sebagai

Sarana Pengembangan Kreativitas Siswa ... 117 51. Hubungan Antara Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Sebuah

Topik Secara Lebih Mendalam Terhadap Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Menyelesaikan

Tugas Di Sekolah ... 118 52. Hubungan Antara Kemudahan Dalam Menemukan Informasi Dari

Internet Terhadap Kemampuan Internet Dalam Membantu Siswa

Untuk Mengerjakan Tugas Sekolah Dengan Tepat Waktu ... 119 53. Korelasi Koefisien Spearman Rho ... 123


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Tabel Fortran Cobol

Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian dari FISIP Lampiran 4 Surat Permohonan Penelitian dari Diknas Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 6 Lembaran Catatan Bimbingan Skripsi


(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Medan tahun ajaran 2010/2011 kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 1.537 siswa. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 siswa. Sementara teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Stratified Random Sampling.

Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penlitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 18.0 dan skala Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan piranti lunak SPSS versi 18.0.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: “terdapat hubungan yang cukup berarti antara pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan” dengan nilai Koefisien Korelasi 0,494. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa, digunakan rumus Kp= (rs)²x100%. Maka, diperoleh hasilnya adalah 24,4%. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan adalah sebesar 24,4%.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Perkembangan terakhir teknologi komunikasi dewasa ini adalah fenomena perkawinan antara teknologi komputer dan teknologi internet. Internet mampu menampilkan tekhnologi media yang sebelumnya ada, berkumpul bersama dalam dunia maya dan dapat diakses dari segala belahan dunia secara real time. Bukan hanya media cetak saja yang sudah dapat diakses melalui internet, tetapi radio bahkan televisi juga. Kehadiran internet tidak disangkal lagi telah membawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi.

Asal-usul internet berasal dari jaringan komputer yang dibentuk pada tahun 1970-an. Ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Selanjutnya, jaringan komputer tersebut diperbaharui dan dikembangkan hingga kini. Penerusnya menjadi tulang punggung global untuk sumber daya informasi yang disebut dengan internet.

Dengan internet, kendala ruang jarak dalam berkomunikasi telah banyak diatasi. Internet sangat efektif untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh.


(15)

Internet sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat untuk memenuhi kepuasan akan hiburan dan pemenuhan kebutuhan informasi saat ini.

Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Namun bagaimanakah bentuk dan wujud dari media atau perantara ini, hal tersebut harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik materi yang akan disampaikan serta kemampuan guru tentang pengetahuannya mengenai media. Sebagai contoh dalam proses pembelajaran maka hal yang harus diperhatikan ketika penyampaian materi/informasi berlangsung adalah keluasan, kedalaman dari materi pelajaran, selain itu juga waktu yang diperlukan untuk mengajarkan materi tersebut, dan kondisi yang tersedia di sekolah, sehingga media menjadi efektif digunakan dalam proses pembelajaran (Diknas, 2008: 16).

Di bidang pendidikan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi membuat pendidikan menjadi lebih fleksibel, baik dalam sistem yang hendak dikembangkan, materi yang dapat diakses, maupun proses pembelajaran yang akan diterapkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian mengenai teknologi informasi dan komunikasi yang diketahui memberikan dampak positif untuk keperluan pendidikan. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian di Amerika Serikat tentang efektivitas pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan. Penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi lebih menguntungkan dibandingkan teknologi instruksional konvensional. Keuntungan


(16)

tersebut 30% menghemat waktu, 30-40% menghemat biaya dan lebih meningkatkan prestasi siswa (Pavlik, 1996: 107). Penerapan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi siswa agar lebih mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya.

Menurut Kamarga (2002: 93), internet merupakan jaringan yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal yang terhubung melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia. Hal ini menjadikan jaringan internet memenuhi kapasitas untuk dijadikan sebagai salah satu sumber dan media pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Internet sebagai suatu sumber dan media pembelajaran dimana internet mempunyai potensi yang besar dalam pembelajaran, baik sebagai sumber belajar, pendukung pengelolaan proses belajar mengajar maupun sebagai media. Sebagai media, menurut Oetomo (2004: 52) media adalah sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan kepada peserta didik itu sendiri. Media pembelajaran menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 5) adalah suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.

Menurut Diknas (2008: 12), pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers”. Hal tersebut


(17)

sejalan dengan paradigma konsep belajar yang akhir-akhir ini berkembang. Paradigma konsep belajar tersebut adalah paradigma konstruktivisme. Menurut paradigma konstruktivisme, pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan pengetahuan (Suparno, 1997: 43). Pembentukan itu sendiri harus dilakukan oleh siswa. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal- hal yang sedang dipelajari (Budiningsih, 2005: 65).

