Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Persatuan Amal Bakti (PAB) 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

(1)

(2)

(3)

ABSTRAK

Aborsi adalah di luar kandungan atau kurang dari 22 minggu. Berdasarkan data dari WHO tahun 2011, ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman di dunia, dimana 19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman (9,5%) terjadi di negara berkembang. Hasil Survei Yayasan Kesehatan Perempuan dan PKBI tahun 2010 menemukan sebanyak 1.446 kasus aborsi di kota Medan dan 10-50% meninggal akibat aborsi tidak aman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap siswi di Madrasah AliyahSwasta (MAS) PAB 2 Helvetia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XII IPA dan IPS sebanyak 54 siswa. Sampel penelitian adalah total populasi. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswi tentang aborsi pada kategori pengetahuan baik sebanyak 40 siswa (74,07%), sikap tentang aborsi pada kategori sikap baik sebanyak 53 siswa (98,15%).

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PAB 2 Helvetia agar memberikan pengarahan dan penjelasan tentang bahaya aborsi, meningkatkan kegiatan penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Kepada siswa agar lebih memahami ilmu agama sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik.


(4)

ABSTRACT

Abortion is the termination of pregnancy before the fetus can live outside the womb or is less than 22 weeks. Based on data from the World Health Organization (WHO) in 2011, there were 20 million unsafe abortions events in the world, where 19 of the 20 million unsafe abortion (9.5%) occured in developing countries. The results of Women's Health Foundation survey and The Indonesia Family Planning Association (PKBI) survey in 2010 found that 1446 abortion cases in Medan and 10-50% died as a result of unsafe abortions.

This research aims to understand the knowledge and attitudes of students at Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PAB 2 Helvetia. Type of this research is descriptive. The population of this research is the entire class XII students IPA and IPS as much as 54 students. The research sample is total population. Data collection through interviews using questionare. Data were analyzed by descriptive analysis.

The results showed that the knowledge of students about abortion on the category of good knowledge as much as 40 students (74.07%), category of good attitude as much as 53 students (98.15%).

This research is expected as input inthe Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PAB 2 Helvetia to give briefing and explanation about the dangers of abortion, improving public health. To the students in order to better understand the science of religionso as form a good personality.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis masih bisa menyelesaikan

penyusunan skripsi ini adalah “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri

Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Persatuan Amal Bakti (PAB) 2

Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013” merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Penulis menyadari hingga selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak teristimewa kepada orang tua yang penulis sayangi dan cintai ayah (Rotua Harahap) dan ibu (Nurhakimah Siregar)yang telah memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil, doa dan pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

• Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

• Bapak Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D selaku ketua Departemen Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. • Ibudr. Yusniwarti Yusad, M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah

meluangkan waktu serta penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada penulis


(6)

• Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu serta penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada penulis.

• Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

• Bapak dan Ibu dosen serta pegawai / tenaga non-edukatif Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang turut mendukung penyelasaian skripsi ini.

• Bapak Drs. H. M. Fauzi, M.A selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia beserta staf yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.

• Buat sahabat-sahabat penulis Kak Fatimah, Alas Sriwahyu, Priyanti, Herlina, Risa Amalia serta rekan-rekan mahasiswa seperjuangan di Departemen Kependudukan dan Biostatistika Peminatan Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas dukungan dan semangatnya buat penulis.

• Buat saudara-saudara yang penulis sayangi (Kak Susi, Kurniadi, RAS, Kak dety) yang selalu memberikan dukungan moril dan spiritual kepada penulis.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan tulisan ini. Dan dengan segala keterbatasan yang


(7)

ada penulis berharap semoga skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis, tetapi juga dapat berguna bagi banyak pihak.

Medan, Desember 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN……….. i

ABSTRAK ……… ii

ABSTRACT ……… iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. iv

KATA PENGANTAR ………... v

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

• LatarBelakang ………. 1

• PerumusanMasalah………. 4

• TujuanPenelitian………. 4

• TujuanUmum ………... 4

• TujuanKhusus………... 5

• ManfaatPenelitian ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 6

• PengertianRemaja ………... 6

• Aborsi……….. 7

• Faktor yang Mendorong MelakukanAborsi ………... 9

• Beberapa Cara UntukAborsi ……….. 10

• RisikoAborsi ……….. 12

• Aspek Hukum MengenaiAborsi ……… 14

• Upaya-upaya untuk Mencengah Aborsi di Kalangan Remaja 16 • Pengetahuan ………. 17

• Sikap ……….... 20

• VariabelPenelitian ………... 21

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 22

• JenisPenelitian ………. 22

• Lokasi dan WaktuPenelitian ……… 22

• LokasiPenelitian ……….. 22

• WaktuPenelitian……… 22

• Populasi danSampel……… 22

3.2.1 Populasi ………. 22

3.2.2 Sampel……… 22

3.4 MetodePengumpulan Data ………... 23

3.4.1 DataPrimer ……… 23


(9)

3.5 DefinisiOperasional………. 23

3.5.1 PengetahuanSiswi………. 23

3.5.2 SikapSiswi……… 23

3.6 AspekPengukuran……… 24

3.6.1 Pengetahuan Siswi………24

3.6.2 SikapSiswi………. 24

3.7 MetodePengolahan Data ……….. 25

3.7.1Editing……… 25

3.7.2Coding……….. 26

3.7.3Tabulating……….. 26

3.8 Analisis Data………. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN ………27

4.1 Gambaran Umum LokasiPenelitian ………. 27

4.1.1 Visi ………. 27

4.1.2 Misi ……….... 27

4.1.3 Tujuan ……… 27

4.2 Gambaran KarakteristikResponden ………. 28

4.3 PengetahuanResponden ………... 29

4.4 SikapResponden ……….. 32

BAB V PEMBAHASAN ………..35

• KarakteristikSiswi ……….35

• Kelas Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia 35 • Umur Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia 35 • Pengetahuan Siswi Madsarah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia 35 • Sikap Siswi Madsarah AliyahSwasta PAB 2 Helvetia ……… 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 42

6.1 Kesimpulan ………42

6.2 Saran ………. 42

DAFTAR PUSTAKA ………. 43


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Madrasah Aliyah Swasta PAB

2 HelvetiaTahun 2013 ………. 28 Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Setiap Pengetahuan

Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun

2013 ……….. 29

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Pengetahuan RespondenTentang Aborsi di

Madrasah AliyahSwasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013 ……….. 32 Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Setiap Pernyataan Sikap

Positif Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia

Tahun 2013 ………... 32

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Setiap Pernyataan Sikap Negatif Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia

Tahun 2013 ………... 33

Tabel 4.6 Distribusi Kategori Sikap Responden Tentang Aborsi di Madrasah


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ………. 48

Lampiran 2 Master Data ...………... 52

Lampiran 3Informed Consent………... 54

Lampiran 4 Pernyataan Persetujuan MenjadiResponden ………... 55

Lampiran 5 Surat IzinPenelitian……….. 56


(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Juwita Harahap

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 05 Oktober 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Nikah

Alamat : Jl. Mangaan 1 Ling VI Gg.Bahagia IX Mabar

RiwayatPendidikan

1. Tahun 1994-2000 : SD Bahagia Mabar 2. Tahun 2000-2003 : MTsS PAB 2 Helvetia 3. Tahun 2003-2006 : MAL IAIN Medan

4. Tahun 2006-2009 : Akademi Kebidanan Widya Husada Medan 5. Tahun 2010-2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(13)

ABSTRAK

Aborsi adalah di luar kandungan atau kurang dari 22 minggu. Berdasarkan data dari WHO tahun 2011, ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman di dunia, dimana 19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman (9,5%) terjadi di negara berkembang. Hasil Survei Yayasan Kesehatan Perempuan dan PKBI tahun 2010 menemukan sebanyak 1.446 kasus aborsi di kota Medan dan 10-50% meninggal akibat aborsi tidak aman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap siswi di Madrasah AliyahSwasta (MAS) PAB 2 Helvetia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XII IPA dan IPS sebanyak 54 siswa. Sampel penelitian adalah total populasi. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswi tentang aborsi pada kategori pengetahuan baik sebanyak 40 siswa (74,07%), sikap tentang aborsi pada kategori sikap baik sebanyak 53 siswa (98,15%).

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PAB 2 Helvetia agar memberikan pengarahan dan penjelasan tentang bahaya aborsi, meningkatkan kegiatan penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Kepada siswa agar lebih memahami ilmu agama sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik.


(14)

ABSTRACT

Abortion is the termination of pregnancy before the fetus can live outside the womb or is less than 22 weeks. Based on data from the World Health Organization (WHO) in 2011, there were 20 million unsafe abortions events in the world, where 19 of the 20 million unsafe abortion (9.5%) occured in developing countries. The results of Women's Health Foundation survey and The Indonesia Family Planning Association (PKBI) survey in 2010 found that 1446 abortion cases in Medan and 10-50% died as a result of unsafe abortions.

This research aims to understand the knowledge and attitudes of students at Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PAB 2 Helvetia. Type of this research is descriptive. The population of this research is the entire class XII students IPA and IPS as much as 54 students. The research sample is total population. Data collection through interviews using questionare. Data were analyzed by descriptive analysis.

The results showed that the knowledge of students about abortion on the category of good knowledge as much as 40 students (74.07%), category of good attitude as much as 53 students (98.15%).

