34 karena modal sendiri. Skenario II yaitu jika biaya investasi tidak dimasukkan
sebagai biaya pengeluaran karena merupakan hibah dari pemerintah. Skenario II merupakan kondisi sebenarnya yang terjadi pada pembangunan PLTMH Cisaat.
Dana yang digunakan untuk pembangunan PLTMH Cisaat berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas sumbangsih PT. PLN sebesar Rp
193.504.000. Masyarakat tidak perlu mengembalikan dana yang diberikan untuk pembangunan PLTMH Cisaat, sehingga biaya investasi tidak dimasukkan ke
biaya pengeluaran PLTMH. Biaya yang dikeluarkan PLTMH Cisaat per tahun hanya biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 528.000. penerimaan yang
diperoleh PLTMH Cisaat per tahun sebesar Rp 3.168.000. Perhitungan NPV dilakukan pada skenario I dan skenario II dengan asumsi
penerimaan dan biaya tetap sampai akhir umur proyek. Berdasarkan perhitungan pada skenario I diperoleh NPV
1
yang bernilai negatif sebesar Rp 179.115.911. NPV
1
bernilai negatif menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Cisaat tidak menguntungkan secara ekonomi. Pada skenario II diperoleh NPV
2
yang bernilai positif sebesar Rp 14.388.589. NPV
2
bernilai positif menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Cisaat menguntungkan secara ekonomi.
Pada skenario
I proyek
pembangunan PLTMH
Cisaat tidak
menguntungkan, hal tersebut terjadi karena biaya investasi yang besar sedangkan penerimaannya kecil. Agar proyek menguntungkan secara ekonomi, perlu adanya
peningkatan penerimaan. Dengan cara memanfaatkan listrik PLTMH yang terbuang. Salah satunya membuat usaha penggilingan padi.
6.3 Perbandingan Manfaat Listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN
Sistem pembayaran listrik PLTMH Cisaat ditentukan berdasarkan kesepakatan warga Kampung Cisaat. Besarnya biaya listrik per bulan yang harus
dikeluarkan responden yaitu sebesar Rp 12.000. Besarnya watt listrik dirumah yaitu sebesar 200 watt. Pembayaran iuran listrik dilakukan setiap bulan. Warga
Kampung Cisaat yang memanfaatkan PLTMH tersebut diwajibkan untuk membayar iuran ke bendahara.
Dengan adanya PLTMH Cisaat tentunya memberikan manfaat bagi masyarakat Kampung Cisaat. Masyarakat Kampung Cisaat tidak perlu membayar
35 biaya pemasangan listrik dan pembangunan PLTMH tersebut dikarenakan
mendapat dana hibah dari pemerintah. Selain itu, keuntungan yang dirasakan masyarakat yang menggunakan
PLTMH Cisaat yaitu tariff listrik yang lebih murah dibandingkan dengan listrik dari PLN. Tarif listrik per watt dari PLTMH Cisaat yang mendapatkan dana hibah
dari pemerintah yaitu sebesar Rp 60 per watt, sedangkan tarif listrik yang berasal dari PLN dengan watt terendah yaitu 450 watt sebesar Rp 945 per watt. Harga
ideal jika membangun PLTMH dengan modal sendiri dengan kapasitas 5500 watt yaitu sebesar Rp 69.981 per watt.
Tarif Listrik PLTMH Cisaat yang Mendapat Dana Hibah
Tarif = Iuran per bulan =
Rp 12.000 Daya tiap rumah
200 watt =
Rp 60 per watt
Harga Ideal Jika Pembangunan PLTMH Cisaat dengan Modal Sendiri
Keuntungan = selisih antara outflow dengan inflow
= Rp 194.032.500 – Rp 3.168.000
= Rp 190.864.500 Harga Ideal
= Investasi + Operasional + keuntungan
Total Kapasitas = Rp 193.504.500 + Rp 528.000 + Rp 190.864.500
5500 watt = Rp 69.981, 27 per watt
Dibulatkan = Rp 69.981 per watt
6.4 Manfaat Sosial Ekonomi dari Keberadaan PLTMH Cisaat
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH di Kampung Cisaat merupakan salah satu proyek dari CSR PLN. Proyek tersebut
bertujuan untuk membangun desa mandiri energi. Kampung Cisaat merupakan salah satu yang mendapat sumbangsih dari CSR PLN berupa PLTMH. Beberapa
manfaat dari sisi sosial ekonomi PLTMH Cisaat yang telah dirasakan oleh