Adapun fasilitas-fasilitas yang dimiliki internet seperti: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat, News groups, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).Haughey ( dalam Prawiradilaga, 2004: 113) mengemukakan sistem pembelajaran melalui internet dapat diterapkan melalui 3 hal yaitu web course, web centric course dan web enhanced course. Web Course, ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Web Centric Course adalah proses belajar dengan menggunakan internet dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Sedangkan web enhanced course, adalah pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. Peranan internet dalam web enhanced course adalah untuk menyediakan content (sumber belajar) yang sangat kaya dan juga memberikan fasilitas hubungan (link) ke


(18)

berbagai sumber belajar. Juga tak kalah pentingnya ialah pemberian fasilitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik dan antar peserta didik secara timbal balik. Dialog dan komunikasi tersebut untuk keperluan berdialog, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok (kolaborasi) (Prawiradilaga, 2004: 116).

Hal inilah yang membuat beberapa SMA di Kota Medan menyadari betul akan pentingnya internet dalam menunjang proses pembelajaran. Sebagian dari SMA di Kota Medan bahkan telah melengkapi sekolah mereka dengan fasilitas jaringan wi-fi yang merupakan penghubung jaringan internet. Sehingga dalam proses belajar, internet digunakan untuk mengakses informasi mengenai pelajaran dan sebagai alat bantu guru untuk membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran yang sedang diajarkan guru. Siswa juga sering ditugaskan untuk mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan pelajaran melalui internet. Siswa juga mencari pelajaran yang tidak dimengerti melalui internet. SMA Negeri 3 Medan dalam hal ini adalah salah satu dari banyak SMA di Kota Medan yang memanfaatkan teknologi internet sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kompetensi siswanya.

Menurut Munsyi, kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi menunjuk kepada performance dan perbuatan rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan. Performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya diamati, tetapi juga meliputi perihal yang tidak tampak. Dalam terminologi yang berlaku umum, istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris competence sama


(19)

dengan being competent dan competent sama dengan having ability, power, authority ,skill, knowledge, attitude, etc. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang yang bersangkutan.

Peneliti akan meneliti hubungan antara penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa SMA Negeri 3 Medan dimana proses belajar mengajar dilaksanakan dengan menerapkan metode konvensional dan metode berbasis teknologi. Saat ini SMA Negeri 3 Medan tengah giat melakukan pengembangan metode pembelajaran berbasis teknologi internet. Salah satunya dengan upaya melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung, seperti laboratorium Teknologi Informasi Komputer, Hot Spot Area dan pengembangan

Website e-learning yang bisa diakses melalui

ini menunjukkan keseriusan SMA Negeri 3 Medan dalam menerapkan pendidikan berbasis teknologi yaitu internet dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Oleh sebab itu, dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi di SMA Negeri 3 Medan. Selain itu adanya unsur kedekatan antara peneliti dengan responden juga dianggap dapat memudahkan peneliti dalam meneliti dan mendapatkan data yang valid.

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan.


(20)

I. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan?”

I. 3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian bersifat korelasional, yaitu menganalisis pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA Negeri 3 Medan.

2. Penggunaan internet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan internet untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas.

3. Objek penelitian yang diteliti adalah Siswa SMA Negeri 3 Medan. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan selesai.

I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak


(21)

lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah, terdiri dari:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa SMA Negeri 3 Medan tentang internet.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis informasi yang diakses siswa melalui internet.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa SMA Negeri 3 Medan.

I.4.2 Manfaat Penelitian.

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan beberapa manfaat, baik dari segi akademis, teoritis dan praktis, di antaranya yaitu :

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara Teoritis, penelitian ini ditujukan untuk memperkaya khasanah penelitian terutama tentang komunikasi massa.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

I. 5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi, 2001: 39-40).


(22)

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori berfungsi untuk mejelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan.

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain: I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

I.5.1.1. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communis yang artinya sama, communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi. Menurut Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul “Social Communication”, mendefinisikan komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Mulyana, 2005: 4)

Sebuah definisi singkat, dikemukakan oleh Harold D Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who says what to whom in which channel with what effect?”, yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia ialah “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya?”. Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan tersebut, yakni:

a) Komunikator b) Pesan


(23)

c) Media d) Komunikan e) Efek

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media atau saluran dan menimbulkan efek.

I.5.1.2 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media masssa (Mass Communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film.

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan dicoba diraih dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa dapat juga didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat-alat yang tergolong mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan film.

Komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan merupakan pesan yang mengandung kepentingan publik.


(24)

Komunikasi Massa, memiliki ciri – ciri :

a) Komunikator dalam komunikasi massa melembaga b) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen c) Pesannya bersifat umum

d) Komunikasinya berlangsung satu arah

e) Komunikasi massa menimbulkan keserempakkan f) Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

g) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2003: 63).