This research is expected as input inthe Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PAB 2 Helvetia to give briefing and explanation about the dangers of abortion, improving public health. To the students in order to better understand the science of religionso as form a good personality.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Remaja adalah masa transisi yang mengalami berbagai persoalan akibat dari proses perkembangannya. Pada kondisi ini remaja sangat labil karena masih mencari jati dirinya dan mulai mencoba-coba hal baru seperti melakukan seks di luar nikah dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kehamilan di luar nikah dan berujung dengan aborsi. WHO (1998) mendefinisikan aborsi sebagai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 22 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena ibu tidak menghendaki kehamilannya. Aborsi di Indonesia masih ilegal walaupun banyak dilakukan remaja akibat pergaulan bebas.

Menurut WHO (2011) diperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman di dunia, dimana 19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman (9,5%) terjadi di negara berkembang. Sekitar 13% dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Risiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 dari 3700 yang melakukan aborsi.

Di Amerika diperkirakan setiap tahun, 2% dari wanita berusia 15-44 melakukan aborsi, dimana 18% wanita yang melakukan aborsi adalah remaja yang terdiri dari 17% berusia 15-19 tahun dan 0,4% berusia <15 tahun (Guttmacher, 2010). Berdasarkan data Statistik Nasional Inggris dan Wales (2010) dari 1000 remaja usia 15-19 tahun 22% yang melakukan aborsi. Sedangkan negara Swedia dari 1000 remaja 20,9%, dan Denmark 15% remaja yang melakukan aborsi. Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5


(16)

juta di Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan kematian (Nuriiwayati, 2012).

Dari data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2010 dari 63 juta jiwa remaja usia 10-24 tahun berprilaku seks bebas. Kasus aborsi di kalangan remaja diperoleh 2,5 juta jiwa perempuan pernah melakukan aborsi dimana 27% atau 700.000 yang melakukannya adalah kelompok remaja.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan bahwa : pendidikan kesehatan reproduksi diberikan kepada anak sejak usia dini (SMP dan SMA) akan meminimalisir atau menurunkan perilaku seks bebas dan aborsi di kalangan remaja. Berdasarkan catatan Komnas PA (2010) kasus aborsi di kalangan remaja diperoleh 2,5 juta jiwa dimana 62,6% pelakunya berusia <18 tahun, metode aborsi yang digunakan : 37% melalui kuret, 25% melalui oral dan pijatan, 13% melalui suntikan, 8% memasukan benda asing kedalam rahim. Sedangkan pada tahun 2011 aborsi yang dilakukan remaja SMP dan SMA berjumlah 86 kasus dan meningkat pada tahun 2012 mencapai 121 kasus dengan mengakibatkan 8 orang meninggal.

Berdasarkan survei Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 (Jakarta, Bandung, Makasar, Medan, Lampung, Palembang, Kepulauan Riau, dan kota-kota di Sumatera Barat) diperoleh data bahwa 62,7% remaja mengaku pernah berhubungan badan, 93% remaja pernah berciuman, dan 21% remaja telah melakukan aborsi.

Pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Pelakunya bukan hanya di kalangan SMA bahkan


(17)

sudah merambat di kalangan SMP, banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakaan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa risiko yang akan dihadapinya. Survei dari Pusat Informasi Layanan Remaja dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Jateng sejak Januari 2002 – Juni 2010 tercatat sebanyak 863 orang yang telah melakukan hubungan seks pranikah, 452 remaja putri mengalami kehamilan pranikah dan 244 remaja putri melakukan aborsi.

Berdasarkan data BkkbN Pusat (2010) diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa. Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami remaja putri. Karena takut akan sanksi sosial dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar banyak pelajar yang hamil ambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya.

Kasus aborsi di Medan masih sangat tinggi. Hasil survei Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (2010) menemukan sebanyak 1.446 kasus aborsi di kota Medan dan 10-50% meninggal akibat aborsi yang tidak aman. Selain di Medan, juga ditemukan di 8 kota besar lainnya seperti Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram dan Manado. Pelaku aborsi adalah wanita berusia 30 tahun (58%), berusia 20-30 tahun (39%), berusia < 20 tahun (3%) dan berstatus ibu rumah tangga 48%, bekerja 43%, pelajar 7% .

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak sekolah Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Persatuan Amal Bakti 2 Helvetia, di sekolah tersebut belum pernah ada penelitian tentang pengetahuan dan sikap siswi tentang aborsi, dimana siswi di Madrasah Aliyah Swasta yang dulu pernah aborsi diduga karena ketidaktahuan


(18)

tentang aborsi. Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Persatuan Amal Bakti 2 Helvetia merupakan salah satu sekolah yang berbasis Islam yang memiliki kurikulum pendidikan agama sebagai mata pelajaran yang utama sehingga diharapkan dapat membentuk kepribadian yang baik, menjaga dirinya agar mereka tidak melakukan seks pranikah yang mengakibatkan aborsi dengan sengaja, namun ternyata masih ada juga kasus aborsi yang terjadi seharusnya dengan adanya pendidikan agama dapat mencegah perilaku tersebut.

Berdasarkan survei awal dan wawancara yang dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia pada 10 orang siswi, sebayak 4 siswi (40%) yang mengerti benar tentang aborsi dan setuju kalau aborsi harus dicegah, 6 siswi (60%) yang tidak mengerti tentang aborsi dan kurang setuju karena belum mengerti bahaya aborsi. 1.2 Perumusan Masalah

Pernah terjadi kasus aborsi dan masih rendahnya pengetahuan dan sikap siswi tentang aborsi di Madrasah Aliyah Swasta sehingga perlu diteliti “Bagaimana

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB

2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.


(19)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang. 2. Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang aborsi di Madrasah Aliyah Swasta

PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan atau informasi dalam meningkatkan pengetahuan siswi tentang aborsi serta bahayanya bagi kesehatan reproduksi.

2. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi pihak sekolah tentang aborsi serta memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi terutama bagi siwsi remaja putri dalam pelajaran biologi dan agama.

3. Sebagai sumber referensi dan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya, agar dapat mengkaji hal-hal lebih dalam lagi, khusus tentang aborsi.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Remaja

Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut WHO (1974) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Menurut Sarwono (2006) remaja didefenisikan periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah mampu bertahan hidup dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara psikologi akan mencari indentitas diri. Remaja merupakan suatu masa transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek biologi, kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara usia 10-19 tahun (Santrock, 2003). Menurut Arisman (2010) remaja adalah periode kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun dan terjadi perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial.

Menurut Dariyo (2004) remaja adalah masa yang akan melalui krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri. Remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun, atau jika seorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, emosional perasaannya dan sebagainya (Hurlock, 1999).

Batas usia remaja menurut Sarwono (2006) ada tiga (3) tahap yaitu : 1. Remaja Awal (11-14 tahun), ciri-cirinya :

a. Lebih dekat dengan teman sebaya b. Ingin bebas


(21)

2. Remaja Tengah (15-17 tahun), cirri-cirinya : a. Mencari identitas diri

b. Timbulnya keinginan untuk kencan c. Mempunyai rasa cinta yang dalam d. Berkhayal tentang aktifitas seks

3. Remaja Akhir (18-20 tahun), cirri-cirinya : a. Mengungkapkan kebebasan diri

b. Lebih selektif dalam memilih teman sebaya c. Mempunyai citra jasmani dirinya

d. Dapat mewujudkan rasa cinta 2.2 Aborsi

WHO (1998) mendefinisikan aborsi sebagai penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan atau kurang dari 22 minggu. Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya < 500 gr, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai (Manuaba, 2007). Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi yaitu :

1. Aborsi Spontan (Alamiah) 2. Aborsi Buatan (Sengaja) 3. Aborsi Terapeutik (Medis)

Adapun klasifikasi Abortus yaitu : 1. Abortus Spontan : abortus tidak disengaja


(22)

a. Abortus Medisinalis(Therapeutica)

Abortus provokatus medisinalis karena alasan kesehatan ibu hamil tersebut tidak dapat melanjutkan kehamilannya. Misalnya sakit jantung, karena jika kehamilannya dilanjutkan terjadi penambahan beban kerja jantung sehingga sangat berbahaya bagi jiwanya.

b. Abortus Kriminalis

Abortus provokatus kriminalis, tindakan pengosongan rahim dari buah kehamilan yang dilakukan dengan sengaja bukan karena alasan medis, tetapi alasan lain biasanya karena hamil diluar nikah, atau terjadi pada pasangan yang menikah karena gagal kontrasepsi maupun karena tidak menginginkan kehamilannya.

