BAB II ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

(1)

BAB II ORGANISASI DAN TENAGA KERJA 2.1 PENGERTIAN ORGANISASI

Organisasi adalah suatu mekanisme pembagian kerja dan kerjasama dari orang yang berhimpun untuk menjalankan kegiatan produksi. Pada umumnya pelaksanaan operasi penambangan dapat menggunakan 2 (dua) altemative pola kerja yang akan dikaji yaitu :

1. Seluruh kegiatan penambangan dikerjakan sendiri (altematif pola kerja I).

2. Seluruh kegiatan operasi penambangan dikerjakan oleh kontraktor atau subkontraktor (alternatif pola kerja II).

Pada alternatif pola kerja I, konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan pemilik. Sebaliknya pada alternatif kedua perusahaan pemilik hanya mempekerjakan sedikit tenaga kerja, tetapi perusahaan jasa kontraktor/ sub kontraktor yang memiliki tenaga kerja yang lebih banyak. Tenaga kerja kontraktor maupun sub kontraktor harus tunduk pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan pemilik (owner) karena owner bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas kegitan di perusahaan tambang. 2.2 MACAM - MACAM ORGANISASI

Macam organisasi didasarkan pada sifat dan misi organisasi. Sifat organisasi ada didasarkan formal dan non formal, organisasi formal organisasi yang ditetapkan oleh pemerintah atau badan hukum, organisasi non-formal adalah organisasi yang dibentuk oleh kelompok masyarakat contoh organisasi arisan RT...dll contoh organisasi formal contohnya dalam perguruan tinggi seperti BEM, atau dalam organisasi. Yang membedakan formal dan non formal adalah orientasinya. Ada yang berorientasi profit dan ada yang berorientasi sosial (PKK).

Organisasi yang didasrakan pada misinya ada yang bermisi profit oriented (bisnis) contohnya wiraswasta(perusahaan tambang) dan non profit (sosial) contoh PMI (palang merah indonesia).


(2)

2.3 MEKANISME ORGANISASI

Suatu organisasi umumnya terdiri dari tiga dimensi pokok, yaitu struktur, sistem dan pengelolaan. Struktur organisasi adalah bentuk paduan pola pembagian kerja vertikal (spesialisasi tingkat) dan pola pembagian kerja horizontal (spesialisasi fungsional). Sistem adalah aturan main untuk mengoperasikan suatu organisasi. Sedangkan pengelolaan adalah pola menjalankan struktur organisasi dan sistem operasi.

Suatu organisasi dapat dikatakan sebagai mekanisme pemusatan dan pembagian kekuasaan di satu sisi (terlihat pada hubungan vertikal), dan juga sebagai mekanisme pemusatan dan pembagian fungsi sisi yang lain (terlihat pada hubungan horizontal). Pembagian kerja vertikal dalam organisasi menunjukkan pemberian kekuasaan yang lebih tinggi pada anggota yang berposisi lebih tinggi dibandingkan dengan yang berposisi dibawahnya.

Pelaksanaan kegiatan penambangan akan direncanakan secara sederhana, namun setiap divisi memiliki wewenang untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan secara teknis dan non teknis.

Organisasi penambangan dipimpin oleh seorang Manajer Tambang yang bertanggung jawab pada Direksi. Manajer Tambang atau Kepala Teknik Tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan, yang membawahi 5 (lima) divisi organisasi yaitu : Divisi Perencanaan, Divisi Operasi Tambang, Divisi Pengolahan, Divisi Perawatan dan Lingkungan serta Divisi Administrasi dan Keuangan. Setiap divisi akan didukung oleh beberapa staf untuk kelancaran pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja dapat dilihat pada gambar 2.1.

Fungsi setiap bagian secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Divisi Perencanaan

Divisi perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang, laporan produksi harian/mingguan/bulanan, penentuan sasaran produksi, kualitas produk. Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang.


(3)

2. Divisi Operasi Tambang

Divisi ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian eksplorasi yang bertugas melakukan eksplorasi dibantu oleh para staf dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri. 3. Divisi Pengolahan

Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisis bahan galian yang akan diolah. 4. Divisi K3 dan Lingkungan

Divisi ini bertanggung jawab terhadap : a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)

b. Lingkungan, mencegah dampak negatif yang timbul karena operasi tambang, mengontrol, reklamasi dan penghijauan daerah tambang. c. Perawatan kendaraan ringan dan alat-alat berat.

d. Sarana penerangan daerah tambang. e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan. 5. Divisi Administrasi dan Keuangan

Divisi ini membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan- kegiatan yang mendukung operasi tambang, antara lain :

a. Keuangan dan pembayaran gaji (payroll) b. Administrasi dan surat menyurat

c. Personalia dan umum d. Security / satpam

e. Hubungan kepada masyarakat dan pemerintah setempat f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja


(4)

2.4 STRUKTUR ORGANISASI

Yang ditunjukkan pada tabel diatas adalah gambaran struktur organisasi. Struktur organisasi ada yang berupa matriks ada yang berupa linear gambar diatas adalah struktur organisasi linear, gambar berikut adalah Struktur organisasi matriks.


