Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Hipotesis

kegiatan budidaya yang meliputi upaya pemijahan hatchery dan pelepasan ke alam. Upaya ini dapat memperbaiki kerusakan sumberdaya cumi-cumi karena dapat di lakukan pengkayaan stok untuk memperbaiki dan mempertahankan kelestarian sumberdaya cumi-cumi. Salah satu faktor yang sangat penting untuk mendukung upaya budidaya cumi-cumi adalah adanya ketersediaan supply telur dan keberhasilan pemijahan. Cumi-cumi biasanya memilih kedalaman perairan dan benda-benda yang terdapat dalam perairan untuk meletakkan telurnya Brandt 1984. Cumi-cumi cenderung menempelkan telurnya pada benda berbentuk helaian atau tangkai yang letaknya agak terlindung dan tempat agak gelap Nabhitabhata 1996. Informasi tentang musim penangkapan cumi-cumi dan adanya pemilihan cumi-cumi terhadap tempat dan benda-benda yang terdapat di dalam perairan untuk meletakkan telurnya, dapat dijadikan sebagai landasan dalam menciptakan teknik dan metode penangkapan serta atraktor untuk menarik cumi-cumi menempelkan telurnya. Atraktor dapat dibuat dari berbagai bahan dan dapat pula diatur bentuknya sesuai dengan tujuan dari pemasangan atraktor tersebut. Hingga saat ini penggunaan atraktor untuk mempengaruhi cumi-cumi menempelkan telurnya belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut diantaranya adalah mengenai pengaruh perbedaan jenis dan kedalaman perairan tempat pemasangan atraktor terhadap penempelan telur cumi-cumi.

1.2 Perumusan Masalah

Cumi-cumi biasanya memilih jenis benda dan kedalaman perairan untuk menempelkan telurnya. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan pemasangan atraktor yang sesuai sebagai tempat penempelan telur cumi-cumi. Permasalahan dari penelitian ini adalah : 1 Apakah atraktor dapat digunakan untuk mempengaruhi cumi-cumi menempelkan telurnya? 2 Jenis atraktor seperti apakah yang lebih dipilih oleh cumi-cumi untuk menempelkan telurnya ? Skema pendekatan dan pemecahan masalah ditampilkan pada Gambar 1. Cumi-cumi Atraktor Telur cumi- cumi Gambar 1 Skema pendekatan dan pemecahan masalah 3 Apakah kedalaman pemasangan atraktor berpengaruh terhadap penempelan telur cumi-cumi ? Kondisi oseanografi Tipe dan kedalaman pemasangan atraktor Penempelan telur cumi-cumi Jumlah Telur cumi-cumi Waktu penempelan Telur cumi-cumi Periode pengangkatan atraktor Pengumpulan telur cumi-cumi Penetasan telur Cumi-cumi Waktu penetasan Jumlah penetasan Produksi Cumi-cumi 4 Bilamanakah cumi-cumi menempelkan telurnya pada atraktor ? 5 Berapa lamakah waktu penetasan telur cumi-cumi yang diperoleh dengan atraktor ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji jenis atraktor yang sesuai untuk penempelan telur cumi- cumi 2 Mengkaji kedalamanan perairan tempat pemasangan atraktor yang sesuai untuk penempelan telur cumi-cumi 3 Mengetahui waktu penempelan telur cumi-cumi pada atraktor 4 Mengetahui waktu penetasan telur cumi –cumi. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang 1 Jenis atraktor yang sesuai untuk penempelan telur cumi-cumi 2 Kedalamanan pemasangan atraktor yang sesuai untuk penempelan telur cumi-cumi 3 Waktu penempelan telur cumi-cumi pada atraktor 4 Waktu penetasan telur cumi –cumi.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah 1 Telur cumi-cumi dapat menempel pada atraktor 2 Jenis dan kedalaman perairan tempat pemasangan atraktor berpengaruh terhadap penempelan telur cumi-cumi dengan analisis sebagai berikut : a. Ho 1 nilai t tabel 0.05 : Tidak ada perbedaan jumlah telur cumi- cumi yang menempel pada setiap atraktor H1 1 nilai t tabel 0.05 : Ada perbedaan jumlah telur cumi-cumi yang menempel pada setiap jenis atraktor b. Ho 2 nilai t tabel 0.05 : Tidak ada pengaruh kedalaman jumlah telur cumi-cumi yang menempel pada setiap atraktor H1 2 nilai t tabel 0.05 : Ada pengaruh kedalaman terhadap jumlah telur cumi-cumi yang menempel pada setiap jenis atraktor 3 Penempelan telur cumi-cumi terjadi pada tempat yang terlindung dan kondisi agak gelap 4 Telur cumi-cumi yang dikumpulkan dari atraktor dapat menetas. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Cumi-cumi