3. Abortus Kompletus : abortus yang hasil konsepsi keluar seluruhnya

4. Abortus Inkompletus : abortus yang sebagian hasil konsepsinya telah keluar

5. Abortus Insipiens : abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat dipertahankan

6. Abortus Iminens : abortus yang masih dapat dipertahankan

7. Abortus Tertunda(Missed Abortion): janin yang sudah mati, masih didalam uterus dan tidak keluar 2 bulan atau lebih

8. Abortus Habitualis : abortus berturut-turut 3 kali atau lebih 9. Abortus Infeksius : abortus disertai dengan infeksi genital

10. Abortus Septik : abortus dengan infeksi berat, penyebaran kuman sampai peredaran darah.

2.3 Faktor yang Mendorong Melakukan Aborsi


(23)

1. Faktor sosial (khusus untuk kehamilan pranikah)

 Kurangnya pengetahuan seseorang tentang informasi aborsi  Kurangnya kepedulian seseorang tentang bahaya aborsi  Putus sekolah atau kuliah

 Malu pada keluarga dan tetangga  Siapa yang akan mengasuh bayi

 Terputus atau terganggu karir atau masa depan 2. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling menonjol terutama pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan, seperti :

 Mudah tergiur dengan harga aborsi yang murah

 Anak terlalu banyak, penghasilan suami terbatas dan sebagainya (khususnya ibu-ibu peserta KB yang mengalami kegagalan kontrasepsi)

 PHK (putus hubungan kerja) : pramugari, buruh. 3. Dampak Kondisi Aborsi

Menurut Sarwono (2000) ada beberapa kondisi psikologi wanita pra-aborsi yaitu:

 Takut atau cemas

 Butuh informasi tetapi tidak tahu mau bertanya kemana atau siapa? (masyarakat mentabukan seks apalagi aborsi dari semua yang belum menikah)

 Butuh perlindungan tetapi laki-laki yang berbuat pada umumnya tidak mau atau tidak mampu bertanggung jawab (karena sama-sama masih di bawah umur)


(24)

 Pada saat merasa sudah tersedak akhirnya nekad mencari bantuan yang paling terjangkau (dekat, mudah, murah)

Sedangkan menurut Edmosond (1990) kondisi psikologi wanita pra-aborsi yaitu:

 Ketakutan yang intens  Perasaan kehilangan kontrol

 Mati rasa secara emosional, sulit mengingat suatu kejadian  Merasa bersalah, perasaan sedih yang mendalam dan depresi  Pesimis terhadap masa depan

 Mimpi buruk

 Cepat marah dan berperilaku agresif

Drugs, Alcohol abusedan berpikir untuk bunuh diri 2.4 Beberapa Cara Untuk Aborsi

a. Minum Pil (Citorex 200 mmg, 400 mmg dan cytotec) Caranya : Ditelan dan dimasukan kedalam vagina Efek samping : Badan sedikit lemas dan kurang gairah. b. Suntik Methotrexate

Caranya : Disuntikan

Efek samping : Sakit kepala, diare, penglihatan menjadi kabur, depresi sumsum tulang belakang, kekurangan darah, sakit paru-paru, kerusakan fungsi hati.

c. Metode racun garam(saline)

Cara : Meracuni air ketuban dengan menyuntikan ke perut wanita terlebih dahulu air ketuban dikeluarkan dan diganti dengan larutan konsentrasi garam.


(25)

Efek samping : Konsumsi koagulopati (pembekuan darah yang tidak terkendali keseluruh tubuh), pendarahan hebat, serangan jantung mendadak, koma atau kematian.

d. Dilatasi dan Evakuasi (D&E)

Caranya : Tang penjepit (forcep) dengan ujung pisau tajam untuk merobek-robek janin dan dilakukan berulang-ulang sampai janin hancur atau terpotong-potong dan dikeluarkan secara perlahan dari rahim.

Efek sampinng : Menimbulkan luka rahim

e. Prostaglandin : Hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam proses melahirkan.

Caranya : Disuntikan pada otot bokong(gluteus)dan memberikan tablet peroral Efek samping : muntah-muntah, diare, mual dan panas.

f. Metode kuretase

Caranya : jari telunjuk tangan kanan dimasukkan kedalam jalan lahir untuk pengeluaran hasil konsepsi, sedangkan tangan kiri memegang korpus uteri.

Efek samping : rasa nyeri dan perdarahan g. Minum jamu tradisional

h. Melakukan pijatan ke dukun 2.5 Risiko Aborsi

Aborsi memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia

“tidak merasakan apa-apa dan langsung pulang”. Ada 2 macam risiko kesehatan


(26)

1. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa risiko

yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “ Fact of Life” yang ditulis oleh Clowes(1997) yaitu :

 Kematian mendadak karena pendarahan hebat  Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal  Rahim yang sobek(Uterine Perforation)

 Kerusakan leher rahim  Kanker payudara

 Kanker indung telur(Ovarium Cencer)  Kanker leher rahim(Cervical Cancer)  Kanker hati(Liver Cancer)

 Kelainan pada plasenta yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya  Menjadi mandul

 Infeksi rongga panggul(Pelvic Inflamatory Disease)  Infeksi pada lapisan rahim(Endometriosis)

2. Risiko Kesehatan Mental

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Syndrom Pasca-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After


(27)

Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut :  Kehilangan harga diri (82%)

 Berteriak-teriak histeris (51%)

 Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)  Ingin melakukan bunuh diri (28%)

 Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)  Tidak bisa menikmati lagi hubun

Adapun efek aborsi yang ketidaksengajaan dan disengaja yaitu: a. Efek Jangka Pendek

• Rasa sakit yang intens • Terjadi kebocoran uterus • Pendarahan yang banyak • Infeksi

• Bagian bayi yang tertinggal didalam • Shock/koma

• Merusak organ tubuh lain • Kematian

b. Efek Jangka Panjang • Tidak dapat hamil kembali • Keguguran kandungan • Kehamilan Tubal • Kelahiran prematur


(28)

• Gejala peradangan di bagian pelvis • Hysteretom

2.6 Aspek Hukum Mengenai Aborsi

Di negara Indonesia, dimana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa. Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinya,dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Dalam KUHP Bab XIX Pasal 346-349 sebagai berikut :

Pasal 346 : “seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan

kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lamaempat tahun”.

Pasal 347 :

(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348 :

(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.


(29)

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengn pidana paling lama tujuh tahun.

Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian

dalam mana kejahatan dilakukan”.

Adapun aspek hukum aborsi ditinjau dari sudut pandang Agama

Dari sudut pandang agama Islam, pertama : Al-Qur’an dan Aborsi: Manusia -berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia. Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur’an

yang menerangkan tentang larangan aborsi. Salah satunya, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.”(QS 17:70). Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan

karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka

seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang


(30)

   

: 32

 


(31)

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat baik (Friedman, 2005). Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :

a. Tahu(know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)terhadap sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami(Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi(Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (rill). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


(32)

d. Analisis(Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan metode atau suatu objek kedalam komponene-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan katak-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

e. Sintesis(Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi(Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ada. Berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Cara tradisional ini dapat dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukan metode ilmiah. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1. Cara Coba Salah (Trial Error) 2. Cara Kekuasaan atau Otoritas. 3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi


(33)

4. Melalui Jalan Pikiran

b. Cara Modern Memperoleh Pengetahuan

Cara modern yaitu memperoleh pengetahuan dengan cara yang sistematis,

logis dan ilmiah. Sehingga cara ini sebagai ‘metode penelitian ilmiah’ dan lebih

popular dikenal dengan sebutan metodologi penelitian (research methodology). Deobold Van Dallen mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan bahwa dalam memperoleh observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

2.9 Sikap(Atitutede)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi yang bersifat emosional terhadap srimulasi sosial (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Ahmadi (1990) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) sikap dibedakan menjadi :

a. Sikap positif : Sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima atau mengakui, menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu berada.

b. Sikap negatif : Sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu berada.

Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap itu memiliki 3 komponen pokok :


(34)

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak (Tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : a. Menerima(Receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon(Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai(Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab(Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.


(35)

2.10 Variabel Penelitian

Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.1 Variabel penelitian.

Variabel Penelitian

- Pengetahuan tentang aborsi - Sikap tentang aborsi


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian dengan tujuan membuat gambaran atau deskriptif tentang keadaan secara objektif, untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi (Notoatmodjo, 2003).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Desember 2013. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh siswi remaja putri di kelas XII IPA berjumlah 34 orang dan IPS berjumlah 20 orang di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013 sehingga jumlah total keseluruhan 54 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di kelas XII IPA dan IPS di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013. Data siswi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia berjumlah 54 orang.


(37)

3.4 Metode Pengumpulan Data Data diperoleh dengan dua cara: 3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh dengan menggunakan metode angket sebagai instrument penelitian yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang telah dipersiapkan, dalam bentuk pertanyaan tertutup sesuai dengan teoritis yang ada.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari kantor Tata Usaha sekolah Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013. Data yang diperoleh berupa data jumlah seluruh siswi kelas XII IPA dan IPS tahun ajaran 2012/2013.

3.5 Definisi Operasional

Variabel penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 3.5.1 Pengetahuan Siswi

Segala sesuatu yang diketahui remaja putri tentang aborsi (pengertian aborsi, macam-macam aborsi, cara aborsi, risiko aborsi, faktor yang mendorong untuk abosi, upaya mencegah aborsi serta sanksi).

3.5.2 Sikap Siswi

Merupakan respon tertutup siswi, yaitu kecenderungan siswi untuk berespon atau bereaksi positif atau negatif tentang aborsi.


(38)

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Pengetahuan Siswi

Pengetahuan responden diukur melalui 15 pertanyaan. Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang baik terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang akan dijadikan pengukuran pengetahuan kemudian masing-masing kuesioner diberi skor nilai atau jawaban masing-masing sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan yaitu : jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 15 dan skor minimal adalah 0 (Khomsan, 2000).