(5)

Yang membedakan antara organisasi matriks dan organisasi linear adalah jalur komando/perintah. Perintah bisa didasarkan pada struktur/intruksi atau bisa didasarkan pada fungsional (matriks).

2.4.1 Tanggung Jawab Pekerjaan, Rentang Kendali Pekerjaan (Span Of Control)

Untuk mengetahui hal tersebut maka akan dijelaskan mengenai: 2.4.1.1 JOB DESCRIPTION (URAIAN KERJA)

Job deseription adalah elemen penting dalam struktur organisasi. Formatnya sangat bergantung pada posisi didalam struktur organisasi ( Manager,

Vic.Manager) .Dapat digunakan untuk :

• Pelamar kerja, sebagai panduan penilaian dan penjelasan tentang ruang lingkup dan tanggung jawab pekerjaan untuk pelamar.

• Analisis Organisasi, dalam menentukan uraian perkerjaan yang berhubungan dengan akuntabilitas dan responsibiltas.

• Teknik Perencanaan, dalam mempersiapkan susunan pekerjaan, yang lebih spesifik.


(6)

• Hubungan antar pekerja, didalam menyelesaikan pertanyaan mengenai pekerjaan yang tumpang tindih dengan sistem pembayaran dan persetujuan mengenai tanggung jawab.

• K3(Kesehatan Keselamatan Kerja), didalam mengidentifikasi operasional yang berbahaya, dan pembangunan sarana penyelamatan dan standar pencegahan.

• Pengembangan Manajemen, di dalam menentukan kebutuhan yang berhubungan dengan potensial dan jenis pekerjaan para pekerja lama. 2.4.1.2 PROSEDUR STANDAR SOP (STANDART OPERATING

PROCEDURE) PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA PERTAMBANGAN

Proses pada suatu pekerjaan harus dirancang dan dikembangkan. Kesalahan prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan tidak dirancang dengan baik dan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan. Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standar sehingga siapapun, kapanpun dan dimanapun pada saat dilakukan langkah-langkahnya tidak berubah.

Langkah-langkah kerja yang tertib ini disebut SOP (standard operating procedures). Lembaga atau perusahaan yang besar umumnya telah memakai SOP dalam melaksanakan tugas. SOP merupakan hasil fmalisasi dan kesempurnaan prosedur kerja. Dengan adanya SOP diharapkan pekerjaan dapat terlaksana dengan baik, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada suatu SOP akan tergambar identifikasi, pengendalian, kemampuan selusur, konsistensi, dan akuntabilitas. Suatu SOP hendaklah mempunyai format sebagai berikut:

• Nama lembaga

Nama selain pada kop juga ada pada setiap halaman. • Judul

Pada judul mesti bergaya bahasa perintah (direktif) karena setiap prosedur diuraikan bagaimana mengerjakannya) untuk menjelaskan ‘siapa mengerjakan apa’. Suatu SOP berjudul "Bahan bakar solar untuk


(7)

injeksi motor Diesel ” tidak menggambarkan prosedur lebih cocok diberi judul “Proses injeksi bahan bakar solar pada motor Diesel”. Gaya bahasa direktif, seperti, "Pengujian dari.," "Operasi dari.," atau "Perawatan dari.,".

• Halaman

Harus tertulis "halaman 3 dari 7", ini menggambarkan ada kelanjutan dari langkah-langkah kerja yang sudah ada di SOP {(standard operating procedures)

• Identifikasi dan Pengendalian

mempersiapkan akuntabilitas, dan gambaran suatu dokumentasi sampai fasilitas dan masa kedaluwarsaan perubahan. Akuntabilitas dan gambaran prosedur berdasarkan pada sejumlah identifikasi atau kode, yang merupakan pengendalian (seperti kapan dan berapa kali revisi). • Tujuan

Suatu tujuan atau sasaran prosedur mesti dapat diulang (repeat) dan dapat dikembangkan, dan dinyatakan dalam gaya bahasa perintah, seperti, operasi, prosedur, proses, monitoring, dan rutinitas perawatan. • Tanggung Jawab

Siapa bertanggung jawab melaksanakan uraian pekerjaan? Siapa melaporkan pekerjaan? Apakah diperlukan pelatihan khusus atau sertifikat? Pada sesi ini dibatasi karyawan yang melaksanakan, seperti siapa yang mempunyai atau sesuai kualifikasi dalam melaksanakan uraian pekerjaan. Itu akan diatur suatu tahapan untuk sejumlah detail dalam dokumen berikut.

