Analisis Optimasi Optimasi Perikanan Layang di Kabupaten Selayar Propinsi Sulawesi Selatan

Tabel 21 Total standarisasi aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi dan keramahan lingkungan unit penangkapan ikan layang purse seine, jaring insang hanyut dan bagan perahu di Kabupaten Selayar Unit Penangkapan Ikan Layang Kriteria Penilaian VA 1 VA 2 VA 3 VA 4 VA 5 VA Total UP Purse seine 3,0 2,3 2,3 2,0 7 16,6 1 Jaring Insang Hanyut 0,6 1,0 0,0 1,0 11 13,6 2 Bagan Perahu 0,5 1,2 1,7 1,9 4 9,3 3 Keterangan : VA 1 = Aspek biologi VA 2 = Aspek teknis VA 3 = Aspek sosial VA 4 = Aspek ekonomi VA 5 = Aspek keramahan lingkungan Berdasarkan hasil dari total standarisasi aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi dan keramahan lingkungan unit penangkapan ikan layang purse seine, jaring insang hanyut, bagan perahu di Kabupaten Selayar maka yang menjadi prioritas pengembangan adalah alat tangkap purse seine pada urutan pertama, jaring insang hanyut pada urutan kedua dan bagan perahu pada urutan ketiga.

5.3 Analisis Optimasi

Analisis optimasi dengan mengunakan program linear goal programming tetapi terlebih dahulu dilakukan analisis produksi upaya penangkapan effort dan CPUE untuk mengetahui produksi ikan layang yang maksimum economic yield. Data tersebut akan digunakan sebagai faktor tujuan dalam melakukan analisis optimasi perikanan layang di Kabupaten Selayar. Produksi tangkapan ikan layang di perairan Kabupaten Selayar dalam lima tahun terakhir 2002-2006 menunjukkan berfluktuasi sebagaimana terlihat pada Tabel 22. Berfluktuasinya produksi ikan layang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam kegiatan perikanan tangkap. Faktor yang saling berinteraksi tersebut adalah upaya penangkapan dan ketersedian stok ikan layang di perairan Kabupaten Selayar. Produksi ikan layang dalam kurun waktu lima tahun terakhir dianalisis terhadap keadaan stok dengan menggunakan pendekatan terhadap indeks CPUE dengan melakukan standarisasi alat tangkap yang menangkap ikan layang karena terdapatnya kemampuan menangkap setiap jenis alat tangkap yang berbeda. Hasil standarisisai menunjukkan bahwa alat tangkap purse seine sebagai alat tangkap standar, karena alat tangkap ini mempunyai nilai CPUE pertahun lebih besar dibandingkan alat tangkap jaring insang hanyut dan bagan perahu Lampiran 2. Tabel 22 Total produksi, upaya penangkapan dan CPUE unit penangkapan ikan layang di Kabupaten Selayar Tahun Total Hasil Tangkapan kg Total Effort trip CPUE 2002 2629000 10369 254 2003 2442000 11449 213 2004 2940000 10721 274 2005 3110000 12192 255 2006 3120000 14147 221 Sumber : Diolah dari DKP Kabupaten Selayar 2007 Produksi ikan layang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2002 total hasil tangkapan 2.629.000 kg mengalami penurunan pada tahun 2003 yaitu 2.442.000 kg kemudian mengalami peningkatan 2004 yaitu sebesar 2.940.000 kg, sedangkan tahun 2005 yaitu sebesar 3.110.000 kg dan pada tahun 2006 mengalami peningkatan 3.120.000 kg. Hal ini secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 14. 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 P ro d u k s i k g ta h u n 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun Gambar 14 Perkembangan produksi ikan layang di perairan Selayar periode tahun 2002-2006 Berdasarkan perhitungan hubungan antara catch per unit effort dan effort standar yang digunakan adalah alat tangkap purse seine dalam pemanfaatan sumberdaya ikan layang mempunyai nilai intersep a sebesar 356.3362017 dankoefisien independent b sebesar -0,009595886 Lampiran 3, sehingga secara matematis hubungan antara CPUE dengan effort usaha penangkapan ikan layang dapat dinyatakan sebagai berikut CPUE = 356.3362017-0,009595886 E 2 . Hubungan antara hasil dengan effort yang lebih dikenal sebagai fungsi produksi lestari dapat dinyatakan sebagai berikut h = 356,3362017E - 0,009595886 E 2 . Selanjutnya dengan menggunakan program MAPLE VIII, maka dapat diketahui effort pada tingkat produksi lestari maksimum E msy pemanfaatan sumberdaya alat ikan layang dengan menggunakan alat tangkap purse seine sebagai standar adalah sebesar 18.567 trip per tahun sedangkan tingkat produksi pada kondisi maximum economic yield Emey ialah 15.701 trip per tahun Lampiran 3. Perhitungan matematis hasil tangkapan pada kondisi MSY di peroleh sebesar 3.308.709,96 kgtahun sedangkan pada kondisi MEY sebesar 3.140.264, 50 kgtahun. Nilai h msy menunjukkan tingkat produksi maksimum lestari yaitu hasil tangkapan ikan layang yang dapat ditangkap tanpa mengancam kelestarian sumberdaya perikanan yang terdapat di perairan Kabupaten Selayar. Hubungan kuadratik antara upaya penangkapan dengan hasil tangkapan ikan layang di perairan Kabupaten Selayar dapat dilihat pada Gambar 15. Berdasarkan Gambar 15 terlihat bahwa hubungan antara upaya penangkapan dan hasil tangkapan ikan layang di perairan Kabupaten Selayar berbentuk parabola fungsi kuadratik, artinya setiap penambahan tingkat upaya penangkapan E maka akan meningkatkan hasil tangkapan h sampai mencapai titik maksimum, kemudian akan terjadi penurunan hasil tangkapan untuk tiap peningkatan intensitas pengusahaan sumberdaya. 