1.5.2 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan maslalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers, 1986 dalam Lubis (2005: 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai ”alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukaran informasi dengan orang lain”. Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas.

1.5.3. Internet

Menurut Kamarga (2002: 93), internet merupakan jaringan yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal yang terhubung melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup


(25)

seluruh dunia. Dan hal ini menjadikan jaringan internet memenuhi kapasitas untuk dijadikan sebagai salah satu sumber dan media pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Menurut Sidharta (1996: 59), internet adalah lebih dari sekedar jaringan komputer atau pelayan informasi. Internet adalah gambaran dinamis bahwa manusia yang mampu berkomunikasi secara bebas akan memilih untuk bersikap sosial dan tidak mementingkan diri sendiri.

Tharom (2002: 61), mengatakan bahwa pada awalnya, internet memiliki empat aplikasi utama, yaitu e-mail, news, remote login, dan file transfer. Salah satu aplikasi baru yang muncul yaitu world wide web (WWW), yang merupakan arsitektur kerja dalam mengakses dokumen-dokumen yang tersebar pada ribuan mesin di internet. Web mulai dimunculkan pada tahun 1989 oleh CERN, Pusat Penelitian Nuklir Eropa. WWW diusulkan oleh tim Berners-Lee pada bulan Maret 1989 dan 18 bukan kemudian berhasil dibuat prototype pertama berbasis teks. Pengembangan terus dilakukan sampai didapatkan interface grafis pada bulan 1993.

Turkle dalam Severin dan Tankard (2005: 446), menyebutkan istilah komprehensif untuk world wide web, internet, milis elektronik, kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang obrol (chatting), permainan interaktif multi-player dan bahkan e-mail adalah dunia maya. Sebagai bagian dari media massa, internet tidak terlepas dari aspek-apek yang harus diperhatikan dalam penggunaan media massa. Adapun beberapa aspek yang diperhatikan dalam penggunaan media massa termasuk internet adalah:

1. Jenis informasi yang diakses 2. Kejelasan isi


(26)

3. Intensitas 4. Efektivitas 5. Fleksibilitas

I.5.4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar dan merupakan suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.

Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi (Diknas, 2008: 27). Jika kembali kepada paradigma pembelajaran sebagai suatu proses transaksional dalam menyampaikan pengetahuan.

Menurut Diknas, (2008: 30) Dalam proses pembelajaran terdapat tingkat proses aktivitas yang melibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu:

a. Tingkat pengolahan Informasi b. Tingkat penyampaian informasi c. Tingkat penerimaan informasi d. Tingkat pengolahan informasi e. Tingkat respon dari peserta didik f. Tingkat diagnosis dari pengajar g. Tingkat penilaian


(27)

Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna tidak terlepas dari peran media. Adapun peranan media menurut Diknas (2008: 31) sebagai berikut:

a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran.

b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.

I.5.5. Kompetensi Belajar

Kata kompetensi biasanya diartikan sebagai ”kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas” atau sebagai ”memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan”. Johnson menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan kompetensi merupakan suatu sistem dimana siswa baru dianggap telah menyelesaikan pelajaran apabila ia telah melaksanakan tugas yang dipelajarinya untuk dilakukannya. Johnson memandang kompetensi sebagai perbuatan (performance) yang rasional, karena orang yang melakukannya harus mempunyai tujuan atau arah dan ia tahu apa dan mengapa ia berbuat demikian (Suparno, 2001: 27).

Kompetensi itu adalah suatu pengetahuan keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai prilaku kognitif, afektif dan psikomotoriknya (Sanjaya, 2005: 83). Dari pendapat tersebut maka jelas bahwa kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap dan apresiasi. Artinya, tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu.


(28)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu, misalnya akan dapat melakukan proses berfikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berfikir ilmiah. 2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

3. Keterampilan (Skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas yang dibebankan.

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.

5. Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, misalnya perasaan senang atau tidak senang dengan munculnya peraturan baru.

6. Minat (interest), yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan (Sanjaya, 2005: 6).

Kompetensi yang satu berbeda dengan kompetensi yang lain dalam hal jumlah pembagiannya. Ada kompetensi yang tergantung pada pengetahuan dan ada yang bergantung terhadap proses. Semakin kompleks, kreatif atau profesional suatu kompetensi, semakin besar kemungkinannya diterapkan dengan cara berbeda (different fashion) pada setiap kali dilakukan bahkan oleh orang yang sama. Hal ini berbeda dengan kompetensi teknis yang diterapkan dengan menggunakan cara yang sama, pada kompetensi profesional dituntut kreativitas serta kecakapan dalam menyesuaikan pada keadaan yang berbeda-beda.