• Definisi

Definisi adalah pengertian dari istilah-istilah yang ada di dalam SOP. • Kebijakan

Kebijakan di dalam SOP seperti kewajiban yang harus dilaksanakan sebelum menjalankan langkah-langkah yang ada di SOP. Misalnya semua pekerja wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). • Prosedur


(8)

Uraikan prosedur dalam langkah demi langkah (step-by-step) atau kronologis cara kerja. Gunakan kata kerja aktif dan pernyataan langsung, seperti., "Tambahkan 100.0 ml air mumi, PN 0128."

• Kebutuhan Perhitungan/Penanganan data/Dokumentasi Uraikan bagaimana data mentah diolah dan dilaporkan.

Dalam pembuatan SOP (Standart Operating Procedure) Sarana Tambang dimaksudkan agar tidak timbul masalah-masalah teknis maupun non teknis dalam interaksi antar karyawan dengan kegiatan penambangan yang ada dilapangan. Salah satu aktifitas dalam kegiatan penambangan adalah mengoperasikan sarana tambang seperti pengoperasi peralatan berat untuk menunjang kegitan penambangan. SOP pengoperasian sarana tambang ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan penambangan bagi calon pengguna. Calon pengguna yang dimaksud adalah operator alat-alat berat.

SOP Pengoperasian Peralatan Berat a. Pengoperasian Haul Truck

Dalam pembuatan SOP pengoperasi haul truck adalah untuk menyediakan instruksi kerja aman yang standar bagi semua karyawan yang akan melakukan pengoperasian haul truck di tambang dengan tujuan untuk melindungi karyawan dari cidera, kerugian dari kegiatan operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan. Contoh SOP pengoperasian haul truck lihat pada (Lampiran C. )

b. Pengoperasian Backhoe

Dalam pembuatan SOP pengoperasi backhoe adalah untuk menyediakan instruksi kerja aman yang standar bagi semua karyawan yang akan melakukan pengoperasian backhoe di tambang dengan tujuan untuk melindungi karyawan dari cidera, kerugian dari kegiatan operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan


(9)

maksimal dari alat tersebut. Contoh SOP pengoperasian backhoe ada pada (Lampiran D.)

c. Pengoperasian Buldozer

Dalam pembuatan SOP pengoperasi buldozer adalah untuk menyediakan instruksi kerja aman yang standart bagi semua karyawan yang akan melakukan pengoperasian buldozer di tambang dengan tujuan untuk melindungi karyawan dari cidera, kerugian dari kegiatan operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal dari alat tersebut. Contoh SOP pengoperasian buldozer ada pada (Lampiran E. )

SOP Pengoperasian Alat Pengolahan a. Pengoperasian Jack Hammer

Dalam pembuatan SOP Pengoperasian Jack Hammer bertujuan agar saat karyawan bekerja dengan menggunakan jack hammer untuk melindungi karyawan dari cidera kerugian dari kegiatan operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal dari alat tersebut. Contoh SOP (standart operating procedur) pengoperasian jack hammer ada pada (Lampiran F.)

b. Pengoperasian Wheel Loader

Dalam pembuatan SOP Pengoperasian Wheel Loader bertujuan agar saat karyawan bekerja dengan menggunakan Wheel Loader untuk melindungi karyawan dari cidera kerugian dari kegiatan operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal dari alat tersebut. Contoh SOP (standart operating procedur) pengoperasian Wheel Loader ada pada (Lampiran G.)

c. Pengoperasian Rock Breaker

Dalam pembuatan SOP Pengoperasian Rock Breaker bertujuan agar saat karyawan bekerja dengan menggunakan Rock Breaker untuk melindungi karyawan dari cidera kerugian dari kegiatan operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal


(10)

dari alat tersebut. Contoh SOP (standart operating procedur) pengoperasian Rock Breaker ada pada (Lampiran H.)

SOP {Standart Operating Procedure) Manajemen Tambang

Dalam pembuatan SOP pada manajemen tambang tidak jauh beda dengan pembuatan SOP pada pengoperasian alat-alat berat. Hal ini perlu dilakukan agar jika terjasi sesuatu yang tidak diinginkan maka lebih cepat diatasi dan ditanggulangi karena sudah mempunyai SOP manajemennya. Salah satu contoh SOP manajemen tambang adalah SOP tentang Reklamasi dan Revegetasi.

a. Reklamasi dan Revegetasi

Pembuatan SOP ini adalah untuk memastikan proses Reklamasi dan Revegetasi sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Serta, memastikan proses pengendalian Reklamasi dan Revegetasi agar sesuai dengan sistem manajemen QHSE (Quality, Health, Safety and Environment). Contoh SOP Reklamasi dan Revegetasi bisa dilihat pada Lampiran I.