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka pengetahuan responden dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan Baik, apabila nilai responden memiliki total skor 10-15 (66%-100%) 2. Pengetahuan Cukup, apabila nilai responden memiliki total skor 5-9 (33%-65%) 3. Pengetahuan Kurang, apabila nilai responden memiliki total skor <5 (0%-32%) Skala ukur Ordinal

3.6.2 Sikap Siswi

Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Guttman yang terdiri dari 4 kategori yaitu : SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

Sikap diukur melalui 10 pernyataan dengan memberikan skor terhadap kuesioner dan memberikan bobot penilaian, yaitu :

1. Untuk pernyataan positif (pernyataan nomor : 1, 3, 5, 7, 9): • SS : Sangat setuju, skor 4


(39)

• S : Setuju, skor 3 • TS : Tidak setuju, skor 2 • STS : Sangat tidak setuju, skor 1

2. Untuk pernyataan negatif (pernyataan nomor 2, 4, 6, 8, 10): • SS : Sangat setuju, skor 1

• S : Setuju, skor 2 • TS : Tidak setuju, skor 3 • STS : Sangat tidak setuju, skor 4

Sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai oleh responden adalah 40 dan skor terendah adalah 4. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut : (Pratomo, 1986)

1. Baik, apabila nilai responden memiliki skor 26-40 (65%-100%) 2. Cukup, apabila nilai responden memiliki skor 12-25 (30%-64%) 3. Kurang baik, apabila nilai responden memiliki skor 4-11 (10%-29%) 3.7 Metode Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2010), data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer. Data yang telah terkumpul, diolah dan didistribusikan melalui prosesediting, codingdantabulating.

3.7.1 Editing

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


(40)

3.7.2 Coding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

3.7.3 Tabulating

Kegiatan memasukkan atau menyusun data yang telah dikumpulkan kedalam bentuk-bentuk tabel menggunakan komputer dan akan disajikan dalam bentuk-bentuk tabel distribusi frekuensi dan dalam bentuk narasi.

3.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran umum dari variabel penelitian yang meliputi pengetahuan dan sikap tentang aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang dengan dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Persatuan Amal Bakti 2 Helvetia didirikan sejak tahun 1980. Lokasi sekolah berada di Jl. Veteran Pasar IV Helvetia P. Brayan. 4.1.1 Visi

Menjadikan Madrasah Aliyah PAB-2 Helvetia sebagai lembaga pendidikan terdepan dalam pembinaan keislaman, keilmuan serta mampu menghasilkan lulusan yang kompetitif di era perkembangan zaman dengan berlandaskan akhlaqul karimah. 4.1.2 Misi

1. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-nilai ajaran islam.

2. Meningkatkan mutu pembelajaran secara dinamis, sinergis dan inovatif.

3. Melakukan pembinaan kemandirian dan team work, melalui aktivitas belajar intra dan ekstrakurikuler.

4. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan dalam aspek keilmuan dan skill keguruan.

5. Menerapkan manajemen berbasis madrasah dan masyarakat. 4.1.3 Tujuan

1. Siswa/siswi dapat mengamalkan ibadah, memiliki akhlaqul karimah memahami kandungan Al-Qur’an.

2. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri minimal 50%.


(42)

3. Siswa/siswi menguasai dan mampu berkomunikasi dan memiliki keterampilan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Jumlah seluruh siswa Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 dari kelas X-XII adalah 227 orang, sedangkan jumlah siswa XII IPA 43 orang dan XII IPS 37 orang. Jumlah guru pengajar di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 adalah 33 orang dan 6 orang pegawai.

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik siswi di sekolah Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia sebagai responden meliputi kelas dan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013

Dari Tabel 4.1 di atas dilihat bahwa responden kelas XII IPA sebanyak 34 siswi (62,96%) dan kelas XII IPS sebanyak 20 siswa (37,04%), sedangkan responden menurut kelompok umur yang terbanyak berumur 17 tahun sebanyak 35 siswa (64,82%) dan sedikit masing-masing sebanyak 1 siswa (1,85%) berumur 15 tahun dan 20 tahun. No 1 2 Karakteristik Responden Kelas

a. XII IPA b. XII IPS Umur a. 15 tahun b. 16 tahun c. 17 tahun d. 18 tahun e. 20 tahun

f 34 20 1 10 35 7 1 % 62,96 37,04 1,85 18,52 64,82 12,96 1,85


(43)

4.3 Pengetahuan Responden

Hasil penelitian distribusi pengetahuan responden dari 15 pertanyaan di sekolah Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Setiap Pengetahuan

Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 Pertanyaan Pengetahuan Aborsiadalah….

a. Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan <5 bulan 2 minggu (1)

b. Keluar darah selama 7 hari (0)

c. Penghentian kehamilan selama 8 bulan (0)

Aborsi yang disengaja adalah…

a. Penghentian kehamilan sebelum janin lahir disebabkan cacat (0)

b. Penghentian kehamilan karena adanya tindakan dari medis (0)

c. Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang dilakukan dengan sengaja (1)

Adapun macam-macam aborsi yaitu…

a. Pil, minum jamu dan suntik (0) b. Sengaja, alami dan medis (1) c. Heroin dan sabu-sabu (0)

Dibawah ini yang merupakan aborsi sengaja

adalah…

a. Tindakan medis dan kriminal (1) b. Alami dan cacat (0)

c. A dan B benar (0)

Yang merupakan metode atau cara dari

aborsi adalah…

a. Nikah di usia dini (0) b. Pil dan minum jamu (1) c. Infeksi (0)

Salah satu efek jangka pendek dari aborsi

adalah…

a. Selamat dan sehat (0)

b. serangan jatung dan koma (0) c. Infeksi dan kematian (1)

f 53 0 1 3 3 48 27 25 2 31 21 2 14 40 0 2 8 44 % 98,15 0,00 1,85 5,56 5,55 88,88 50 46,3 3,70 57,41 38,89 3,70 25,93 74,07 0,00 3,70 14,82 81,48


(44)

Tabel 4.2 (Lanjutan) No 7 8 9 10 11 12 13 Pertanyaan Pengetahuan

Yang merupakan efek jangka panjang dari aborsi

adalah…

a. Kelahiran premature dan tidak dapat hamil lagi(1)

b. Perdarahan banyak dan shock (0) c. Stress dan ketakutan (0)

Dibawah ini yang merupakan upaya primer

dalam mencegah aborsi adalah…

a. Menikah di usia muda (1)

b. Memberikan pendidikan seks di kalangan remaja (0)

c. Aborsi spontan (0)

Dibawah ini yang merupakan upaya sekunder

dalam mencegah aborsi adalah…

a. Mengikuti gaya tren remaja sekarang (0) b. Memberikan pendidikan seks dan

meningkatkan keimanan (1) c. Melalui USG (0)

Faktor yang mendorong remaja untuk melakukan

aborsi khususnya pelajar adalah…

a. Hamil diluar kandungan (0)

b. Hamil diluar nikah, belum siap jadi seorang ibu dan takut putus sekolah (1)

c. Tren masa kini (0)

Jika seseorang melakukan aborsi, dampak apa

yang akan di alaminya…

a. Pendarahan banyak dan berujung kematian (1) b. Serangan jantung (0)

c. Pendarahan otak (0)

Dibawah ini yang termaksud upaya untuk mencegah aborsikecuali…

a. Meningkatkan keimanan dan tidak melakukan seks sebelum nikah (0)

b. Mengajak teman kedukun (1) c. Menikah di usia muda (0)

Seks pranikah akan berakibat pada kehamilan tidak diinginkan dan akan berujung pada…

a. Pernikahan dini atau aborsi (1) b. HIV/AIDS (0)

c. Penyakit kusta (0)

f 30 12 12 14 30 10 8 45 1 3 49 2 49 0 5 20 26 8 32 20 2 % 55,56 22,22 22,22 25,93 55,56 18,51 14,82 83,33 1,85 5,56 90,74 3,70 90,74 0,00 9,26 37,03 48,15 14,82 59,26 37,04 3,70


(45)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pertanyaan pengetahuan yang terbanyak diketahui siswa adalah pengertian aborsi sebanyak 53 siswa (98,15%) diikuti faktor yang mendorong remaja untuk melakukan aborsi khususnya pelajar 49 siswa (90,74%), jika seseorang melakukan aborsi, dampak apa yang akan di alaminya sebanyak 49 siswa (90,74%), aborsi yang disengaja 48 siswa (88,88%), Upaya sekunder dalam mencegah aborsi sebanyak 45 siswa (83,33%), efek jangka pendek dari aborsi sebanyak 44 siswa (81,48%), sanksi yang diberikan kepada pelaku aborsi dan penolongnya sebanyak 43 siswa (79,63%), seks pranikah berakibat pada kehamilan tidak diinginkan dan berujung sebanyak 32 siswa (59,26%), yang merupakan aborsi sengaja dan mencegah agar tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang harus dilakukan, masing-masings ebanyak 31 siswa (57,41%), metode atau cara dari aborsi dan efek jangka panjang dari aborsi, masing- masing sebanyak 30 siswa (55,56%), upaya untuk mencegah aborsi, kecuali 26 siswa (48,15%), macam-macam aborsi sebanyak 25 siswa (46,3%) dan 14 siswa (25,93%) upaya primer dalam mencegah aborsi.