Belajar juga dikaitkan dengan konsep kompetensi yang berarti kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Untuk berbagai pekerjaan dan profesi, diperlukan kemampuan kompetensi yang generik dan melintas batas disiplin ilmu, namun ada juga kompetensi khusus sesuai dengan sifat khusus bidang studi.


(29)

Tidak mudah dalam menetapkan standar kompetensi, terlebih untuk kegiatan yang hasilnya tidak dapat langsung dilihat dan bersifat kompleks. Kompetensi merupakan suatu gabungan dari berbagai energi dan potensi yang ada pada seseorang. Belajar juga seringkali dihubungkan dengan tuas perkembangan yakni, kecakapan yang diharapkan oleh lingkungan sosial untuk dapat dikuasai (ditunjukkan) oleh individu pada tahap perkembangan tertentu.

Dalam meningkatkan kompetensi belajar, terdapat beberapa masalah-masalah-masalah yang ditemukan dilapangan yang dikategorisasikan ke dalam dua faktor yaitu berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri dan faktor-faktor yang berasal dari luar subjek yang belajar.

A. Faktor yang berasal dari dalam (Internal) Yang meliputi:

a) Mereka sukar mencerna karena materi dianggap sulit

b) Kehilangan gairah belajar disebabkan memperoleh nilai yang rendah

c) Kesulitan mendisiplinkan diri dalam belajar d) Tidak bisa berkonsentrasi

e) Tidak tekun dalam belajar f) Konsep diri yang rendah g) Gangguan emosi

B. Faktor-faktor Eksternal

a) Kemampuan sosial ekonomi


(30)

c) Kurang memperoleh dukungan dari orang sekitar d) Lingkungan fisik

e) Kesulitan belajar dari lembaga pendidikan

I.5.6. Sikap

Menurut Sherif (dalam Dayaksini, 2003: 95), sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. Menurut Allport (dalam Dayakinsi, 2003: 96), pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen komponen tersebut ada tiga, yaitu:

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. Komponen kognitif menyatakan kepercayaan terhadap sesuatu datang dari apa yang telah dilihat atau dari yang telah diketahui. Berdasarkan hal ini kemudian terbentuk ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan terbentuk akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu.

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin mengubah sikap seseorang. Secara


(31)

umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

c. Komponen konatif

Komponen konatif berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Komponen konatif menunjukkan bagaimana cara berperilaku sesuai dengan objek sikap yang dihadapi. Asumsinya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan dalam membentuk sikap individual.

I. 6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang kritis dan bersifat memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam menentukan hipotesis (Nawawi, 1995: 40).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur lainnya (Nawawi, 1995: 56). Variabel bebas penelitian ini adalah internet.


(32)

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Nawawi, 1995: 57). Variabel terikat ini adalah peningkatan kompetensi belajar siswa.

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden menjelaskan tentang usia, jenis kelamin, kelas responden serta uang saku perbulan.

I. 7. Model Teoritis

Model Teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut:

Model Teoritis

I. 8. Variabel Operasional

Operasional adalah mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk yang dapat diamati dan diukur (Rakhmat, 1993: 132). Berdasarkan kerangka teori dan

Variabel Bebas (X) Internet

Variabel Terikat (Y) Kompetensi belajar Siswa


(33)

konsep diatas, maka dibuat operasional variabel untuk melakukan kemudahan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Internet

1. Jenis dan isi (content) informasi 2. Kejelasan isi

3. Intensitas 4. Efektivitas 6. Fleksibilitas Variabel Terikat (Y)

Kompetensi Belajar

1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Keterampilan 4. Nilai

5. Sikap 6. Minat

Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin 2. Umur

3. Kelas

4. Uang saku perbulan

I. 9. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menginformasikan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi variabel operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana cara mengukur variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X) Internet


(34)

a) Jenis dan isi informasi: Untuk mengetahui isi dan jenis informasi apa saja yang sering diakses siswa.

b) Kejelasan isi: untuk mengetahui apakah segala informasi yang mereka akses dapat ditangkap dengan baik oleh seluruh responden.

c) Intensitas: frekuensi mahasiswa mengakses internet

d) Efektivitas: apakah proses pengaksesan internet efektif dalam meningkatkan kompetensi siswa.

e) Fleksibilitas: kefleksibelan penggunaan internet dalam meningkatkan kompetensi siswa.

2. Variabel Terikat (Y) Kompetensi Belajar

a) Pengetahuan: peningkatan pengetahuan yang didapat siswa melalui teknologi internet.

b) Pemahaman: kemampuan siswa untuk memecahkan masalah setelah melewati proses belajar dengan bantuan teknologi internet.

c) Keterampilan: adanya kemauan dalam diri siswa untuk mengolah kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan kegiatan belajar serta menggunakan fasilitas belajar dengan bantuan teknologi internet.

d) Nilai: nilai diri dan perilaku siswa yang timbul dan menjadi bagian dirinya setelah melewati proses pembelajaran dengan bantuan teknologi internet. e) Sikap: bagaimana perasaan atau reaksi siswa siswa ketika didalam kelas,

bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekolah, dan saat berinteraksi dengan guru dengan bantuan teknologi internet.


