Demikian juga halnya dengan kelompok teroris, jika terorganisir dalam skala seperti yang dipimpin oleh Osama bin Lades yang melatih ribuan pengikutnya dan
bertanggung jawab atas pemboman kedutaan besar Amerika Serikat di Kenya dan Tanzania serta gedung WTC tahun 2001. Pemboman itu merenggut nyawa ribuan
warga sipil. Berbagai aksi terhadap pembunuhan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan organisasi untuk melakukan serangan-serangan seperti itu. Dalam bahasa
sehari-hari hal ini disebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan crimes against humanity.
17
Adapun jenis-jenis Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah
2. Jenis-Jenis Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
18
1 Membunuh anggota kelompok
: a. Kejahatan Genosida Pembunuhan Massal
Genosida didefenisikan sebagai tindakan-tindakan berikut yang dilakukan dengan tujuan untuk menghancurkan, serta menyeluruh atau sebagian, suatu kelompok
bangsa, etnis, ras atau agama seperti dengan melakukan :
2 Menyebabkan luka parah baik mental maupun fisik kepada anggota kelompok
3 Secara sengaja menciptakan kondisi hidup kelompok yang diperhitungkan akan
mengakibatkan kehancuran fisik baik secara menyeluruh maupun sebagian 4
Memaksakan tindakan yang menghambat kelahiran dalam kelompok 5
Secara paksa memindah anak-anak dalam kelompok ke kelompok lain. Jadi secara umum genocide genosida, adalah tindakan terencana yang ditujukan
untuk menghancurkan eksistensi dasar dari bangsa atau kelompok sebuah entitas, yang
17
Barda Nawawi Arief, Perlindungan Korban Kejahatan dalam Proses Peradilan Pidana, artikel dalam Jurnal Hukum Pidana dan Kriminologi, Vol. 1, 1998, hlm 65
18
Marcella Elwina, S., Mengatur Kejahatan Perang, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2003, hlm 67
Universitas Sumatera Utara
diarahkan pada individu-individu yang menjadi anggota kelompok bersangkutan, pada 11 Desember 1946 dimana Majelis Umum PBB dengan suara bulat mengeluarkan
resolusi yang mengatakan bahwa ‘Genosida adalah penyangkalan atas eksistensi kelompok manusia secara keseluruhan yang menggoncang nurani manusia.
b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan Crime Against Humanity Istilah kejahatan terhadap kemanusiaan Crime Against Humanity pertama kali
digunakan dalam Piagam Nuremberg. Piagam ini merupakan perjanjian multilateral antara Amerika Serikat dan sekutunya setelah selesai Perang Dunia II. Mereka
Amerika Serikat dan sekutunya menilai bahwa para pelaku NAZI dianggap bertanggung jawab terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan pada masa tersebut.
Definisi kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Pasal 7 Statuta Roma dan Pasal 9 UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM terdapat sedikit perbedaan tetapi secara
umum adalah, salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut secara langsung
ditujukan pada penduduk sipil, yaitu berupa
19
1 Pembunuhan
:
2 Pemusnahan
3 Perbudakan
4 Pengusiran atau pemindahan secara paksa
5 Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokok hukum internasional.
19
Ibid, hlm 68
Universitas Sumatera Utara
6 Penyiksaan
7 Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara
8 Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum internasional 9
Penghilangan orang secara paksa,atau 10
Kejahatan apartheid Pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan bisa jadi aparat instansi negara, atau
pelaku non negara. Defenisi kejahatan terhadap kemanusiaan di Indonesia masih menimbulkan beberapa perbedaan. Salah satunya adalah kata serangan yang meluas
atau sistematik. Sampai saat ini istilah tersebut masih menimbulkan banyak perbedaan pandangan bahkan kekaburan. Pengertian sistematik systematic dan meluas
widespread menurut M. Cherif Bassiouni dalam bukunya yang berjudul Crime Againts Humanity on International Criminal Law, sistematik mensyaratkan adanya
kebijakan atau tindakan negara untuk aparat negara dan kebijakan organisasi untuk pelaku diluar negara. Sedangkan istilah meluas juga merujuk pada sistematik, hal ini
untuk membedakan tindakan yang bersifat meluas tetapi korban atau targetny acak. Korban dimana memiliki kateristik tertentu misalnya agama, ideologi, politik, ras,
etnis, atau gender.
20
c. Kejahatan Perang
21
20
Ibid, hlm 69
21
Ibid, hlm 69
Universitas Sumatera Utara
Pasal 8 Statuta Roma terdiri dari suatu definisi yang panjang tentang kejahatan perang. Kejahatan perang adalah suatu tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum
internasional, terhadap hukum perang oleh satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil. Pelaku kejahatan perang ini disebut penjahat perang. Setiap pelanggaran
hukum perang pada konflik antar bangsa merupakan kejahatan perang. Pelanggaran yang terjadi pada konflik internal suatu negara, belum tentu bisa dianggap kejahatan
perang, contoh Saddam Husein mantan Presiden Irak diadili karena kejahatan perang. Kejahatan perang meliputi semua pelanggaran terhadap perlindungan yang telah
ditentukan oleh hukum perang, dan juga mencakup kegagalan untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan pertempuran, seperti menyerang pihak yang telah
mengibarkan bendera putih, atau sebaliknya menggunakan bendera perdamaian itu sebagai taktik perang untuk mengecoh pihak lawan sebelum menyerang. Perlakuan
semena-mena terhadap tawanan perang atau penduduk sipil juga bisa dianggap sebagai kejahatan perang.Pembunuhan massal dan genosida kadang dianggap juga sebagai
suatu kejahatan perang, walaupun dalam hukum kemanusiaan internasional, kejahatan- kejahatan ini secara luas dideskripsikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kejahatan perang merupakan bagian penting dalam hukum kemanusiaan internasional karena biasanya pada kasus kejahatan ini dibutuhkan suatu pengadilan internasional,
seperti pada Pengadilan Nuremberg. Contoh pengadilan ini pada awal abad ke-21 adalah Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Bekas Yugoslavia dan Pengadilan
Kejahatan Internasional untuk Rwanda, yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB berdasarkan pasal VII Piagam PBB.
22
d. Aggression kejahatan Agresi
23
22
Ibid, hlm 70
23
Ibid, hlm 70
Universitas Sumatera Utara
Satu jenis kejahatan lainnya yang termasuk kejahatan internasional adalah kejahatan agresi, yaitu kejahatan terhadap perdamaian dalam bentuk perencanaan,
persiapan, memulai atau melaksanakan perang disebut juga kejahatan agresi. Pada mulanya konsep kejahatan agresi sebagai kejahatan intrnasional berkait erat dengan
perbedaan antara “Perang adil” dan “Perang tidak adil” just and injustwar. Metode- metode perang tidak adil pada dasarnya merupakan perang agresi yaitu perang yang
melanggar keagunan jaminan dari fakta untuk tidak saling menyerang not to attack.
F. Metode Penelitian