- Otitis media d.Koklea
- Pemaparan obat-obat ototoksik atau pemaparan suara bising
2.8. Skrining Pendengaran Bayi
Gangguan pendengaran hearing loss adalah salah satu kelainan mayor yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, upaya skrining gangguan
pendengaran sangatlah penting. Skrining pendengaran pada bayi tidak hanya dilakukan pada bayi baru lahir dengan faktor risiko, tetapi dilakukan pada semua
bayi yang lahir. The Joint Committee on Infant Hearing mengeluarkan prinsip dan
panduan untuk deteksi dan intervensi terhadap bayi, dimana evaluasi audiologi dan klinis secara lengkap dilaksanakan sampai umur 3 bulan dan intervensi
dilakukan sebelum umur 6 bulan. Program ini disebut Early Hearing Detection and Intervention yang merupakan program berbasis keluarga dan komunitas yang
dilaksanakan secara komprehensif, terkoordinir dan dilakukan pada semua bayi Joint Committee on Infant Hearing, 2000.
Untuk melakasanakan skrining pendengaran bayi haruslah menggunakan alat yang objektif dan bersifat fisiologis. Tes yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan kriteria tersebut adalah emisi otoakustik dengan teknik transient evoked TEOAE atau ditorton product DPOAE. Tes ini dapat dilakukan pada bayi dan
klinisi tidak perlu mempunyai pengetahuan untuk interpretasi hasil. Hasil skrining dinyatakan pass atau refer. Pass dimaksudkan bahwa bayi sementara tidak
memerlukan tes lebih lanjut dan refer dimaksudkan bayi harus dites ulang. Dengan hasil pass atau refer maka klinisi dapat merencanakan tindak lanjut dari
hasil skrining tersebut. Faktor risiko gangguan pendengaran pada bayi berdasarkan Joint
Committe on Infant Hearing Konvensi HTA, 2006 sebagai berikut : a. Riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir mulai dari kakek, nenek,
ayah, ibu dan saudara kandung. b. Infeksi prenatal TORCH
TORCH merupakan infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex.
c. Kelainan anatomi pada kepala dan leher seperti kraniostosis, kelainan morfologi daun telinga dan liang telinga.
d. Sindroma yang berhubungan dengan tuli kongenital seperti sindroma Waardenburg dan sindroma Usher’s.
e. Berat Badan Lahir Rendah BBLR Bayi dikatakan Berat Badan Lahir Rendah BBLR jika berat
badan lahir di bawah 2500 gram. f. Meningitis bakterialis
Diagnosa meningitis bakterialis ditegakkan berdasarkan kultur cairan serebrospinal.
g. Hiperbilirubinemia yang membutuhkan transfusi darah Hiperbilirubinemia yang membutuhkan transfusi darah
dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Tabel hiperbilirubinemia yang memerlukan transfusi darah Berat Badan gram
Total Serum Bilirubin mgdl
1500 1500-2000
2000-2500 2500
10-14 14-16
16-18 17-22
h. Asfiksia berat Asfiksia berat ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
- APGAR skor 0-3 lebih dari 5 menit
- Gangguan metabolik yang berat
- Adanya manifestsi neurologik
- Disfungsi sistem multiorgan
i. Pemberian obat ototoksik Obat ototoksik sebagai berikut :
Aminoglikosida : Gentamicin, Kanamisin, Neomisin, Tobramisin, Amikasin
Makrolida : Eritromisin, Azitromisin Obat-obat anti neoplastik : Cisplatin
Obat-obat diuretik : Furosemid, Ethyranic acid j. Menggunakan alat bantu napas pernapasanventilasi mekanik lebih
dari 5 hari.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah semua bayi yang lahir di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
3.2.2. Faktor Risiko Gangguan Pendengaran Pada Bayi
Faktor risiko gangguan pendengaran pada bayi yang diteliti adalah faktor risiko Joint Committe on Infant Hearing Konvensi HTA, 2006 sebagai berikut :
a. Riwayat Keluarga Riwayat keluarga adalah riwayat keluarga yang menderita tuli sejak
lahir yang tercantum dalam rekam medis. b. TORCH
TORCH adalah infeksi pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes
Gambaran Emisi Otoakustik
Bayi Baru Lahir dengan Berbagai Faktor Risiko :
- Riwayat Keluarga - TORCH
- Kelainan Anatomi - Sindroma Tuli Kongenital
- BBLR - Hiperbilirubinemia
- Asfiksia Berat - Pemberian Obat Ototoksik
- Penggunaan Alat Bantu Napas 5 hari