57 Gambar 14 Hubungan antara hasil lestari ikan layang dengan upaya penangkapan model Schaefer dan keseimbangan bioekonomi penangkapan ikan layang di perairan Kabupaten Selayar Berdasarkan data-data yang diperoleh maka dilakukan alokasi jumlah unit penangkapan ikan tetapi dalam melakukan analisis optimasi tidak dimasukkan faktor tujuan yaitu meminumumkan bahan bakar minyak hal ini disebabkan oleh tidak adanya kelangkaan dalam memperoleh bahan bakar minyak di Kabupaten Selayar. Sehingga tujuan-tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan hasil tangkapan sumberdaya ikan layang dengan pertimbangan MEY Berdasarkan hasil perhitungan analisis MEY ikan layang di perairan Selayar adalah 3.140.264,502 kgtriptahun. Hasil observasi dan wawancara di lapangan menunjukkan bahwa produktivitas setiap unit penangkapan ikan layang yaitu dapat menangkap ikan 47.753 kgtriptahun untuk alat tangkap purse seine X1, 356,38 kgtriptahun untuk alat tangkap jaring insang hanyut X2 dan 2225,5 kgtriptahun 58 h msy = 3.308.709, 96 kgthn Produksi kgtahun 2006 2004 2002 2005 2003 MSY MEY TR=TC h mey = 3.140.264,50 kgthn untuk alat tangkap bagan perahu X3. Berdasarkan informasi ini maka dapat dibuat persamaan matematikanya yaitu sebagai berikut : 47753X1 + 356.38X2 + 2225.5X3 +DB1-DA1 = 3140264,502 2. Mengoptimalkan jumlah hari operasi sesuai dengan upaya penangkapan pada tingkat f MEY Berdasarkan hasil perhitungan analisis foptimum f MEY perikanan layang yang ada di perairan Selayar adalah 15.701 trip. Hasil observasi dan wawancara di lapangan menunjukkan bahwa setiap unit penangkapan ikan ikan layang dapat melakukan trip penangkapan ikan sebesar 180 untuk alat tangkap purse seine, 140 untuk alat tangkap jaring insang hanyut dan 160 untuk alat tangkap bagan perahu. Berdasarkan informasi ini maka dapat dibuat persamaan matematikanya yaitu sebagai berikut : 180X1 + 140X2 + 160X3 + DB2 – DA2 =15701 3. Mengoptimalkan tingkat penyerapan tenaga kerja Berdasarkan jumlah tenaga kerja nelayan yang dapat terserap di perairan Kabupaten Selayar adalah 4872 orang. Hasil observasi dan wawancara dilapangan menunjukkan bahwa setiap unit penangkapan ikan layang layang dapat menyerap rata-rata sebanyak 10 orangunit untuk alat tangkap purse seine, 2 orangunit untuk alat tangkap jaring insang hanyut dan 12 orangunit untuk alat tangkap bagan perahu. Berdasarkan informasi ini maka model persamaan matematik dari sasaran penyerapan tenaga kerja adalah sebagai berikut : 10X1 + 2X2 + 12X3 + DB3 = 4872 Hasil analisis komputer dengan menggunakan perangkat lunak LINDO dalam optimasi alokasi armada penangkapan ikan di Kabupaten Selayar sebagaimana terlihat pada Lampiran 5. Hasil tersebut dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama memuat informasi mengenai penyelesaian optimal, yaitu : nilai fungsi tujuan, nilai variabel deviasional, nilai optimal variabel keputusan, nilai slack and surplus variabel, nilai reduced cost dan nilai dual price. Bagian kedua memuat informasi mengenai analisis sensitivitas parameter fungsi tujuan dan parameter nilai ruas kanan kendala. Nilai dari fungsi tujuan dalam goal programming adalah merupakan gabungan dari hasil peminuman variabel- variabel deviasional dari kendala-kendala tujuan goal constraints. Hasil olahan 59 LINDO dalam optimasi alokasi armada penangkapan ikan di Kabupaten Selayar memperlihatkan nilai fungsi tujuan dalam goal programming adalah merupakan gabungan dari hasil peminuman variabel-variabel deviasinal dari kendala-kendala tujuan dalam optimasi alokasi armada penangkapan ikan di Kabupaten Selayar memperlihatkan nilai fungsi tujuan sebesar 66.158,84 memberikan informasi mengenai beberapa variabel keputusan Tabel 23. Tabel 23 Alokasi unit penangkapan ikan layang di perairan Kabupaten Selayar No. Alat Tangkap Unit Penangkapan yang ada Alokasi Alat Tangkap Optimum 1. Purse Seine 30 61 2. Jaring Insang Hanyut 600 300 3. Bagan Perahu 100 50

5.5 Analisis SWOT