2.5 JUMLAH DAN KRITERIA TENAGA KERJA 2.5.1. Perkiraan Tenaga Kerja

Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja, didasarkan pada pertimbangan :

a. Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal kerja di tiap bidang tugas.

b. Operator yang diperlukan untuk mengoprasikan tiap bagian dari peralatan sesuai dengan jadwal.

c. Personil pemeliharaan/perawatan untuk merawat peralatan tambang, memperbaiki peralatan sesuai dengan dengan perkiraan perawatan tahunan.

d. Personil layanan antara lain sebagai pengelola gudang, petugas kebersihan dan buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.


(11)

2.5.2. Perencanaan Tenaga Kerja

Pembagian pekerjaan dan penempatan tenaga kerja untuk masing-masing alternatif tenaga kerja dapat dilihat pada contoh tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja

Pekerjaan Pendidikan Pengalaman Total Status Manajer Sarjana

Tambang

- 1 Tetap

Sekertaris Sarjana Tambang

> 7 th 1 Tetap Staff Sekertaris SI Ekonomi > 0 th Tetap Kepala Divisi

Perencanaan

SI Tambang > 3 th 1 Tetap Kepala Divisi

Operasi

SI Tambang > 3 th 1 Tetap Kepala Divisi

Pengolahan

SI Tambang > 3 th 1 Tetap

Kepala Divisi K- 3 dan

Lingkungan

SI Tambang/ Lingkungan

> 3 th 1 Tetap Kepala Divisi

Administrasi dan Keuangan

SI Ekonomi / Akutansi

> 3 th 1 Tetap Kepala Bagian

Keuangan

SI Akutansi > 3 th 1 Tetap Staff Keuangan SI Akutansi > 0 th 4 Tetap Personalia SI Hukum > 3 th 1 Tetap Staff Personalia SI Hukum > 0 th 4 Tetap Kepala Bagian

Lingkungan

SI Teknik Lingkungan

> 2 th 1 Tetap Kepala Bagian

Keamanan

Purnawirawan TNI

> 2 th 1 Tetap Kepala Bagian

Keselamatan


(12)

Kelapa Sub Bagian SI Tambang > 1 th 10 Tetap Staff

Pemeliharaan

SMU + Kursus > 0 th 6 Tdk Tetap Staff Com Dev STM + Training > 0 th 15 Tdk

Tetap Staff Pemasaran SI Ekonomi > 0 th 12 Tetap Staff

Perencanaan

SI Tambang > 0 th 5 Tetap Staff Geologi SI Geologi > 0 th 5 Tetap Staff Pengolahan SI Tambang > 0 th 24 Tetap Staff Lingkungan SI Tambang dan

SI Lingkungan

> 0 th 12 Tetap Karyawan

Penambangan

SMU + Training > 0 th 16 Tdk Tetap

Sopir SMU > 0 th 16 Tdk

Tetap Operator Alat

Mekanis

SI Tambang + STM Tambang

> 1 th 20 Tdk Tetap

Satpam SMU > 1 th 6 Tdk

Tetap Kesehatan SI Kedokteran >3 th 2 Tetap Kesehatan kerja STM Tambang > 0 th 6 Tdk

Tetap

2.5.3. Hubungan Tenaga Kerja

Untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan karyawan dibuat Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Serikat Pekerja Indonesia (SPI) yang disetujui oleh kedua belah pihak dan disarankan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kesepakatan Kerja Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal-hal yang diatur dalam Kesepakatan Kerja Bersama tersebut meliputi :


(13)

b. Pembayaran gaji/upah dan pajak c. Penginapan dan makan

d. Jam kerja dan jam lembur e. Honor dan tunjangan

f. Ketentuan perawatan kesehatan g. Asuransi tenaga kerja

h. Kompensasi untuk kecelakaan dan kematian i. Ketentuan cuti dan hari libur umum

j. Perintah kerj a dan prosedur kedisiplinan k. Keselamatan dan kesehatan kerja

l. Dana

m. Pemecahan / penyelesaian permasalahan karyawan 2.5.4. Penerimaan Karyawan dan Pelatihan

Kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima sebagai calon karyawan pada perusahaan tambang terdiri dari:

a. Staf Manajerial dan Teknisi

b. Operator peralatan bergerak dan tidak bergerak serta teknisi yang terampil c. Tenaga kerja kasar / tidak terampil

tenaga manajerial senior dan staf teknisi akan dibatasi oleh tenaga kerja dengan pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek penambangan di Indonesia. Hubungan kerja yang baik antara tenaga manajerial dengan staf akan menjadi sangat penting untuk kelancaran komunikasi dalam perusahaan yang akan mendukung keberhasilan suatu perusahaan.