No 14

15

Pertanyaan Pengetahuan Untuk mencegah agar tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang harus dilakukana,

kecuali…

a. Memperkuat keimanan dan berhati-hati dalam pergaulan (0)

b. Tidak berpacaran sebelum usia 20 tahun (0) c. Mengikuti gaya trens remaja sekarang (1) Sanksi apa yang diberikan kepada pelaku aborsi

dan penolongnya…

a. Dipenjara dan dicabut izin prakteknya (1) b. Dikasih surat peringatan (0)

c. Diperpanjang izin prakteknya (0)

f 12 11 31 43 10 0 % 22,22 20,37 57,41 79,63 18,52 1,85


(46)

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat, berdasarkan kategori pengetahuan yang terbanyak siswi berpengetahuan baik sebanyak 40 siswa (74,07%) dan 3 siswa (5,56%) berpengetahuan kurang.

4.4 Sikap Responden

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Setiap Pernyataan Sikap Positif Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013

Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat berdasarkan pernyataan positif diketahui mayoritas bersikap sangat setuju bahwa melakukan aborsi itu adalah hal yang tidak

No 1 2 3 Kategori Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total f 40 11 3 54 % 74,07 20,37 5,56 100,00 No 1 3 5 7 9 Pernyataan Positif

Melakukan aborsi itu adalah hal yang tidak baik

Melakukan tindakan aborsi harus sesuai dengan ketentuan medis (dokter) Meningkatkan keimanan serta memberikan pendidikan seks merupakan salah satu pencegahan aborsi

Seks bebas yang dilakukan remaja merupakan awal pemicu terjadinya aborsi Penolong dan pelaku

aborsi harus

dihukum/sanksi

sesuai hukuman yang berlaku Alternatif Jawaban SS 41 75,93% 12 22,22% 37 68,52% 24 44,44% 30 55,56% S 7 12,96% 35 64,82% 10 18,52% 21 38,89% 15 27,78% TS 2 3,70% 5 9,26% 0 0,00% 1 1,85% 2 3,70% STS 4 7,41% 2 3,70% 7 12,96% 8 14,82% 5 9,26%


(47)

baik sebanyak 41 siswa (75,93%), meningkatkan keimanan serta memberikan pendidikan seks merupakan salah satu pencegahan aborsi sebanyak 37 siswa (68,52%), melakukan tindakan aborsi harus sesuai dengan ketentuan medis (dokter) sebanyak 35 siswa (64,82%), penolong dan pelaku aborsi harus dihukum/sanksi sesuai hukuman yang berlaku sebanyak 30 siswa (55,56%) dan 24 siswa (44,44%) bersikap sangat setuju seks bebas yang dilakukan remaja merupakan awal pemicu terjadinya aborsi.

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Setiap Pernyataan Sikap Negatif Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013 No 2 4 6 8 10 Pernyataan Negatif Aborsi merupakan jalan keluar dari masalah kehamilan diluar nikah

Seks bebas dan aborsi merupakan

bagian gaya hidup remaja masa kini Melakukan aborsi tidak merusak kesehatan terutama kesehatan

reproduksi

Dengan aborsi maka masa depan

seseorang akan cerah Seks bebas banyak terjadi pada saat malam tahun baru

Alternatif Jawaban SS 1 1,85% 1 1,85% 4 7,41% 2 3,70% 8 14,81% S 5 9,26% 4 7,41% 5 9,26% 3 5,56% 13 24,07% TS 17 31,48% 22 40,74% 18 33,33% 7 12,96% 19 35,19% STS 31 57,41% 25 46,29% 27 50% 42 77,78% 14 25,93%

Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat berdasarkan pernyataan negatif yang bersikap sangat tidak setuju bahwa dengan aborsi maka masa depan seseorang akan


(48)

cerah sebanyak 42 siswa (77,78%) dan diikuti aborsi merupakan jalan keluar dari masalah kehamilan diluar nikah sebanyak 31 siswa (57,41%), melakukan aborsi tidak merusak kesehatan terutama kesehatan reproduksi sebanyak 27 siswa (50%), seks bebas dan aborsi merupakan bagian gaya hidup remaja masa kini sebanyak 25 siswa (46,29%) dan 19 siswa (35,19%) bersikap tidak setuju seks bebas banyak terjadi pada saat malam tahun baru.

Berdasarkan jawaban dari setiap pernyataan positif dan negatif tentang aborsi tersebut, maka sikap siswi dapat dikategorikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Kategori Sikap Responden Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia Tahun 2013

No 1 2 3

Kategori Sikap Baik

Cukup Kurang Total

f 53

1 0 54

% 98,15

1,85 0,00 100,00

Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat berdasarkan sikap diketahui siswi bersikap baik sebanyak 53 siswa (98,15%) dan 1 siswa (1,85%) bersikap cukup.


(49)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Siswi

5.1.1 Kelas Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia

Hasil analisis univariat diketahui bahwa responden kelas XII IPA sebanyak 34 siswa (62,96%), sedangkan kelas XII IPS sebanyak 20 siswa (37,04%).

5.1.2 Umur Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia

Diketahui umur siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia berkisar antara 15-20 tahun. Dari 54 siswi kelompok umur 17 tahun sebanyak 35 siswa (64,82%), diikuti kelompok umur 16 tahun sebanyak 10 siswa (18,52%), umur 18 tahun sebanyak 7 siswa (12,96%) dan masing-masing 1 siswa (1,85%) berumur 15 tahun dan 20 tahun.

5.2 Pengetahuan Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia

Berdasarkan pengetahuan dari 54 siswa, diketahui bahwa siswi berpengetahuan baik sebanyak 40 siswa (74,07%), berpengetahuan cukup sebanyak 11 siswa (20,37%) dan 3 siswa (5,56%) berpengetahuan kurang.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek melalui panca indera yang dimilikinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tinceuli Sinaga (2007) tentang aborsi dari kehamilan yang tidak dikehendaki dari 79 siswi SMUN 1 Pematang Siantar, terdapat berpengetahuan baik 17 siswi (21,52%) dan 62 siswi (78,48%) berpengetahuan cukup. Penelitian Yan Ardiansyah (2011) mengenai abortus


(50)

provokatus dari 106 siswi SMAN 2 Kota Cimahi yang berpengetahuan baik 34 siswi (32,1%), berpengetahuan sedang 54 siswi (50,9%) dan 18 siswi (17,0%) berpengetahuan kurang. Pengetahuan siswi tentang aborsi secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut:

Pada Tabel 4.2 yang memahami pengertian aborsi sebanyak 53 siswa (98,15%) dan 1 siswa (1,85%) yang tidak dapat menjawab dengan benar tentang defenisi aborsi. Sesuai teori Notoatmodjo (2003) yang mengatakan tingkat pengetahuan kedua adalah memahami (comprehension) memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut dan tidak sekedar dapat menyebutkan tapi dapat menginterpretasikan secara benar yakni defenisi aborsi.

Mengenai gambaran pengetahuan tentang aborsi sengaja, sebanyak 31 siswa (57,41%) yang menjawab tindakan medis dan kriminal. Sebanyak 25 siswa (46,29%) mengetahui aborsi sengaja, alami dan medis merupakan macam-macam aborsi tetapi ada 27 siswa (50%) yang menjawab pil, minum jamu dan suntik. Sebanyak 41 siswa (75,93%) mengetahui bahwa pil dan minum jamu merupakan cara aborsi tetapi ada 14 siswa (25,93%) yang menjawab nikah di usia dini. Sebanyak 49 siswa (90,74%) mengetahui bahwa faktor yang mendorong remaja untuk melakukan aborsi adalah hamil diluar nikah, belum siap menjadi seorang ibu dan takut putus sekolah. Penelitian ini sesuai temuan Zahrotinisak (2002), yang menemukan data kejadian kehamilan tidak dikehendaki terjadi akibat karena takut dan malu 15% pada remaja putri, kejadiannya rata-rata mengaku kehamilan tidak dikehendaki hanya terlanjur basah dan tidak menyadari bahwa untuk hamil perlu perencanaan.


(51)

Mengenai pengetahuan tentang dampak aborsi, sebanyak 49 siswa (90,74%) yang menjawab pendarahan banyak dan berujung kematian tetapi ada 5 siswa (9,26%) yang menjawab pendarahan otak. Sebanyak 32 siswa (59,26%) mengetahui bahwa seks pranikah akan berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki dan berujung pada pernikahan dini atau aborsi. Wilopo (2005) yang mengatakan dampak negatif status kesehatan perempuan baik dari aspek fisik dan psikososial kontroversia terutama yang terjadi pada usia remaja serta dampak lain secara ekonomi, sosial dan kultural masih penting.

Mengenai pengetahuan tentang efek jangka pendek dari aborsi, sebanyak 44 siswa (81,48%) yang menjawab infeksi dan kematian. Sebanyak 30 siswa (55,56%) mengetahui bahwa efek jangka panjang dari aborsi adalah kelahiran prematur dan tidak dapat hamil lagi tetapi 12 siswa (22,22%) yang menjawab stres dan ketakutan. Sebanyak 14 siswa (25,93%) mengetahui bahwa menikah di usia muda merupakan upaya primer dalam mencegah aborsi. Sebanyak 45 siswa (83,33%) mengetahui bahwa memberikan pendidikan seks dan meningkatkan keimanan merupakan upaya sekunder dalam mencegah aborsi. Penemuan Suarta (2007), dibutuhkan peranan anak sekolah dalam pencapaian program artinya bahwa responden belum pernah dilibatkan untuk mensukseskan pendidikan kesehatan reproduksi.

