Pemilihan Teknologi Untuk Ikan Layang di Kabupaten Selayar

6 PEMBAHASAN

6.1 Pemilihan Teknologi Untuk Ikan Layang di Kabupaten Selayar

Teknologi penangkapan ikan layang yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Selayar saat ini adalah purse seine, jaring insang hanyut dan bagan perahu. Ketiga alat tangkap ini dianalisis berdasarkan aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan keramahan lingkungan untuk mengetahui urutan prioritas pengembangan perikanan layang di Kabupaten Selayar. 6.1.1 Analisis aspek biologi Berdasarkan kriteria aspek biologi Tabel 15 untuk spesies komposisi target spesies , ukuran hasil tangkapan utama cm, dan lama waktu musim penangkapan ikan layang bulan alat tangkap purse seine berada pada urutan prioritas pertama, jaring insang hanyut berada pada urutan prioritas kedua dan bagan perahu pada urutan prioritas ketiga. Untuk komposisi hasil tangkapan 60 dan ukuran hasil tangkapan pada alat tangkap purse seine yaitu 20,4 cm menunjukkan ikan-ikan yang telah ditangkap adalah ikan-ikan yang sudah pernah memijah sehingga secara biologis sudah mendukung keberlanjutan dari sumberdaya ikan layang. Hasil penelitian Tiews et al. 1970; Jaiswar et al 1993; dan Atmajaya dan Nugroho 1995 menyatakan bahwa ikan layang mencapai matang gonad pada panjang cagak FL lebih besar 18 cm. Menurut Najamuddin 2006 menyatakan Ikan layang betina pertama kali memijah pada panjang cagak antara 19,8 cm – 20,3 cm, sedangkan ikan layang jantan pada panjang cagak antara 19,6 cm – 20,1 cm. Hal ini berbeda dengan hasil tangkapan pada alat tangkap bagan perahu yang dimana hasil tangkapannya belum mengalami matang gonad dengan ukuran panjang rata-rata 18,5 cm. 6.1.2 Analisis aspek teknis Berdasarkan analisis aspek teknis Tabel 16, yang dikaji erat kaitannya dengan efektivitas suatu unit penangkapan ikan, dimana alat tangkap tersebut dikatakan efektif jika alat tangkap tersebut memiliki produktivas yang tinggi. Berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang digunakan dalam aspek ini adalah nilai produksi per tahun, produksi per trip dan produksi per tenaga kerja menempatkan alat tangkap purse seine menempati urutan pertama dalam usaha perikanan layang yang ada di Kabupaten Selayar. Hal ini dapat disebabkan oleh prinsip pengoperasian alat tangkap purse seine yang bersifat aktif dengan cara melingkari tujuan penangkapan, mengkerucutkan bagian bawah jaring sehingga membentuk kantong menyebabkan ikan-ikan layang yang telah berada dalam catchable area akan sulit untuk meloloskan diri. Sedangkan untuk alat tangkap jaring insang hanyut dan bagan perahu yang bersifat pasif dengan prinsip pengoperasian menghadang gerakan renang ikan sehingga peluang untuk mendapatkan hasil tangkapan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan alat tangkap purse seine. 6.1.3 Analisis aspek sosial Dalam suatu usaha perikanan FAO dalam Asian Produktivity Organisation Development menyatakan bahwa dalam bidang perikanan berkelanjutan faktor sosial harus menjadi perhatian penting. Berdasarkan hasil skoring untuk aspek sosial alat tangkap purse seine pada urutan pertama, bagan perahu pada urutan kedua dan jaring insang hanyut menempati urutan prioritas ketiga Tabel 17. Hal ini disebabkan oleh alat tangkap purse seine mampu memberikan pendapatan nelayan yang lebih tinggi dibandingkan alat tangkap jaring insang hanyut dan bagan perahu. Sedangkan dari segi tenaga kerja bagan perahu mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Tingkat penguasaan teknologi ketiga alat tangkap tersebut tidak mengalami kesulitan disebabkan nelayan sudah beberapa tahun menggunakan alat tangkap tersebut. 6.1.4 Analisis aspek ekonomi Sesuai dengan hasil skoring untuk aspek ekonomi dilihat dari segi kelayakan usaha Tabel 18 menempatkan alat tangkap purse seine menempati urutan prioritas pertama sedangkan bagan perahu pada urutan kedua dan jaring insang hanyut menempati urutan prioritas ketiga. Berdasarkan hasil analisis kriteria kelayakan usaha pada aspek ekonomi dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan dari setiap alat tangkap untuk mengetahui keuntungan usaha yang di terima nelayan. Hasil analisis perhitungan nilai Net BC mengambarkan skala penerimaan atas biaya dan modal adalah untuk alat tangkap purse seine sebesar 3,67. Hal ini mempunyai arti bahwa pendapatan yang diperoleh sebesar 3,67 kali dari atas besarnya biaya yang dikeluarkan sehingga usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Nilai Net BC alat tangkap purse seine dan nilai Net BC dari alat tangkap bagan perahu lebih tinggi daripada nilai BC alat tangkap jaring insang hanyut. Sedangkan untuk nilai NPV sebesar Rp. 440.756.518 dimana nilai NPV 0 menunjukkan nilai rata-rata keuntungan bersih yang diperoleh selama 10 tahun ke depan. ROI sebesar 78,79 nilai ini menunjukkan bahwa investasi usaha perikanan purse seine di Kabupaten Selayar dalam artian setiap satu rupiah yang akan diinvestasikan akan memberikan keuntungan sebesar Rp. 78,79 berbeda dengan alat tangkap jaring insang hanyut sebesar 26,56 