Operator-operator dan teknisi yang terampil dan berpengalaman pada operasi penambangan di Indonesia akan diutamakan dengan pertimbangan bahwa para karyawan tersebut akan berasal dari sekitar daerah penambangan, mengingat tenaga kerja kurang berpengalaman pada operasi penambangan. Perusahaan perlu memaksimalkan tenaga kerja setempat pada bidang pekerjaan yang ada. Oleh sebab itu pelatihan bagi tenaga kerja setempat untuk menjadi operator dan teknisi akan diprioritaskan.


(14)

2.6 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan kerja akan menjadi prioritas dalam kelangsungan hidup perusahaan pertambangan ini:

Obyek-obyek kunci adalah sebagai berikut:

a. Desain baku tahap penambangangan untuk mendapatkan tingkat keselamatan yang tinggi.

b. Pembuatan perjanjian keselamatan kerja dari perusahaan baik untuk tahap persiapan maupun operasional penambangan. Perjanjian tersebut termasuk persyaratan dan prosedur keselamatan yang akan mengidentifikasi tanggung jawab keselamatan pelatihan.

c. Penentuan petugas keselamatan dan pelatihan dilaksanakan pada awai dari dimulainya proyek ini.

d. Penilaian monitoring karyawan secara terus menerus untuk menjamin terpeliharanya kebiasaan-kebiasaan bekerja dengan aman.

Untuk menjamin keselamatan kerja setiap tahap konstruksi dan selama operasi penambangan berlangsung perlu diperhatikan kondisi sebagai berikut:

1. Defmisi yang jelas mengenai batasan tanggung jawab dari tugas-tugas pengawasan.

2. Ketentuan yang jelas pada tanda-tanda / rambu lalu lintas dan batas kecepatan. 3. Pemasangan papan-papan peringatan dan nasehat dititik strategis / rawan.

4. Peralatan keselamatan kerja yang terdiri dari pakaian kerja, topi pengaman (helmet), sepatu lindung, pelindung mata dan telinga (alat pelindung diri). 5. Ketentuan penggunaan paralatan yang sesuai dengan fungsinya.

6. Penggunaan kabel listrik dan jalur sambungan listrik yang aman.

7. Lokasi yang aman untuk peralatan listrik, yaitu tempat yang kering dan mudah dijangkau.

8. Sistem pemisah berlabel pada seluruh jalur instalasi dan peralatan listrk. 9. Pemantauan secara berkala serta perbaikan mesin-mesin.


(15)

11. Tempat yang memadai untuk bergerak secara leluasa bagi kendaraan / mesin-mesin tambang pada saat operasi dan pengangkutan.

12. Pengawasan pada tanjakan yang tinggi dan jalan-jalan yang sempit pada daerah operasional peralatan bergerak dan pemantauan pada jalan-jalan tambang.

13. Kabin yang aman pada peralatan bergerak.

14. Sarana penerangan untuk keprluan operator di malam hari. 15. Larangan membawa obat bius dan senjata api ke lokasi proyek.

16. Mengawasi masuknya bahan-bahan yang mudah terbakar dan cairan-cairan beracun.

17. Tersedianya fasilitas pemadam kebakaran dan klinik gawat darurat.

Di lokasi tambang akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk menjamin penanganan yang cepat apabila terjadi kecelakaan, agar dapat secepatnya diatasi. Fasilitas tersebut termasuk unit kesehatan yang ditandatangani oleh tenaga paramedic selama 15 jam/hari dan dilengkapi mobil ambulan.

Program keselamatan dan kursus-kursus pelatihan akan dilaksanakan selama tambang ini berlangsung / berjalan. Tenaga pelatihan yang handai akan mengajarkan aspek-aspek keselamatan juga disesuaikan dengan kondisi lapangan dan operasi pertambangan.

2.7 REKOMENDASI

Rekomendasi pengorganisasian dan tenaga kerja :

a. Sistem organisasi yang disarankan adalah vertikal untuk memudahkan pengawasan dan digabung dengan pola horisontal untuk distribusi jabatan yang setingkat.

b. Tambang dipimpin oleh seorang Manajer Tambang (mine manager) yang bertanggung jawab kepada direksi.

c. Organisasi terdiri dari lima divisi yaitu : Divisi Perencanaan, Divisi Operasi Tambang, Divisi Pengolahan, Divisi K3 dan Lingkungan, Divisi Administrasi dan Keuangan.

d. Pengambilan tenaga kerja diharapkan melibatkan tenaga kerja lokal. e. Klasifikasi dan jumlah karyawan.