Mengenai gambaran pengetahuan tentang sanksi yang diberikan kepada pelaku aborsi dan penolongnya, sebanyak 43 siswa (79,63%) yang menjawab dipenjara dan dicabut izin prakteknya akan tetapi ada 10 siswa (18,51%) yang menjawab dikasih surat peringatan. Sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XIX barang siapa melakukan tindakan pengguguran kandungan yang disengaja


(52)

digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa. Sedangkan menurut pandangan agama islam banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan larangan tentang aborsi salah satunya firman Allah :” Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS

5:32)

5.3 Sikap Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia

Berdasarkan sikap dari 54 siswa diketahui bahwa siswi yang bersikap baik sebanyak 53 siswa (98,15%) dan 1 siswa (1,85%) bersikap cukup.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek, Sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi yang bersifat emosional terhadap srimulasi sosial (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tinceuli Sinaga (2007) tentang aborsi dari kehamilan yang tidak dikehendaki dari 79 siswi SMUN 1 Pematang Siantar 100% bersikap baik sedangkan penelitian yang dilakukan Yan Ardiansyah (2011) mengenai abortus provokatus dari 106 siswi SMAN 2 Kota Cimahi yang bersikap baik sebanyak 56 siswi (52,8%), bersikap sedang sebanyak 44 siswi (41,5%) dan 6 siswi (5,7%) bersikap kurang. Sikap siswi tentang aborsi secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut:

Pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 sikap siswa Madrasah Aliyah Swasta yang diperoleh dari 54 siswa menunjukkan hasil gambaran sikap terhadap aborsi dengan


(53)

sikap positif dan negatif sebanyak 41 siswa (75,93%) dan sikap negatif sebanyak 42 siswa (77,78%). Artinya siswi yang memiliki sikap positif dan negatif hampir sama besarnya. Beberapa siswi yang memiliki sikap positif menganggap aborsi adalah hak perempuan dan rahim adalah milik perempuan. Aborsi merupakan pemecahan masalah yang terbaik, walaupun mereka tahu bahwa aborsi sangat berbahaya bagi dirinya dan agama melarangnya tetapi mereka tetap memilih untuk aborsi. Sebaliknya beberapa siswi yang memiliki sikap negatif menilai aborsi sebagai sesuatu yang dilarang, karena aborsi dilarang oleh agama dan setelah aborsi membuat perempuan semakin terpuruk. Sebanyak 35 siswa (64,82%) setuju bila melakukan tindakan aborsi harus sesuai dengan ketentuan medis (dokter). Sebanyak 37 siswa (68,52%) sangat setuju dengan pernyataan meningkatkan keimanan serta memberikan pendidikan seks merupakan salah satu pencegahan aborsi. Penemuan Suarta (2007) dibutuhkan peranan anak sekolah dalam pencapaian program artinya bahwa responden belum pernah dilibatkan untuk mensukseskan pendidikan kesehatan reproduksi. Sebanyak 24 siswa (44,44%) sangat setuju bila melakukan seks bebas merupakan awal pemicu terjadinya aborsi akan tetapi ada 8 siswa (14,82%) menyatakan sangat tidak setuju bila melakukan seks bebas merupakan awal pemicu terjadinya aborsi dikarena responden belum begitu memahami dampak dari seks bebas yang mungkin akan berakibat buruk pada kesehatan reproduksinya. Memahami kesehatan reproduksi sangat penting, karena masalah kesehatan reproduksi adalah masalah besar. Apalagi dengan meningkatnya kasus-kasus IMS (Infeksi Menular Seksual), aborsi dan kehamilan tidak dikehendaki.


(54)

Penolong dan pelaku aborsi harus dihukum sesuai hukuman yang berlaku, sebanyak 30 siswa (55,56%) sangat setuju akan tetapi ada 2 siswa (3,7%) menyatakan tidak setuju karena mereka berpendapat bahwa dokter (penolong) melakukan aborsi demi keselamatan nyawa ibu. Sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XIX barang siapa melakukan tindakan pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa.

Mengenai gambaran sikap negatif terhadap aborsi merupakan jalan keluar dari masalah kehamilan diluar nikah sebanyak 31 siswa (57,41%) akan tetapi sikap positif sebanyak 41 siswa (75,93%) menyatakan melakukan aborsi adalah hal yang tidak baik. Siswi bersikap negatif setuju dan mendukung aborsi sebanyak 1 siswa (1,85%), siswi yang bersikap positif terhadap aborsi karena memiliki pemahaman bahwa aborsi hal tidak baik selain itu merugikan diri sendiri. Hal ini dapat dilihat dari jawaban 1 siswa (1,85%) yang menyatakan setuju dan mendukung bahwa aborsi merupakan pemecahan masalah yang terbaik. Sesuai teori Zahrotinisak (2002), yang menemukan data kejadian kehamilan tidak dikehendaki terjadi akibat karena takut dan malu 15% pada remaja putri. Menurut Sarwono (2002) faktor yang mendorong remaja melakukan aborsi salah satunya takut dan malu serta belum siap menjadi seorang ibu.

Mengenai sikap, bila melakukan aborsi maka masa depan seseorang akan cerah, sebanyak 42 siswa (77,78%) menyatakan sangat tidak setuju. Sebanyak 27 siswa (50%) sangat tidak setuju bila melakukan aborsi tidak merusak kesehatan reproduksi. Penelitian ini sesuai temuan Wilopo (2005) yang mengatakan dampak negatif status kesehatan perempuan yang melakukan aborsi baik dari aspek fisik dan


(55)

psikososial kontroversial terutama yang terjadi pada usia remaja serta dampak lain secara ekonomi, sosial dan kultural masih penting.


(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan kelas responden kelas XII IPA sebanyak 34 siswa (62,82%) dan kelas XII IPS sebanyak 20 siswa (37,04%).

2. Berdasarkan umur responden yang terbanyak berumur 17 tahun sebanyak 35 siswa (64,82%) dan masing-masing 1 siswa (1,85%) berumur 15 tahun dan 20 tahun.

3. Berdasarkan tingkat pengetahuan, sebanyak 40 siswa (74,07%) berpengetahuan baik, 11 siswa (20,37%) berpengetahuan cukup dan 3 siswa (5,56%) berpengetahuan kurang. Pengetahuan siswi yang kurang disebabkan kurangnya pemahaman mereka tentang aborsi.

4. Berdasarkan sikap, sebanyak 53 siswa (98,15%) memiliki sikap baik dan 1 siswa (1,85%) memiliki sikap cukup. Sikap cukup disebabkan siswi tidak setuju tetapi mendukung bila kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan.

6.2 Saran

1. Pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membantu untuk memberikan pengarahan dan penjelasan tentang bahaya aborsi didukung dengan pendidikan agama serta bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk membuat penyuluhan di sekolah.

2. Kepada siswi agar lebih memahami pengetahuan tentang seks dan aborsi serta dibarengi dengan ilmu agama seperti aqidah akhlak dan fiqih sehingga memiliki kepribadian yang baik, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Aizat, 2012. Beberapa Cara Untuk Aborsi׀Aborsi Kandungan Aman. http://www.aborsi-kandungan.blogspot.com/2012/02/beberapa-cara-untuk-aborsi.html. Diakses 12 Januari 2013.

Arisman, 2010.Gizi Dalam Daur Hidup.EGC, Jakarta.

Ariyanti, 2011. Masuk Era Digital, Orang Tua Belum Siap, Bisa-bisa Anak Menjadi Korban. http://www.facebook.com/note/ariyanti-aree-marsho/ masuk-era-digital-orang-tua-belum-siap-bisa-bisa-anak-menjadi-korban. Diakses 20 Januari 2013.

Armiwulan, 2004. Aborsi dan Pengetahuan-seperti Lemon Tea Hidup itu Memang. http://cintalemontea.blogspot.com/2012/11/aborsi-dan penge tahuan. html. Diakses 15 Februari 2013.

Ayuni, N, 2012. Ayyundud’s World:Kelabilan Remaja Yang Berujung Aborsi. http://www.ayyundud.blogspot.com/2012/04/kelabilan-remaja-yang-beruju ng-aborsi.html. Diakses 18 Maret 2013

Azwar, S, 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Clowes, B, 1997. Fact of Life: Comprehensive facts on Abortion. http://fathersmanifesto.net/abortionireland.html. Diakses 28 Agustus 2013.

David, R, 1994. “Psychological Reactions Reported After Abortion”. The Post-Abortion Review. 2(3):4-8. http:afterabortion.org/2001/detrimental-effects-of-adolescent-abortions. Diakses 8 Mei 2013..

Dariyo, A, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia, Bogor Selatan.

DH, 2012.Abortion Statistics, England and Wales : 2011.http://transparency.dh. gov.uk/category/statistic/abortion. Diakses 20 Februari 2013.

Diwanadhi, D, 2012. Mastermind: Aborsi dan Dampak Bagi Kesehatan. http://diwaaan.blogspot.com/2012/11/aborsi-dan-dampak-bagi-kesehatan .html. Diakses 28 Maret 2013.

Edmosond, 2012. Perilaku Seksual dan AborsiIJurnal Psikologi Sosial. http://jurnalpsikologisosial.wordpress.com/2012/02/15/perilaku-seksual-dan aborsi. Diakses 15 Februari 2013.


