hormon tersebut diproduksi dari prekursor yang sama. Selama fase luteal kadar gonadotropin rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang
terjadi pada hari ke 26-28. Jika terjadi konsepsi dan implantasi, korpus luteum tidak mengalami regresi karena dipertahankan oleh gonadotropin
yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi dan implantasi tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid. Setelah kadar
hormon steroid turun akan diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk inisiasi siklus berikutnya.
Dengan diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklik akan menginduksi perubahan penting pada uterus yang disebut dengan siklus uterus,
yang melibatkan endometrium dan mukosa serviks.
1. Endometrium
Endometrium terdiri atas 2 lapis, yaitu superfisial yang akan mengelupas saat haid dan lapisan basal yang tidak ikut dalam proses haid, tetapi ikut dalam
proses regenerasi lapisan superfisial untuk siklus berikutnya. Batas antara 2 lapis tersebut ditandai dengan perubahan dalam karakteristik arteriola yang
memasok endometrium. Basal endometrium kuat, tetapi karena pengaruh hormon menjadi berlekuk dan memberikan kesempatan a.spiralis
berkembang. Susunan anatomi tersebut sangat penting dalam fisiologi pengelupasan lapisan superfisial endometrium.
a. Fase Proliferasi
Selama fase folikular di ovarium, endometrium dibawah pengaruh estrogen. Pada akhir haid proses regenerasi berjalan dengan cepat. Saat ini
disebut fase proliferasi, kelenjar tubular yang tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi.
b. Fase Sekretoris
Setelah ovulasi, produksi progesteron menginduksi perubahan sekresi endometrium. Tampak sekretori dari vakuole dalam epitel kelenjar dibawah
nukleus, sekresi maternal ke dalam lumen kelenjar dan menjadi berkelok- kelok.
Universitas Sumatera Utara
c. Fase Haid
Normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada akhir fase ini terjadi regresi korpus luteum yang ada hubungannya dengan menurunnya produksi
estrogen dan progesteron ovarium. Penurunan ini diikuti oleh kontraksi spasmodik yang intens dari bagian arteri spiralis kemudian endometrium
menjadi iskemik dan nekrosis, terjadi pengelupasan lapisan superfisial endometrium dan terjadilah pendarahan.
Vasospasmus terjadi karena adanya produksi lokal prostaglandin. Prostaglandin juga meningkatkan kontrasi uterus bersamaan dengan aliran
darah haid yang tidak membeku karena adanya aktivitas fibrinolitik lokal dalam pembuluh darah endometrium yang mencapai puncaknya saat haid.
2. Mukus Serviks
Pada perempuan ada kontinuitas yang langsung antara alat genital bagian bawah dengan kavum peritonei. Kontinuitas ini sangat penting untuk akses
spermatozoon menuju ke ovum, fertilisasi terjadi dalam tuba falopii, ada risiko oleh infeksi yang asendens, tetapi secara alami risiko tersebut dicegah dengan
adanya mukus serviks sebagai barier yang permeabilitasnya bervariasi selama siklus haid.
1. Awal fase folikular mukus serviks viskus dan impermeabel.
2. Akhir fase folikular kadar estrogen meningkat memacu perubahan dan
komposisi mukus, kadar airnya meningkat secara progresif, sebelum ovulasi terjadi mukus serviks banyak mengandung air dan mudah
dipenetrasi oleh spermatozoon. Perubahan ini dikenal dengan istilah “spinnbarkheit”.
3. Setelah ovulasi progesteron diproduksi oleh korpus luteum yang efeknya
berlawanan dengan estrogen, dan mukus serviks menjadi impermeabel lagi, orifisium uteri eksternum kontraksi.
Peubahan-perubahan ini dapat dimonitor oleh perempuan sendiri jika ingin menjadi konsepsi atau dia ingin menggunakan “rhythm method” kontrasepsi.
Dalam klinik perubahan ini dapat dimonitor dengan memeriksa mukus serviks
Universitas Sumatera Utara
di bawah mikroskop tampak gambaran seperti daun pakis atau fern-like patterm yang paralel dengan kadar estrogen sirkulasi, maksimum pada saat
sebelum ovulasi, setelah itu perlahan-lahan hilanng
2.2.3 Mekanisme Menstruasi
Hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium. Di bawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase
proliferasi sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus haid, terjadi regresi
endometrium yang kemudian diikuti oleh pendarahan yang terkenal dengan nama menstruasi. Mekanisme menstruasi belum diketahui dengan seluruhnya
Wiknjosastro, 2008.