(16)

Tabel 2.2.

Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Tenaga Kerja

Sarjana 96

D3 5

Purnawirawan TNI 1

SMU 43

STM 31

SD 4

Total 180

2.8. TINGKAT GAJI DAN UP AH

Pekerjaan Gaji (Rp) Jumlah Total (Rp)

Pimpinan Perusahaan 30.000.000 1 30.000.000

Sekertaris 20.000.000 1 20.000.000

Staff Sekertaris 2.750.000 2 5.500.000

Kepala Divisi Perencanaan 8.000.000 1 8.000.000 Kepala divisi Operasional Tambang 12.000.000 1 12.000.000 Kepala Divisi Pengolahan 9.000.000 1 9.000.000 Kepala Divisi Perawatan dan Lingkungan 8.000.000 1 8.000.000 Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan 6.500.000 1 6.500.000 Kepala Bagian Keuangan 4.000.000 4 4.000.000

Personalia 3.000.000 1 3.000.000

Staff Personalia 1.500.000 4 6.000.000

Kepalaa Bagian Lingkungan 3.500.000 1 3.500.000 Kepala Bagian Keamanan 3.500.000 1 3.500.000 Kepala Bagian Keselamatan Kerja 3.500.000 1 3.500.000 Kepala Sub. Bagian 2.500.000 10 25.000.000

Staff Pemeliharaan 1.500.000 6 9.000.000

Staff Com Dev 1.500.000 15 22.500.000

Staff Pemasaran 1.500.000 12 18.000.000

Staff Perencanaan 1.500.000 5 7.500.000

Staff Geologi 1.500.000 5 7.500.000

Staff Pengolahan 1.500.000 24 36.000.000


(17)

Karyawan Penambangan 1.500.000 10 15.000.000

Operator Alat 2.000.000 20 40.000.000

Karyawan (Dokter Umum) 2.000.000 2 4.000.000

Sopir 900.000 16 14.400.000

Satpam 900.000 6 5.400.000

Keselamatan Kerja 1.500.000 6 9.000.000

Juru Masak 850.000 5 4.250.000

Cleaning Service 800.000 5 4.000.000

Helper 800.000 4 3.200.000

Total 180 369.960.000

2.9 SISTEM KERJA

Sistem kerja yang direncanakan adalah 7 hari dalam seminggu, setiap minggunya terdiri dari 1 shift dengan lama kerja setiap shift 8 jam untuk tugas sebagai :

a. Pembongkaran dan peledakan. b. Development.

c. Pembongkaran endapan.

d. Pemuatan dan pengangkutan endapan.

e. Operasional pengolahan boleh berlangsung 3 shift. f. Pemeliharaan / perawatan.

g. Operasional camp.

Karyawan kantor atau administrasi bekerja satu shift/hari dan 7 hari/minggu. Cuti tahunan diberikan selama 2 minggu untuk setiap 12 bulan kerja.

2.10 SISTEM PEMBERIAN BONUS

2.10.1 Maksud Pemberian Bonus

Tujuan dari pemberian bonus adalah sebagai wujud penghargaan dari motif berprestasi setiap karyawan(operator). Motif berprestasi dinyatakan sebagai keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna atau sukses dalam situasi persaingan. Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan atau operator

2.10.2 Dasar Pemberian Bonus

Pemberian bonus diberikan kepada seluruh karyawan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sebagai dasar dan acuan pemberian bonus


(18)

karyawan(operator) adalah dengan menggunakan UA {Used of Availability/ kesiapan pemakaian).

Dari kesiapan pemakaian menunjukkan kesiapan operator (manusia) yang akan menjalankan atau mengoperasikan alat mekanis tersebut pada saat keadaan mekanis dan fisik truk siap untuk beroperasi, sehingga dapat diketahui apakah suatu pekerjaan {operation) berjalan dengan efisien atau tidak. Serta untuk mengetahui pengelolaan alat (tools of management) berjalan dengan baik atau tidak. Atau dengan kata lain jika persentase rendah akan menunjukkan bahwa pengoperasiaan alat tidak maksimal dikarenakan kondisi operator (manusia) dalam keadaan tidak fit. Jam kerja dalam perhitungan kesiapan pemakaian ini menggunakan jumlah waktu kerja alat yang digunakan untuk benar-benar beroperasi.

Pada gambar di bawah menunjukkan seorang operator dalam kondisi siap untuk mengoperasikan truck, kondisi kesiapan pemakaian menggambarkan berapa waktu yang digunakan oleh operator untuk siap mengoperasikan truk dibandingkan dengan waktu yang telah tersedia untuk beroperasi. Nilai pemakaian ketersediaan kecil berarti faktor kerja operator (manusia) kurang optimal.