(58)

Edy, P, dkk, 2007. UNSAFE ABORSI : Upaya Pencegahannya - Magister Kesehatan Ibu. http://mkia.files. wordpress.com/2007/jawab-tugas-masih-aborsi-kelompok. Diakses 2 Februari 2013.

Fadlun, dkk, 2011.Asuhan Kebidanan Patologis.Salemba Medika, Jakarta.

Firly, AP, 2012. Aborsi Bagian Gaya Hidup Remaja-Kompas.com. http:/ / www. Megapolitan.kompas.com/read/2013/01/16375646/Aborsi.Bagian.Gaya.Hidup .Remaja. Diakses 31 Januari 2013.

Friedman, 2005.Keperawatan Keluarga.EGC, Jakarta.

Guttmacher Institute, 2010. Keterlibatan Orang Tua dalam Aborsi Anak di Bawah Umur; Kebijakan Negara Singkat 2010. http:// www.guttmacher. org/statecenter/spibs/spibPIMA.pdf. Diakses 16 Juni 2013.

Hendry, 2010. Populasi dan Sampel|Teori Online. http://teorionline.wordpress. com/2010/01/24/populasi-dan-sampel. Diakses 24 Januari 2013.

Hidayat, 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta.

Hurlock, E, 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Erlangga, Jakarta.

Idrus, S, 2012. 93,7% ABG Pernah Hubungan Seks & 21,2% Pernah Aborsi. http://myquran.org/forum/index.php?topic=81275,0. Diakses 16 Juli 2013. Kartono, K, 2003.Psikologi Anak.Mandar Maju, Bandung.

Khomsan, 2000.Teknik Pengukuran dan Pengetahuan .GMSK-IPB. Bogor. Komnas PA, 2011. Catatan Akhir Tahun 2011 Komisi Nasional Perlindungan

Anak. http://komnaspa.wordpress.com/2011/12/21/catatan-akhit-tahun 2011-komisi-perlindungan-anak. Diakses 21 April 2013.

Manuaba, 2007.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Arcan, Jakarta.

Mayor B et al, Laporan Satuan Tugas Kesehatan Mental dan Aborsi, American Psychological Association, Task Force on Kesehatan Mental dan Aborsi, 2008, Washington, DC. http://www.apa.com.org/pi/wpo/kesehatan mental-aborsi-report.pdf. Diakses 6 April 2013.

Medianusa, P, 2010. Jurnas.com:BkkbN;TiapTahun Kasus Aborsi Meningkat15%.http://www.jurnas.com/news/71467/BkkbN;_Tiap_kasus_ab

orsi meningkat 15_persen/1/sosialbudaya/kesehatan. Diakses 18 Agustus


(59)

Mochtar, R, 1998.Sinopsis Obstetri Jilid 2.EGC, Jakarta.

Mukti E, 2012. Bahaya Melakukan Hubungan Seks Pada Usia Muda,Wajib. http://www.serunique.com/2012/bahaya-melakukan-hubuungan-seks-pada. html. Diakses 21 April 2013.

Mula, A, 2012. Komnas Anak: Pendidikan Alat Reproduksi Minimalkan Aborsi.

http://gaya

hidup.plasa.msn.asm/komnas-anak-pendidikan-alat-reproduksi-minimalkan-aborsi. Diakses 30 Januari 2013

Notoatmodjo, S, 2003.Metode Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta, Jakarta.

Nuriiwayati, 2012. Gambaran Pengetahuan dan Tindakan tentang Seks Bebas. http://nuriiwayati.blogspot.com/2012/10/gambaran-pengetahun-dan tindakan .html. Diakses 16 Oktober 2013.

Pratomo, H, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Mastarakat dan Keluarga Berencana/Kependudukan. PMU Pengembangan FKM di Indonesia. Depdikbud RI. Jakarta.

Putro, A, 2012. 2,5 juta Janin Tiap Tahun Menjerit Karena Dimatikan. http://health.detik.com/read/2012/05/30/085903/1928031/775/2,5-juta-janin-tiap-tahun-menjerit-karena-dimatikan. Diakses 30 Mei 2013.

Sa’adillah, H, 2010. Remaja Kaltim Harus Hindari Segitiga Berbahaya. http://www.wiek.kaltim.go.id/read/news/2013/remaja-kaltim-harus-hindari/-segitiga-berbahaya-html. Diakses 12 April 2013.

Santrock, 2003.Definisi Remaja׀ Remaja Peduli.http://remajaceria.wordpress.com /2011/05/04/hello-world. Diakses 04 Mei 2013.

Sarwono, S, 2000.Pengantar Umum Psikologi.Raja Grafindo, Jakarta. , 2006.Psikologi Remaja.Raja Grafindo, Jakarta.

Siti, U, 2011. File:BAB I.pdf. Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Remaja Putri tentang Seks Bebas di MA Futuhiyyah 2 Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtpt unimus-gdl-sitiumaina-5909-1-babi.pdf. Diakses 13 September 2013.

Suarta, S, 2007. Pendidikan Seksual dan Reproduksi Berbasis Sekolah. http://situs.kesrepro.info/pendidikan-seksual-dan-reproduksi-berbasis-sekolah. Diakses 10 Juli 2013.


(60)

Susilo, ZK, 2002. Aborsi: Fakta, Kebutuhan dan Tantangan Serta Pengaruhnya dalam Profil Kesehatan Perempuan Indonesia. http:/situs.kesrepro.info/fakta-kebutuhan-dan-tantangan-serta-pengaruhnya-dalam-profil-kesehatan-perempuan-Indonesia. Diakses 10 Juni 2013.

Tinceuli, Sinaga, 2007. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi dari Kehamilan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Pematang Siantar Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun Tahun 2007. http://id.scribd.com/doc/101709340/pengetahuan-dan-sikap-remaja-putri-ter hadap-aborsi-dari-kehamilan-di-sekolah-menengah-umum-negeri1-pematang-siantar.pdf. Diakses 10 September 2013.

Uma, S, 2006.Metode Penelitian Bisnis.Salemba Medika, Jakarta.

Waskita, A, 2012. Mirco Jurnal:Kasus Aborsi di Medan Masih Tinggi. http://jurnal-singkat.blogspot.com/2012/02/kasus-aborsi-di-medan-masih-tinggi.html. Diakses 16 Februari 2013.

Waspada Medan, 2010. Remaja Indonesia Rentan Berprilaku Tidak Sehat. http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&new=article &id=3430:bsm-adakan-sosialisasi-produk-deposito-berbagi&catid=35:medan &itemid=104. Diakses 8 Juli 2013.

WHO, 1974. Psikologi Remaja: Batasan Remaja Menurut WHO. http://nevianyagastha.blogspot.com/2011/07/batasan-remaja-menurut-who. html. Diakses 1 Juli 2013.

, 1998. Abortus (Keguguran) Jurnal of Veni Wulandari. http://veniwulandari.blogspot.com/2013/15/abortus-keguguran.html. Diakses 30 Mei 2013.

, 2011. Unsafe Abortion:Global and Regional Estimates of The Incidence of Unsafe Abortion and Associated Mortality in 2008, Geneva. http:www.guttmacher.org/pubs/2008/10/15/Aborsi_di_Indonesia.pdf. Diakses 16 Juli 2013.

Wilopo, SA, 2005. Kita Selamatkan Remaja dari Aborsi Dalam Rangka Pemantapan Keluarga Berkualitas 2015. Makalah Seminar di Medan, Sumut 11 September 2013.

Yan, A, 2011. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Mengenai Abortus Provokatus di SMAN 2 Kota Cimahi.http://perpus.fkik.uinjkt.ac. id/file digital/Riset%20Yan%20Ardiansyah.pdf. Diakses 8 September 2013.


(61)

Yulio, 2013. 2012, Di Indonesia Banyak Siswi SMP dan SMA Aborsi. http://timoroman.com/2012di-indonesia-banyak-siwsi-smp-dan-sma-aborsi/. Diakses 1 Februari 2013.

Zahrotinisak, A, 2002. Kehamilan Tidak Dikendalikan Tinjauan Keluarga, Disampaikan Dalam Seminar “Kehamilan Tidak Dikehendaki Antara Fenomea dan Realita” Yang Diselenggarakan oleh PKBI Cabang Kab. Bantul Tanggal 13 Juli 2002. http://www.bkkbn.go.id/kehamilan-tidak-di-kendalikan-antara-fenomea-dan-realita. Diakses 10 Oktober 2013.