(35)

f) Minat: kecenderungan siswa untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan, misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran melalui internet.

3. Variabel Z (Karakteristik Responden) a) Jenis kelamin: Pria dan Wanita b) Umur : Umur responden c) Kelas: Kelas responden

d) Uang saku: Uang saku perbulan

I. 10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004: 14).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho: tidak terdapat hubungan antara pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan. Ha: terdapat hubungan antara pengaruh penggunaan internet terhadap


(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Dan Komunikasi Massa II.1.1. Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia (Effendy, 2003: 8). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002: 20). Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003: 30). Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi.

Di antara sosiolog, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland


(37)

yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat (Effendy, 2003: 10). Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat dan tingkah laku publik. Sedangkan menurut Wilbur Schramm seorang ahli linguistik, mengatakan communication berasal dari kata Latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suatu pihak, maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu (Purba, 2006: 30).

Laswell menerangkan bahwa bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Laswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi: komunikator, pesan, media, komunikan dan efek (Effendy, 2003: 253). Paradigma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Who: Komunikator; orang yang menyampaikan pesan

2. Says What: Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang

3. In Which Channel: Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.

4. To Whom: Komunikan; orang yang menerima pesan.

5. With What Effect: Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.


(38)

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi.

Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. (Cangara, 2006: 23-26) sebagai berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator (source, sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. 4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.


(39)

II.1.3. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses (Effendy, 2003: 45):

a) Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.

b) Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan (Effendy, 2003: 47).

c) Motivasi Terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

d) Prasangka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang


(40)

mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komuikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan konteksnya:

1. Bidang Komunikasi

a) Komunikasi Sosial (social communication) b) Komunikasi Organisasi/Manajemen

(organization/management communication) c) Komunikasi Bisnis (business communication) d) Komunikasi Politik (political communication)

e) Komunikasi Internasional (international communication) f) Komunikasi Antar budaya (intercultural communication) g) Komunikasi Pembangunan (development communication) h) Komunikasi Tradisional (traditional communication) 2. Sifat Komunikasi

a). Komunikasi Verbal (verbal communication) 1. Komunikasi Lisan (oral communication) 2. Komunikasi Tulisan (written communication) b). Komunikasi Nirverbal (nonverbal communication)

1. Komunikasi Kial (gestural/body communication) 2. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain

c). Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication) d). Komunikasi Bermedia (mediated communication) 3. Tatanan Komunikasi

a) Komunikasi Pribadi (personal Communication)

1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b) Komunikasi Kelompok (group communication)

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) a) Ceramah


(41)

c) Simposium (symposium)

d) Diskusi panel (panel discussion) e) Seminar

f) Curahsaran (brainstorming) g) Lain-lain

2. Komunikasi Kelompok Besar (Large group communication/public speaking)

c) Komunikasi Massa (mass communication)

1. Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media communication)

a) Surat kabar (daily) b) Majalah (magazine)

2. Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass media communication)

a) Radio b) Televisi c) Film d) Lain-lain

d) Komunikasi Media (media communication) 1. Surat

2. Telepon 3. Pamflet 4. Poster 5. Spanduk

6. Lain-lain media yang tidak termasuk media massa 4. Tujuan Komunikasi

a) Mengubah sikap (to change the attitude)

b) Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion) c) Mengubah Perilaku (to change the behaviour)

d) Mengubah masyarakat (to change the society) 5. Fungsi Komunikasi

a) Menginformasikan (to inform) b) Mendidik (to educate)

c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence)

Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World) menyatakan tentang fungsi komunikasi bila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok


(42)

mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Fungsi komunikasi dalam setiap sistem, yaitu sebagai berikut: (Effendy, 1995: 27-28)

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (Pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal.

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu

7. Hiburan Penyebarluasan simbol, suara dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

6. Teknik Komunikasi

a) Komunikasi informatif (informative communication) b) Komunikasi persuasif (persuasif communication) c) Komunikasi pervasif (pervasive communication) d) Komunikasi koersif (coersive communication) e) Komunikasi instruktif (instructive communication)


(43)

f) Komunikasi manusiawi (human relations) 7. Metode Komunikasi

a) Jurnalisme/jurnalistik (journalism) b) Hubungan masyarakat (public relations) c) Periklanan (advertising)

d) Propaganda

e) Perang urat syaraf (phsicological warfare) f) Perpustakaan (library)

g) Lain-lain (Effendy, 2003: 52-56)

II.1.5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated” (Wiryanto, 2000: 1-2)

Menurut Bungin (2006: 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah: komunikator, media massa, informasi (pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik.