dan bagan perahu sebesar 74,29 . Hasil penjualan minimum atau hasil tangkapan minimal BEP dari sebuah unit penangkapan purse seine selama satu tahun usaha. BEP merupakan jumlah dan nilai minimal yang harus diperoleh agar dapat menutupi total biaya nilai produksi per tahun sehingga usaha ini akan memberikan keuntungan apabila berada pada titik sama atau lebih besar dari Rp. 64.577.109 dengan volume produksi per tahun sebesar 8.945,75 kg Lampiran 4. Alat tangkap purse seine prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Selayar harus tetap memperhatikan berapa jumlah alat tangkap ini yang optimal untuk dioperasikan di perairan Selayar sehingga tidak akan akan terjadi kelebihan penggunaan alat tangkap ini. Dalam beberapa penelitian juga dikatakan bahwa alat tangkap purse seine mampu memberikan keuntungan yang maksimal tetapi selain dengan melakukan analisis finansial juga untuk ke depan terlebih perlu faktor-faktor produksi terhadap usaha purse seine. Hal ini sesuai dengan pendapat Masyahoro 2001 yang menyatakan bahwa faktor lama operasitrip dan ukuran panjang jaring purse seine akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap besarnya hasil tangkapan dalam operasi penangkapan ikan layang mengunakan alat tangkap purse seine. Keunggulan alat tangkap tangkap purse seine disebabkan antara lain karena tingginya produktivitas menyebabkan pendapatan kotor yang cukup besar dibandingkan kedua alat tangkap tersebut sehingga dari segi ekonomi alat tangkap purse seine menempati urutan pertama, bagan perahu pada urutan kedua dan jaring insang hanyut pada urutan ketiga. 6.1.5 Analisis aspek keramahan lingkungan Berdasarkan hasil analisis keramahan lingkungan dari ketiga alat tangkap di atas berdasarkan hasil skoring dari kriteria keramahan lingkungan maka alat tangkap jaring insang hanyut dan purse seine termasuk kategori alat tangkap ramah lingkungan sedangkan bagan perahu termasuk alat tangkap yang dianggap kurang ramah lingkungan Tabel 19. Bagan perahu dikategorikan alat tangkap yang kurang ramah lingkungan disebabkan karena selektivitas dan hasil tangkapan sampingan by catch memiliki nilai yang rendah mampu menangkap semua jenis ikan yang ada dalam areal penangkapan dari berbagai jenis dan ukuran ini dibandingkan dengan alat tangkap lainnya dan jika dihubungkan dengan nilai aspek biologi menunjukkan bahwa hasil- hasil tangkapan ikan layang yang diperoleh relatif belum mengalami matang gonad. Hal ini sesuai dengan pendapat Najamuddin 2004 yang menyatakan alat tangkap bagan perahu termasuk alat tangkap yang tidak selektif dimana menangkap banyak jenis ikan dengan ukuran mulai dari kecil sampai besar. Menurut Shepherd 1992 menyatakan bahwa penangkapan ikan-ikan kecil lebih berbahaya dari pada penangkapan ikan memijah, karena lebih banyak jumlah ikan yang diambil dengan berat yang sama, dan juga ikan-ikan lebih kecil lebih mudah ditangkap bertahun-tahun sampai memijah. Jika ditangkap pada fase-fase sebelum memijah, mereka tidak mempunyai kesempatan untuk memijah, sementara tidak semua ikan yang memijah dapat ditangkap dan mereka mempunyai kesempatan memijah sekurang-kurangnya sekali. Hal ini sesuai dengan pendapat Monintja 2000 bahwa alat tangkap ikan disebut ramah lingkungan bila memenuhi 9 kriteria tersebut selanjutnya menurut Arimoto 1999; Samuel 2003, teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan adalah suatu alat tangkap yag tidak memberikan dampak lingkungan, tidak merusak dasar perairan benthik disturbance, kemungkinan hilangnya alat tangkap kecil, serta kontribusinya terhadap polusi rendah. Permasalahan sumberdaya maupun lingkungan yang sedang dihadapi pada saat ini telah menjadi dasar dan alasan penting bagi pengembangan teknologi penangkapan ikan dimasa mendatang dengan menitik beratkan pada kepentingan konservasi sumberdaya Purbayanto dan Baskoro 1999. 6.1.6 Analisis gabungan beberapa aspek Analisis aspek gabungan dari aspek biologi, teknik, sosial, ekonomi dan keramahan lingkungan dimaksudkan untuk menilai penampilan alat tangkap secara menyeluruh. Hasil dari analisis ini merupakan salah satu indikator menyeluruh tentang bagaimana keberlanjutan dari suatu usaha penangkapan ikan layang yang ada di perairan Kabupaten Selayar dan urutan prioritas dari alat tangkap yang ada Tabel 21. Berdasarkan hasil dari total standarisasi aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan keramahan lingkungan unit penangkapan ikan layang purse seine, jaring insang hanyut, bagan perahu di Kabupaten Selayar maka yang menjadi prioritas pengembangan adalah alat tangkap purse seine pada urutan pertama, jaring insang hanyut pada urutan kedua dan bagan perahu pada urutan ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa dalam usaha perikanan layang yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah alat tangkap purse seine sesuai dengan pendapat Haluan dan Nurani 1988, dan Yuliansyah 2002 yang menyatakan bahwa alat tangkap purse seine adalah alat tangkap yang paling produktif untuk dikembangkan.

6.2 Optimasi Alokasi Armada Penangkapan Ikan Layang