(62)

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI MADRASAH ALIYAH SWASTA (MAS) PAB 2 HELVETIA

KECAMATAN LABUHAN BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. Responden :

Tanggal :

I. Data Responden

Nama :

Kelas :

Umur :

II. Pengetahuan 1. Aborsi adalah……

a. Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan < 5 bulan 2minggu baik disengaja maupun tidak disengaja

b. Keluarnya darah selama 7 hari

c. Penghentian kehamilan selama 8 bulan 2. Aborsi yang disengaja adalah……..

a. Penghentian kehamilan sebelum janin lahir disebabkan cacat b. Penghentian kehamilan karena adanya tindakan dari medis

c. Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, yang dilakukan dengan sengaja

3. Adapun macam-macam aborsi yaitu……

a. Pil, minum jamu dan suntik b. Sengaja, alami dan medis c. Heroin dan sabu-sabu

4. Dibawah ini yang merupakan aborsi sengaja adalah…….

a. Tindakan medis dan kriminal (sengaja) b. Alami dan cacat janin


(63)

5. Yang merupakan metode atau cara dari aborsi adalah..…..

a. Nikah di usia dini b. Pil dan minum jamu c. Infeksi

6. Salah satu efek jangka pendek dari aborsi adalah……

a. Selamat dan sehat

b. Serangan jantung dan koma c. Infeksi dan kematian

7. Yang merupakan efek jangka panjang dari aborsi adalah..….

a. Kelahiran premature dan tidak dapat hamil lagi b. Pendarahan banyak dan shock

c. Stres dan ketakutan

8. Dibawah ini yang merupakan upaya primer dalam mencegah aborsi adalah……

a. Menikah di usia muda

b. Memberikan pendidikan seks di kalangan remaja c. Aborsi spontan

9. Dibawah ini yang merupakan upaya sekunder dalam mencegah aborsi adalah……

a. Mengikuti gaya tren remaja sekarang

b. Memberikan pendidikan seks dan meningkatkan keimanan c. Melalui USG

10. Faktor yang mendorong remaja untuk melakukan aborsi khususnya pelajar

adalah.…..

a. Hamil diluar kandungan

b. Hamil diluar nikah, belum siap jadi seorang ibu dan takut putus sekolah c. Tren remaja masa kini

11. Jika seseorang melakukan aborsi, risiko apa yang akan dialaminya……

a. Pendarahan banyak dan berujung kematian b. Serangan jantung

c. Pendarahan otak

12. Dibawah ini yang termaksud upaya untuk mencegah aborsi, kecuali…….

a. Meningkatkan keimanan dan tidak melakukan seks sebelum nikah b. Mengajak teman ketempat dukun


(64)

13. Seks pranikah akan berakibat pada kehamilan tidak diinginkan dan akan berujung

pada…….

a. Pernikahan dini atau aborsi b. HIV/AIDS

c. Penyakit kusta

14. Untuk mencengah agar tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang harus

dilakukan adalah kecuali……

a. Memperkuat keimanan dan berhati-hati dalam pergaulan b. Tidak berpacaran sebelum usia 20 tahun

c. Mengikuti gaya tren remaja sekarang

15. Sanksi apa yang diberikan kepada pelaku aborsi dan penolongnya…….

a. Dipenjara dan dicabut izin prakteknya b. Dikasih surat peringatan


(65)

III. Sikap

Keterangan :

• SS : Sangat setuju • S : Setuju • TS : Tidak setuju • STS : Sangat tidak setuju

NO PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN

SS S TS STS

1. Melakukan aborsi itu adalah hal yang tidak baik

2. Aborsi merupakan jalan keluar dari masalah kehamilan diluar nikah 3. Melakukan tindakan aborsi harus

sesuai dengan ketentuan medis (dokter)

4. Seks bebas dan aborsi merupakan bagian gaya hidup remaja masa kini 5. Meningkatkan keimanan serta

memberikan pendidikan seks merupakan salah satu pencengahan aborsi

6. Melakukan aborsi tidak merusak kesehatan terutama kesehatan reproduksi

7. Seks bebas yang dilakukan remaja merupakan awal pemicu terjadinya aborsi

8. Dengan aborsi maka masa depan seseorang akan cerah

9. Penolong dan pelaku aborsi harus dihukum/sanksi sesuai hukuman yang berlaku

10. Seks bebas banyak terjadi pada saat malam tahun baru


(66)

(1)

Yulio, 2013. 2012, Di Indonesia Banyak Siswi SMP dan SMA Aborsi. http://timoroman.com/2012di-indonesia-banyak-siwsi-smp-dan-sma-aborsi/. Diakses 1 Februari 2013.

Zahrotinisak, A, 2002. Kehamilan Tidak Dikendalikan Tinjauan Keluarga,

Disampaikan Dalam Seminar “Kehamilan Tidak Dikehendaki Antara Fenomea dan Realita” Yang Diselenggarakan oleh PKBI Cabang Kab.

Bantul Tanggal 13 Juli 2002. http://www.bkkbn.go.id/kehamilan-tidak-di-kendalikan-antara-fenomea-dan-realita. Diakses 10 Oktober 2013.


(2)

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI MADRASAH ALIYAH SWASTA (MAS) PAB 2 HELVETIA

KECAMATAN LABUHAN BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. Responden :

Tanggal :

I. Data Responden

Nama :

Kelas :

Umur :

II. Pengetahuan 1. Aborsi adalah……

a. Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan < 5 bulan 2minggu baik disengaja maupun tidak disengaja

b. Keluarnya darah selama 7 hari

c. Penghentian kehamilan selama 8 bulan 2. Aborsi yang disengaja adalah……..

a. Penghentian kehamilan sebelum janin lahir disebabkan cacat b. Penghentian kehamilan karena adanya tindakan dari medis

c. Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, yang dilakukan dengan sengaja

3. Adapun macam-macam aborsi yaitu…… a. Pil, minum jamu dan suntik

b. Sengaja, alami dan medis c. Heroin dan sabu-sabu

4. Dibawah ini yang merupakan aborsi sengaja adalah……. a. Tindakan medis dan kriminal (sengaja)

b. Alami dan cacat janin c. A dan B benar


(3)

5. Yang merupakan metode atau cara dari aborsi adalah..….. a. Nikah di usia dini

b. Pil dan minum jamu c. Infeksi

6. Salah satu efek jangka pendek dari aborsi adalah…… a. Selamat dan sehat

b. Serangan jantung dan koma c. Infeksi dan kematian

7. Yang merupakan efek jangka panjang dari aborsi adalah..…. a. Kelahiran premature dan tidak dapat hamil lagi

b. Pendarahan banyak dan shock c. Stres dan ketakutan

8. Dibawah ini yang merupakan upaya primer dalam mencegah aborsi adalah…… a. Menikah di usia muda

b. Memberikan pendidikan seks di kalangan remaja c. Aborsi spontan

9. Dibawah ini yang merupakan upaya sekunder dalam mencegah aborsi adalah…… a. Mengikuti gaya tren remaja sekarang

b. Memberikan pendidikan seks dan meningkatkan keimanan c. Melalui USG

10. Faktor yang mendorong remaja untuk melakukan aborsi khususnya pelajar adalah.…..

a. Hamil diluar kandungan

b. Hamil diluar nikah, belum siap jadi seorang ibu dan takut putus sekolah c. Tren remaja masa kini

11. Jika seseorang melakukan aborsi, risiko apa yang akan dialaminya…… a. Pendarahan banyak dan berujung kematian

b. Serangan jantung c. Pendarahan otak

12. Dibawah ini yang termaksud upaya untuk mencegah aborsi, kecuali……. a. Meningkatkan keimanan dan tidak melakukan seks sebelum nikah b. Mengajak teman ketempat dukun


(4)

13. Seks pranikah akan berakibat pada kehamilan tidak diinginkan dan akan berujung pada…….

a. Pernikahan dini atau aborsi b. HIV/AIDS

c. Penyakit kusta

14. Untuk mencengah agar tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang harus dilakukan adalah kecuali……

a. Memperkuat keimanan dan berhati-hati dalam pergaulan b. Tidak berpacaran sebelum usia 20 tahun

c. Mengikuti gaya tren remaja sekarang

15. Sanksi apa yang diberikan kepada pelaku aborsi dan penolongnya……. a. Dipenjara dan dicabut izin prakteknya

b. Dikasih surat peringatan c. Diperpanjang izin prakteknya


(5)

III. Sikap

Keterangan :

• SS : Sangat setuju • S : Setuju • TS : Tidak setuju • STS : Sangat tidak setuju

NO PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN

SS S TS STS

1. Melakukan aborsi itu adalah hal yang tidak baik

2. Aborsi merupakan jalan keluar dari masalah kehamilan diluar nikah 3. Melakukan tindakan aborsi harus

sesuai dengan ketentuan medis (dokter)

4. Seks bebas dan aborsi merupakan bagian gaya hidup remaja masa kini 5. Meningkatkan keimanan serta

memberikan pendidikan seks merupakan salah satu pencengahan aborsi

6. Melakukan aborsi tidak merusak kesehatan terutama kesehatan reproduksi

7. Seks bebas yang dilakukan remaja merupakan awal pemicu terjadinya aborsi

8. Dengan aborsi maka masa depan seseorang akan cerah

9. Penolong dan pelaku aborsi harus dihukum/sanksi sesuai hukuman yang berlaku

10. Seks bebas banyak terjadi pada saat malam tahun baru


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan tentang SADARI dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi Madrasah Aliyah Swasta Persatuan Amal Bakti 2 Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

9 99 98

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

2 70 86

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

2 38 69

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen Persatuan Amal Bakti III Medan Estate Tahun 2010

41 141 87

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Masturbasi di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

5 78 56

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

12 73 92

ORGANISASI PERSATUAN AMAL BAKTI (PAB) DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 24

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Narkoba di SMP Persatuan Amal Bakti (PAB) 4 Pagar Merbau

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Remaja - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Persatuan Amal Bakti (PAB) 2 Helvetia Kecamatan Labuhan Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 16

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSIDI MADRASAH ALIYAH SWASTA (MAS) PERSATUAN AMAL BAKTI (PAB) 2 HELVETIA KECAMATAN LABUHAN BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

0 0 12