Faktor-faktor Pembentuk Caring Konsep Caring
2. Menanamkan keyakinan dan harapan faith-hope. Faktor ini menjelaskan tentang peran perawat dalam mengembangkan
hubungan timbal balik perawat-klien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan dengan membantu klien mengadopsi prilaku hidup sehat. Perawat
mendorong penerimaan klien terhadap pengobatan yang dilakukan kepadanya dan membantunya memahami alternatif terapi yang diberikan, memberikan keyakinan
akan adanya kekuatan penyembuhan atau kekuatan spiritual dan penuh pengharapan. Dengan mengembangkan hubungan perawat-klien yang efektif,
perawat memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan rasa percaya. 3. Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain.
Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitifitas terhadap diri pribadi dan orang lain, dengan memiliki sensitifitaskepekaan terhadap diri
sendiri, maka perawat menjadi lebih apa adanya dan lebih lebih sensitif kepada orang lain dan menjadi lebih tulus dalam memberikan bantuan kepada orang lain.
Perawat juga perlu memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan jendela jiwanya.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling membantu helping-trust. Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah
sangat krusial bagi transportal caring. Hubungan saling percaya akan meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Ciri hubungan helping-trust adalah
harmonis haruslah hubungan yang dilakukan secara jujur dan terbuka, tidak
dibuat-buat. Perawat menunjukkan sikap empati dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap hangat dengan menerima orang lain secara
positif. 5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
Perasaan mempengaruhi pikiran seseorang hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu, perawat harus
menerima perasaan orang lain serta memahami prilaku mereka dan juga perawat mendengarkan segala keluhan klien.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan.
Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, praktek yang efektif adalah memecahkan masalah secara ilmiah dalam menyelenggarakan
pelayanan berfokus klien. Proses keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu sistematis dan terstruktur, metode pemecahan masalah ilmiah merupakan
metode yang memberi control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal. Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan untuk
membedakan caring dan curing. Bagaimana perawat menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan. Perawat memberi informasi
kepada klien, perawat menfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan kesehatan yang didesain supaya dapat memampukan klien memenuhi kebutuhan
pribadinya dan alternatif pengobatan lain, dalam hal ini, perawat harus mampu
memahami persepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual.
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan
dengan lingkungan internal meliputi kepercayaan, sosial budaya, mental dan spiritual klien. Lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan,
kebersihan, dan lingkungan yang estetik. Melalui pengkajian perawat dapat menentukan penilaian seseorang terhadap situasi dan dapat mengatasinya.
Perawat dapat memberikan dukungan situasional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih akurat dan memberikan informasi sehingga
klien dapat mengatasi masalahnya. 9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat harus melakukan dengan gembira. Hirarki kebutuhan dasar Watson hampir sama dengan
Maslow, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup, fungsional, integrasi, untuk tumbuh dan mencari bantuan ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan
dasarnya. 10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomologis.
Membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian, keduanya dapat membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.
Kesepuluh faktor caratif di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat agar
semua aspek dalam diri klien dapat ditangani dengan baik sehingga asuhan keperawatan professional dan bermutu dapat diwujudkan, melalui penerapan
faktor caratif ini diharapkan perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sendiri sebelum memahami orang lain Nurahmah, 2006.