Dalam Wiryanto (2000: 3), Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.”


(44)

II.1.6. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa

Dalam Rakhmat dikutip oleh Ardianto (2004: 7-12). Seseorang yang menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi alat, yakni sebagai berikut:

1. Komunikator terlembagakan, artinya komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Pesan akan disampaikan melalui media cetak maupun media elektronik dari pengumpulan sampai pada penyajian informasi.

2. Pesan bersifat umum, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa bisa berupa fakta, peristiwa atau opini yang penting dan menarik bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya anomin dan heterogen, artinya dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media massa menimbulkan keserempakan, artinya dalam komunikasi massa jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Inilah kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya.

5. Komunikasi menggunakan isi ketimbang hubungan, artinya dalam komunikasi massa yang penting adalah unsur isi dan menekankan pada “apanya” sehingga pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah, artinya dalam komunikasi massa, komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona.

7. Stimulasi alat indera “terbatas”, artinya dalam komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio siaran dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan balik tertunda (delayed), artinya kelompok umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam


(45)

bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback).

Wilbur Schramm dalam Wiryanto (2000: 10) menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga men-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa menyampaikan kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dan jarak yang hampir tidak terbatas dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi ini dapat diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek efektif dan efek behavioral.

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.

Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media masa itu bisa bermacam-macam, senang sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih


(46)

sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan lain-lain peraasan yang hanya bergejolak dalam hati.

Efek behavioral bersangkutan dengan niat, tekat, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek ini tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan/atau efek afektif. Dengan perkataan lain, timbulnya efek behavioral setelah munculnya efek kognitif dan afektif.

II.2. Teknologi Komunikasi

II.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi

Dalam beberapa dekade terakhir ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan sedemikian pesatnya yang memungkinkan penggunaan untuk memperoleh segala bentuk informasi dengan cepat dan akurat. Penemuan teknologi komunikasi telah memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Misalnya dalam melakukan informasi transaksi maupun transportasi. Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan standard hidup manusia.

“Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi Komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan dalam Makna” (commonness in meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat (Lubis 1997: 42).

Dalam kenyataanya teknologi merupakan proses atau hasil dari proses, yang selain kompleks juga meliputi banyak komponen; dan “mesin” atau “perkakas” atau lazim disebut sebagai perangkat keras hanya merupakan salah satu saja dari komponen-komponen itu. Teknologi memang selalu meliputi atau melibatkan perangkat keras dan lunak. Rogers (1986) mendefenisikan Teknologi


(47)

Komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan lain-lain sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain” (Lubis, 1997: 42). Dalam Bungin (2006: 111) Rogers mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media computer, videotext dan telext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak.

Sementara itu Hang dalam Bungin (2000: 113) membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok, yaitu:

1) Teknologi masukan (input technology) 2) Teknologi keluaran (output technology)

3) Ternologi perangkat lunak (software technology) 4) Teknologi penyimpan (storage technology)

5) Teknologi komunikasi (telekomunication tehnology)

6) Mesin pemroses (processing machanie) atau lebih dikenal dengan istilah CPU

Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi’. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape recorder, video cassette, televisi kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer dengan komputer pribadi di rumah, internet dan World Wide Web serta CD-ROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak dramatis yaitu memberikan penggunaan kontrol yang jauh lebih banyak pada


(48)

proses telekomunikasi dan informasi yang diterima (Saverin dan Tankard, 2007: 305).

II.2.2. Karakteristik Teknologi Komunikasi

Salah satu keunggulan yang ditawarkan teknologi komunikasi saat ini adalah kemungkinan bagi si penerima komunikasi untuk lebih langsung mengendalikan pesan-pesan yang ditransmisikan. Kini penerima komunikasi lebih dapat menentukan pilihan-pilihan yang diinginkan atau dibutuhkannya, seperti memperoleh informasi tentang apa yang diinginkan, serta kapan memerlukannya.

Bell, 1979 dalam Nasution (1990: 11), menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu:

1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah masing-masing. Peasnan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko tempat berbelanja.

2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakaiannya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya dalam sejekap mata.

3. Sistem teleks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan. Seperti berita, cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk dan sebagainya lewat layar televisi di rumah masng-masing.

4. Sistem faksimil, yang memungkinkan pengiriman dokumen secara elektronik.

5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer.

Menurut Ploman, 1981 dalam Nasution, (1990: 11), kemajuan teknologi komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini:

1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih di antara sebagai metode dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang professional dan mahal, maka tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang hanya memerlukan ketrampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain, kini kita bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.