2.2.4 Menarche
Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datangnya haid yang pertama kali yang pertama ini datang dinamakan menarche. Menarche
sebenarnya hanyalah puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang gadis yang sedang menginjak dewasa Sigar, 2005. Menarche adalah
siklus menstruasi pertama sekali yang dialami wanita. Menarche terjadi akibat peningkatan FSH dan LH yang merangsang sel target ovarium. FSH dan LH
berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua
perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger adenosine- monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium sehingga menstimulus
ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk
memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi Guyton, 1997. Menurut Manuaba 2010 menarke
merupakan menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Rangsangan panca indra diblok puberitas inhibitor nukleus amigdale melalui stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari puberitas prekok.
Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh-kembang alat seks sekunder dan
mempersiapkan uterus endometrium lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai
“ovulasi” untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder.
2.3 Masalah Tumbuh Kembang Remaja Putri 2.3.1 Pubertas Terlambat
Pubertas terlambat delayed puberty pada perempuan didefinisikan tidak membesarnya payudara sampai 13 tahun atau tidak adanya menstruasi sampai
umur 15 tahun. Sedangkan pubertas terlambat pada laki-laki apabila sampai umur 14 tahun belum ada tanda-tanda pubertas berupa panjang testis masih kurang dari
2.5 cm atau volume testis masih lebih kecil dari4 ml. Secara statistik pubertas yang mengalami keterlambatan sebanyak 2,5 dari normal populasi remaja pada
kedua jenis kelamin; lebih banyak pada laki-laki yang mengalami keterlambatan pubertas dibandingkan dengan perempuan. Kebanyakan pubertas terlambat masih
normal yaitu pada constitutional delayed of growth and puberty CDGP. Berdasarkan kadar gonadotropin dalam darah pubertas terlambat dikelompokkan
menjadi: Hypergonadotropic Hypogonadism dan Hypogonadotropic
Hypogonadism. Pada hypergonadotropic hypogonadism, ditemukan kadar hormon gonadotropin FSH dan LH meningkat namun kadar hormon seks steroid seperti
testosteron dan estrogen tetap rendah, hal ini menandakan kerusakan tidak pada aksis hipotalamus hipofise. Sedangkan pada hypogonadotropin hypogonadism,
ditemukan penurunan kadar hormon gonadotropin Suryawan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Pubertas Prekok
Pubertas prekok terjadi apabila tanda-tanda pubertas ditemukan sebelum umur 8 tahun pada perempuan dan sebelum umur 9 tahun pada laki-laki. Pubertas
prekok dapat diklasifikasikan berdasarkan aktifitas dari aksis neuroendokringonad. Diagnosis pubertas prekok dibuat berdasarkan gejala klinis
yang mendukung dan hasil tes laboratorium. Pada anak yang dicurigai menderita pubertas prekok diperiksa secara lengkap antara lain pembesaran payudara dan
pertumbuhan rambut pubis pada perempuan. Pubertas prekok pada perempuan bila ditemukan pembesaran payudara sebelum umur 8 tahun, timbulnya rambut
pubis sebelum umur 9 tahun, atau terjadinya menstruasi sebelum umur 9,5 tahun. Rontgen pergelangan dan telapak tangan kiri untuk menilai umur tulang bone
age sebagai tanda terjadinya peningkatan hormon seks steroid secara sistemik. Pada anak-anak dengan pubertas prekok kadar hormon FSH dan LH meningkat
sesuai dengan masa pubertas Suryawan, 2010.
2.4 Pengetahuan dan Sikap 2.4.1 Pengetahuan
. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia 2002, disebutkan bahwa istilah
pengetahuan berasal dari kata dasar “tahu” yaitu paham, maklum, mengerti. Pengetahuan knowledge merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang
dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang overt behavior. Kedalam pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap sesuatu
rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yaitu:
a. Tahu know
Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali recall
terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan pengalaman yang
paling rendah.
Universitas Sumatera Utara
b. Memahami comprehension
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari
c. Aplikasi application
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya
d. Analisis analysis
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis synthesis