Latar Belakang Hubungan Pengetahuan Dan Konsumsi Serat Makanan Pada Siswa Kelas Xi Sma Harapan 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan dapat kita peroleh dari berbagai cara bisa juga dari pengalaman sendiri ataupun orang lain. Pengetahuan gizi sangat penting dan berguna untuk pemilihan jenis makanan agar dapat memilih makanan yang baik dan bermanfaat bagi tubuh kita, sehingga mencapai keadaan gizi yang seimbang Suhardjo, 2000. Berdasarkan penemuan sekitar tahun 1970 ternyata manfaat serat terhadap kesehatan sangatlah besar. Makanan berserat yang bermanfaat bagi tubuh, sebenarnya banyak tersedia dan mudah didapatkan, misalnya beras tumbuk, sayuran, dan buah-buahan yang hampir semua jenisnya mengandung serat yang diperlukan untuk membantu proses metabolisme. Selain membantu proses metabolisme, serat berperan mencegah timbulnya berbagai penyakit di antaranya konstipasi, kanker usus, penyakit divertikular dan penyakit lainnya Lestiani Aisyah, 2011. Di Indonesia dari data pasien di RSCM Jakarta yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi dari tahun 1998-2005, sembilan persen di antaranya adalah pasien penderita konstipasi. Pada pasien dengan konstipasi tiga puluh enam persen menderita wasirhemoroid dan kurang lebih delapan persen di antaranya menggambarkan masyarakat perkotaan masih kurang dalam mengkonsumsi serat pada makanan sehari-harinya Abdullah, 2010 Oleh karena itu, diperlukan perubahan pada pola makan sehingga kebutuhan serat per hari bisa terpenuhi, dimana anjuran jumlah konsumsi serat yang baik menurut World Health Organization WHO adalah 25-30 gram per hari Almatsier, 2004. National academy of science menganjurkan konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram hari Drummand Brefere, 2007. Seiring kemajuan dan perkembangan zaman di masyarakat terjadi pergerakan pola makan dimana masyarakat cenderung memilih makanan jadi dan makanan siap saji. Hal ini sekarang menjadi trend di kalangan masyarakat Sulistijani, 2001. Khususnya pada remaja yang mengikuti gaya hidup modern yang secara tidak langsung juga mempengaruhi pola makannya. Aktivitas dan lingkungan sosial juga menjadi faktor yang mempengaruhi pola makan, lebih suka makan di luar, bersama teman- teman dan memilih makanan cepat saji yang dianggap keren, sementara makanan cepat saji tersebut tinggi lemak dan kandungan seratnya rendah yang menyebabkan terjadi ketidak seimbangan zat gizi Sumartono, 2002 Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan dan konsumsi serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI di Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

1.2 Rumusan Masalah