Ada dua jenis bonus yang diberikan kepada karyawan, bonus diberikan dapat dalam wujud in natural atapun in casso:

a) In Natural


(19)

In natural merupakan bonus yang diberikan kepada karyawan (operator) berupa barang. Biasanya barang yang diberikan berupa barang sembilan bahan pokok sembako.

b) In Casso

Bonus yang diberikan kepada karyawan berupa uang kartal secara langsung.

Dalam pemberian bonus baik berupa in natural atau in casso kedua-duanya memiliki nilai atau value yang sama.

Studi Kasus

Perusahaan PT Cipta Karya Borneo memiliki standar UA yg digunakan untuk pembayaran upah kerja(gaji) adalah 80%. Dan bila UA karyawan(operator) lebih dari 80% maka akan diberikan bonus.

UA Bonus yg Diberikan 80

83 87 84 85 85 92 86 87 77 87 93 83 85 87

Bila UA operator = 80% maka bonus yang diberikan adalah Rp 100.000,00 Bila UA operator = 90% maka bonus yang diberikan adalah Rp 200.000,00 90% - 8 0 % = 100,00


(20)

10% = 100.000 1% = 10.000

Bila UA operator = 83% maka bonus yang diberikan adalah 8 3 %-80% = 3%

= 3 x 10.000 = Rp 30.000


(1)

11. Tempat yang memadai untuk bergerak secara leluasa bagi kendaraan / mesin-mesin tambang pada saat operasi dan pengangkutan.

12. Pengawasan pada tanjakan yang tinggi dan jalan-jalan yang sempit pada daerah operasional peralatan bergerak dan pemantauan pada jalan-jalan tambang.

13. Kabin yang aman pada peralatan bergerak.

14. Sarana penerangan untuk keprluan operator di malam hari. 15. Larangan membawa obat bius dan senjata api ke lokasi proyek.

16. Mengawasi masuknya bahan-bahan yang mudah terbakar dan cairan-cairan beracun.

17. Tersedianya fasilitas pemadam kebakaran dan klinik gawat darurat.

Di lokasi tambang akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk menjamin penanganan yang cepat apabila terjadi kecelakaan, agar dapat secepatnya diatasi. Fasilitas tersebut termasuk unit kesehatan yang ditandatangani oleh tenaga paramedic selama 15 jam/hari dan dilengkapi mobil ambulan.

Program keselamatan dan kursus-kursus pelatihan akan dilaksanakan selama tambang ini berlangsung / berjalan. Tenaga pelatihan yang handai akan mengajarkan aspek-aspek keselamatan juga disesuaikan dengan kondisi lapangan dan operasi pertambangan.

2.7 REKOMENDASI

Rekomendasi pengorganisasian dan tenaga kerja :

a. Sistem organisasi yang disarankan adalah vertikal untuk memudahkan pengawasan dan digabung dengan pola horisontal untuk distribusi jabatan yang setingkat.

b. Tambang dipimpin oleh seorang Manajer Tambang (mine manager) yang bertanggung jawab kepada direksi.

c. Organisasi terdiri dari lima divisi yaitu : Divisi Perencanaan, Divisi Operasi Tambang, Divisi Pengolahan, Divisi K3 dan Lingkungan, Divisi Administrasi dan Keuangan.

d. Pengambilan tenaga kerja diharapkan melibatkan tenaga kerja lokal. e. Klasifikasi dan jumlah karyawan.


(2)

Tabel 2.2.

Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Tenaga Kerja

Sarjana 96

D3 5

Purnawirawan TNI 1

SMU 43

STM 31

SD 4

Total 180

2.8. TINGKAT GAJI DAN UP AH

Pekerjaan Gaji (Rp) Jumlah Total (Rp)

Pimpinan Perusahaan 30.000.000 1 30.000.000

Sekertaris 20.000.000 1 20.000.000

Staff Sekertaris 2.750.000 2 5.500.000

Kepala Divisi Perencanaan 8.000.000 1 8.000.000

Kepala divisi Operasional Tambang 12.000.000 1 12.000.000

Kepala Divisi Pengolahan 9.000.000 1 9.000.000

Kepala Divisi Perawatan dan Lingkungan 8.000.000 1 8.000.000 Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan 6.500.000 1 6.500.000

Kepala Bagian Keuangan 4.000.000 4 4.000.000

Personalia 3.000.000 1 3.000.000

Staff Personalia 1.500.000 4 6.000.000

Kepalaa Bagian Lingkungan 3.500.000 1 3.500.000

Kepala Bagian Keamanan 3.500.000 1 3.500.000

Kepala Bagian Keselamatan Kerja 3.500.000 1 3.500.000

Kepala Sub. Bagian 2.500.000 10 25.000.000

Staff Pemeliharaan 1.500.000 6 9.000.000

Staff Com Dev 1.500.000 15 22.500.000

Staff Pemasaran 1.500.000 12 18.000.000

Staff Perencanaan 1.500.000 5 7.500.000

Staff Geologi 1.500.000 5 7.500.000

Staff Pengolahan 1.500.000 24 36.000.000


(3)

