ruam kulit. Penyakit ini penularan infeksi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Kontra indikasi pemberian vaksin campak adalah pada kondisi dengan
infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38°C, gangguan sistem kekebalan, pemakaian obat imunosupresan, alergi terhadap protein telur, hipersensitivitas
terhadap kanamisin dan eritromisin, wanita hamil.
7. Vaksin campak
Pada tahun 1963, telah dibuat dua jenis vaksin campak yaitu: 1 vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan tipe Edmonston
B, 2 vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan. WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi berumur 9 bulan. Untuk
negara maju, imunisasi campak MMR dianjurkan pada anak berumur 12-15 bulan dan diulang pada umur 4-6 tahun.
Gejala KIPI berupa demam yang lebih dari 39,5°C terjadi pada 5-15 kasus, demam mulai dijumpai pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan
berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5 resipien, timbul pada hari ke 7-10 sesudah imunisasi dan berlangsung 2-4 hari.
8. Penyakit Polio
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengantungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada
otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan sehingga bisa menyebabkan kematian.
Universitas Sumatera Utara
Kontra indikasi pemberian vaksin polio adalah pada kondisi dengan diare berat, gangguan kekebalan karena obat imunosupresan, kemoterapi,
kortikosteroid dan kehamilan. Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-
kejang. Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk
meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertinggi.
9. Vaksin Polio Terdapat 2 macam vaksin polio:
a. IPV Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk, mengandung virus polio
yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan, jarang diberikan di Indonesia.
b. OPV Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin, mengandung vaksin hidup yang
telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen TOPV efektif
melawan semua bentuk polio,
bentuk monovalen MOPVefektif melawan 1 jenis polio. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio, kemudian pada saat masuk
SD 5-6 tahun dan pada saat meninggalkan SD 12 tahun. Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes 0,1ml
langsung ke mulut anak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur malalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema
kerangka konsep dapat dilihat bahwa indikator dalam penelitian akan mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi ulangan kepada
anak usia sekolah.
Tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi ulangan: a. Baik a.
Pengertian b. Cukup b.
Jenis-jenis c. Kurang c.
Jadwal Pemberian d.
Efek Samping
Universitas Sumatera Utara