2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode dan sistem-sistem yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer


(49)

komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut.

3. Kecenderungan kearah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan pola pemakaian teknologi komunikasi.

Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan manusia.

Ciri utama dari perkembangan teknologi komunikasi adalah terjadinya perkawinan antara beberapa jenis media dan teknologi, yang kemudian menghasilan bentuk-bentuk baru yang memiliki kemampuan berlipat ganda dan menciptakan aneka pelayanan komunikasi yang lengkap dan unik, yang bahkan tidak terbayangkan sebelumnya (Nasution, 1990: 68). Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televise menjadi dan menandai teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006: 113).

II.3. Internet

II.3.1. Sejarah Internet

Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007: 443).

Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan “inter-network” ialah rangkaian komputer yang terhubung menelusuri beberapa rangkaian (http:id.wikipedia.org/wiki/internet). Istilah internet Indonesia adalah istilah-istilah yang diserap dan bahasa asing karena kemajuan teknologi internet.


(50)

Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari bahasa Inggris, karena dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling luas.

Menurut Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif (Ardianto, 2004: 141).

Internet lahir pada masa perang dingin disekitar tahun 1969 dan digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Pada saat itu ARPA (Avanced Research Project Agency) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat membangun sistem jaringan komputer yang disebut Arpanet. Jaringan ini menghubungkan antar komputer di daerah-daerah yang vital dalam rangka mengatasi masalah jika terjadi serangan nuklir. Arpanet berkembang sangat pesat dan dipecah menjadi dua bagian Milnet dan Arpanet. Milnet digunakan khusus untuk keperluan militer, sedangkan Arpanet digunakan untuk keperluan non-militer terutama perguruan tinggi. Gabungan kedua jaringan ini pada akhirnya dikenal dengan nama Darpa Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet.

Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena di dalam internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil dan komunikasi menjadi mudah. Onno W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet


(51)

juga telah mengubah metode komunikasi masa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual (http//:mhs.blog.ui.edu)

II.3.2.Manfaat Internet

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet yaitu sebagai berikut (http//:incuvl.petra.ac.id)

a) Komunikasi

Internet kemungkinan terjadinya komunikasi yang super cepat antar suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktul. Hal ini dimungkinkan karena jangkauan internet yang telah mengglobal. Dengan kita mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di internet, maka kita dapat mengirim informasi kapan saja dan ke mana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat dan dengan cara yang sangat mudah.

b) Informasi

Begitu banyaknya komputer yang terhubung ke internet, di mana masing-masing komputer memiliki kandungan informasinya sendiri-sendiri, maka gabungan seluruh informasi di internet sangatlah luar biasa. Internet merupakan sumber informasi yang melimpah (hampir tanpa batas) yang terus berkembang seiring dengan makin berkembangnya internet itu sendiri.

c) Kolaborasi

Kolaborasi yang dimaksud adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama (team work). Anggota tim bisa terdiri dari berbagai macam ahli dari berbagai bidang yang tersebar di berbagai negara di dunia. Melalui internet kita dapat melakukan suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak di manapun mereka berada. Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui internet.

Berikut ini adalah sebagian dari apa yang tersedia di internet:

1. Internet untuk kehidupan pribadi, meliputi: kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani dan sosial.


(52)

2. Informasi untuk kehidupan profesional/ pekerja, meliputi: sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi.

II.3.3. Internet sebagai media komunikasi

Manusia tidak bahagia ketika ia mendapatkan hambatan untuk menyampaikan pesan dalam jarak luas dan waktu terbatas. Didorong naluri kebahagian, naluri ingin tahu, serta naluri komunikasi dan ditunjang akal budinya, teknologi komunikasi terus bertumbuh hingga sekarang. Hasrat dan naluri berkomunikasi serta berbagai informasi dan pengetahuan secara berbas mendorong manusia menciptakan teknologi hingga bentuk terkininya, yaitu internet.

Internet telah membentuk ruang dan waktu, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Kata cyberspace pertama kali digunakan dan dipopulerkan oleh Wiliam Gibson dalam novel fantasi ilmiah, neuromancer, yang terbit pada tahun 1984. Di cyberspace, sebagai bentuk media komunikasi yang kita: face-to-face meeting, telepon, fax, surat, surat kabar, majalah, radio, TV, film telah bermutasi menjadi teleconference, i-phone (internet telephone) i-fax (internet fax), e-mail (electronic mail), e-magazine (electronic magazine), dan seterusnya. Dengan internet kita memasuki ruang dan waktu baru yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, kita menjumpai hampir seluruh bentuk media komunikasi yang kita kenal berkonvergensi menyatu di sana, membuatnya disebut multimedia.

Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar pribadi. Kedua


(1)

2. Membaca langsung di komputer / laptop / smart phone 3. Mencetak informasi

4. Hanya mengingat saja

25. Menurut Anda apa kelebihan yang dimiliki oleh sumber informasi elektronik (yang bersumber dari internet) dibanding dengan sumber informasi tercetak (buku)?

1. Lebih up to date

2. Mudah dan cepat diakses 3. Efektif dan efisien

4. Tidak memiliki kelebihan apapun

III. Variable terikat (Y) : komponen belajar siswa

26. Apakah internet mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan Anda dalam mendukung kegiatan belajar di sekolah?

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat mampu

27. Apakah internet mampu membantu Anda dalam mengetahui hal-hal yang baru dan berkembang tentang mata pelajaran di sekolah?

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat mampu

28. Internet dapat menjadi media untuk bertukar informasi dengan komunitas dunia maya baik nasional maupun internasional

1. Tidak setuju 2. Ragu-ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju


(2)

29. Ketika Anda menemukan masalah dalam memahami pelajaran di sekolah internet dapat memberikan Anda solusi dalam memecahkan masalah tersebut 1. Tidak setuju

2. Ragu-ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju

30. Apakah setelah mengakses bahan bekerja dari internet, kesalahan dalam mengerjakan tugas sekolah berkurang?

1. Tidak berkurang 2. Ragu-ragu 3. Berkurang

4. Sangat berkurang

31. Apakah Anda memanfaatkan fasilitas wi-fi yang disediakan oleh pihak sekolah?

1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering

4. Sangat sering

32. Internet dapat meningkatkan keterampilan yang Anda miliki dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan di sekolah

1. Tidak setuju 2. Ragu-ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju


(3)

33. Internet Anda dapat membantu Anda mengerjakan tugas sekolah dengan tepat waktu

1. Tidak setuju 2. Ragu-ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju

34. Internet membuat Anda menjadi “melek teknologi” dan selalu update tentang perkembangan teknologi

1. Tidak setuju 2. Ragu-ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju

35. Internet mampu menjadi sarana pengembangan kreatifitas Anda dalam kegiatan di sekolah mampu di luar sekolah

1. Tidak setuju 2. Ragu-ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju

36. Apakah Anda pernah menggunakan internet untuk membantu Anda dalam menyelesaikan tugas sekolah?

1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering

4. Sangat sering

37. Apakah guru Anda pernah mengarahkan Anda untuk memperkaya sumber belajar melalui internet?

1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering


(4)

4. Sangat sering

38. Apakah Anda pernah mempersiapkan (membekali) diri dengan informasi yang diperoleh dari internet sebelum materi pelajaran diajarkan di sekolah? 1. Tidak setuju

2. Ragu – ragu 3. Setuju 4. Sangat setuju

39. Apakah Anda pernah mendiskusikan hasil temuan di internet tentang pelajaran di sekolah kepada teman dan guru Anda?

1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering

4. Sangat sering

40. Internet dapat memberikan kemudahan dalam proses komunikasi dan interaksi dengan teman sekolah dan guru Anda

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat Mampu

41. Apakah menurut Anda internet mampu meningkatkan motivasi Anda untuk meraih prestasi yang lebih baik di dalam kelas?

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat Mampu


(5)

42. Apakah Anda selalu terbuka kepada guru dan teman tentang sumber informasi yang diperoleh dari internet?

1. Tidak pernah 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat mampu

43. Apakah dengan mengakses internet mampu meningkatkan rasa percaya diri Anda di sekolah?

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat sering

44. Apakah menurut Anda internet dapat membantu menyalurkan hobi dan minat Anda tentang sesuatu hal?

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu

4. Sangat sering

45. Apakah internet mampu menjadi media untuk bertukar informasi dengan komunitas dunia maya yang memiliki minat yang sama dengan Anda?

1. Tidak mampu 2. Kurang mampu 3. Mampu


(6)

IV. Pertanyaan Terbuka

1. Menurut Anda apakah internet itu?

……… ……… ……… ………

2. Sebutkan kendala atau hambatan yang Anda temukan ketika Anda menggunakan layanan internet sumber belajar Anda?

……… ……… ……… ………

3. Menurut Anda apa yang dilakukan pihak sekolah dalam memaksimalkan penggunaan internet untuk kepentingan proses belajar mengajar di

lingkungan sekolah? ………

……… ……… ………


Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet Perpustakaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Medan

1 31 68

Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif Di kota Medan

3 68 112

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar Akuntasi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ka

0 1 15

Pengaruh motivasi belajar, disiplin belajar, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA Negeri 1 Nganglik.

0 0 188

STRATEGI OPTIMALISASI PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA: STUDI KASUS SMA NEGERI 1 BURAU

0 0 12