Karyawan Penambangan 1.500.000 10 15.000.000

Operator Alat 2.000.000 20 40.000.000

Karyawan (Dokter Umum) 2.000.000 2 4.000.000

Sopir 900.000 16 14.400.000

Satpam 900.000 6 5.400.000

Keselamatan Kerja 1.500.000 6 9.000.000

Juru Masak 850.000 5 4.250.000

Cleaning Service 800.000 5 4.000.000

Helper 800.000 4 3.200.000

Total 180 369.960.000

2.9 SISTEM KERJA

Sistem kerja yang direncanakan adalah 7 hari dalam seminggu, setiap minggunya terdiri dari 1 shift dengan lama kerja setiap shift 8 jam untuk tugas sebagai :

a. Pembongkaran dan peledakan. b. Development.

c. Pembongkaran endapan.

d. Pemuatan dan pengangkutan endapan.

e. Operasional pengolahan boleh berlangsung 3 shift. f. Pemeliharaan / perawatan.

g. Operasional camp.

Karyawan kantor atau administrasi bekerja satu shift/hari dan 7 hari/minggu. Cuti tahunan diberikan selama 2 minggu untuk setiap 12 bulan kerja.

2.10 SISTEM PEMBERIAN BONUS 2.10.1 Maksud Pemberian Bonus

Tujuan dari pemberian bonus adalah sebagai wujud penghargaan dari motif berprestasi setiap karyawan(operator). Motif berprestasi dinyatakan sebagai keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna atau sukses dalam situasi persaingan. Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan atau operator

2.10.2 Dasar Pemberian Bonus

Pemberian bonus diberikan kepada seluruh karyawan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sebagai dasar dan acuan pemberian bonus


(4)

karyawan(operator) adalah dengan menggunakan UA {Used of Availability/ kesiapan pemakaian).

Dari kesiapan pemakaian menunjukkan kesiapan operator (manusia) yang akan menjalankan atau mengoperasikan alat mekanis tersebut pada saat keadaan mekanis dan fisik truk siap untuk beroperasi, sehingga dapat diketahui apakah suatu pekerjaan {operation) berjalan dengan efisien atau tidak. Serta untuk mengetahui pengelolaan alat (tools of management) berjalan dengan baik atau tidak. Atau dengan kata lain jika persentase rendah akan menunjukkan bahwa pengoperasiaan alat tidak maksimal dikarenakan kondisi operator (manusia) dalam keadaan tidak fit. Jam kerja dalam perhitungan kesiapan pemakaian ini menggunakan jumlah waktu kerja alat yang digunakan untuk benar-benar beroperasi.

Pada gambar di bawah menunjukkan seorang operator dalam kondisi siap untuk mengoperasikan truck, kondisi kesiapan pemakaian menggambarkan berapa waktu yang digunakan oleh operator untuk siap mengoperasikan truk dibandingkan dengan waktu yang telah tersedia untuk beroperasi. Nilai pemakaian ketersediaan kecil berarti faktor kerja operator (manusia) kurang optimal.

Ada dua jenis bonus yang diberikan kepada karyawan, bonus diberikan dapat dalam wujud in natural atapun in casso:

a) In Natural


(5)

In natural merupakan bonus yang diberikan kepada karyawan (operator) berupa barang. Biasanya barang yang diberikan berupa barang sembilan bahan pokok sembako.

b) In Casso

Bonus yang diberikan kepada karyawan berupa uang kartal secara langsung.

Dalam pemberian bonus baik berupa in natural atau in casso kedua-duanya memiliki nilai atau value yang sama.

Studi Kasus

Perusahaan PT Cipta Karya Borneo memiliki standar UA yg digunakan untuk pembayaran upah kerja(gaji) adalah 80%. Dan bila UA karyawan(operator) lebih dari 80% maka akan diberikan bonus.

UA Bonus yg Diberikan 80

83 87 84 85 85 92 86 87 77 87 93 83 85 87

Bila UA operator = 80% maka bonus yang diberikan adalah Rp 100.000,00 Bila UA operator = 90% maka bonus yang diberikan adalah Rp 200.000,00 90% - 8 0 % = 100,00


(6)

10% = 100.000 1% = 10.000

Bila UA operator = 83% maka bonus yang diberikan adalah 8 3 %-80% = 3%

= 3 x 10.000 = Rp 30.000