. Analisis Ekonomi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cisaat Di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

(1)

ANALISIS EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA MIKROHIDRO CISAAT DI DESA PURASEDA

KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR

SUMAYYAH BASYIRAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Ekonomi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cisaat di Desa Puraseda Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagaian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Sumayyah Basyirah


(4)

(5)

ABSTRAK

SUMAYYAH BASYIRAH. Analisis Ekonomi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cisaat di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh RIZAL BAHTIAR.

Pendistribusian listrik kurang merata khususnya di Kabupaten Bogor. Masih banyaknya daerah terpencil yang belum terjamah oleh PLN khususnya di Kampung Cisaat Desa Puraseda Kecamatan Leuwiliang. PLN mewujudkan desa mandiri energi dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang didanai oleh anggaran CSR PLN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan ketinggian dan jumlah debit air yang ada pada aliran air sungai. Kapasitas daya listrik yang dihasilkan yaitu sebesar 5,5 kW atau sebesar 5500 Watt. Masyarakat Kampung Cisaat mendapatkan keuntungan dengan adanya proyek PLTMH Cisaat. Biaya investasi tidak ditanggung masyarakat karena dana yang digunakan untuk pembangunan PLTMH Cisaat berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas sumbangsih PT. PLN sebesar Rp 193.504.000. Sehingga proyek PLTMH Cisaat dikatakan layak. Berdasarkan perhitungan pada skenario II diperoleh NPV sebesar Rp 14.388.589. NPV bernilai positif menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Cisaat menguntungkan secara ekonomi. Pembangunan PLTMH Cisaat tentunya memberikan manfaat bagi masyarakat Kampung Cisaat. Masyarakat Kampung Cisaat tidak perlu membayar biaya pemasangan listrik dan pembangunan PLTMH tersebut dikarenakan mendapat dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas sumbangsih PT. PLN. Selain itu, keuntungan yang dirasakan masyarakat yang menggunakan PLTMH Cisaat yaitu tarif listrik yang lebih murah dibandingkan dengan listrik dari PLN. Manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat yang telah dirasakan masyarakat adalah meningkatkan pendapatan masyarakat, memperoleh pekerjaan sebagai operator PLTMH, dapat melakukan pengajian di malam hari, anak-anak dapat belajar di malam hari, mengurangi pengeluaran untuk membeli kayu bakar, dan mendapat hiburan dengan menonton televisi. Pembangunan PLTMH Cisaat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Cisaat. Indikator persepsi responden terhadap pembangunan PLTMH Cisaat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat mempengaruhi pada social capital.


(6)

ABSTRACT

SUMAYYAH BASYIRAH. The Economic Development Analysis of Cisaat’s Micro

Hydro Power Plant in the Puraseda village of Leuwiliang District, Bogor regency. Guided by RIZAL BAHTIAR.

There are unevenly electricity distribution, especially in Bogor, such as many remote areas untouched by PLN particularly in Cisaat, Puraseda village, Leuwiliang District. PLN sets up village of autonomous energy by building a micro hydro power plant (MHP), which is funded by the PLN CSR budget. The results showed that the MHP principally takes advantage of the altitude and the amount of water present in the water flow of the river. The capacity of the electric power generated is equal to 5.5 kW or at 5500 Watt. Cisaat village communities ret benefits from the Cisaat MHP project. The investment costs are not borne by the public because the funds used for the development of Cisaat MHP comes from West Java Provincial Government as the PT. PLN contribution for Rp 193.504 million. Therefore, the Cisaat MHP project is feasible. Based on the calculations in scenario II is got NPV for Rp 14,388,589. NPV is positive indicates that the development project of Cisaat MHP economically profitable. Cisaat MHP development certainly provides benefits to society of Cisaat village. Cisaat village communities do not have to pay the cost of installation of electricity and development of MHP is due to a grand received from West Java Provincial Government as the contribution of PT. PLN. In addition, the perceived benefits by people who use the Cisaat MHP that is electricity tariffs are cheaper than PLN electricity. Socio-economic benefits from the presence of the Cisaat MHP which has been felt by the public is to increase people's income, gain employment as MHP operator, can perform recitals in the evenings, children can study at night, reducing the expenditure to buy firewood, and is comforted by watching television. Cisaat MHP development causes some impacts on Cisaat people. Indicator of respondents' perceptions of Cisaat MHP development on the impact of the presence of MHP Cisaat on social capital is affect.


(7)

ANALISIS EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA MIKROHIDRO CISAAT DI DESA PURASEDA

KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR

SUMAYYAH BASYIRAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(8)

(9)

(10)

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Ekonomi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cisaat di Desa

Puraseda Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor”. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ayahanda Bachrudin dan Ibunda Sugiarti atas segala perhatian, dukungan, doa dan kasih sayangnya. Serta saudara penulis Sausan Basmah dan Firas Akram terimakasih atas doa, dukungan dan motivasi yang diberikan.

2. Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Selaku dosen penguji utama dan selaku dosen perwakilan departemen yang telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Kusumawan selaku Humas PT. PLN Bogor, Bapak Ruli selaku teknisi PT. Cihanjuang Inti Teknik, seluruh staf Kantor Desa Puraseda, serta seluruh masyarakat Kampung Cisaat atas kesempatan dan informasi yang diberikan. 5. Seluruh keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

atas semua arahan, masukan, motivasi, dan bantuannya.

6. Sahabat-sahabat Harits Zaid Malik, Ismi Isti’anah, Yunita, Olivia, Puti Hanifa, Amalia Dwi, Bintang, Agustin Neorima, Suci Angraini, Nurul Puspita, Nana Winnit, Gita Yolanda, Ridha Vivianti, Aurum, Wahyu, Sari, Erma, Puput, Renny, Ani, Agung, Kiki, lina, Muslim, Darma, Novia, serta keluarg besar ESL 47 yang selalu memberikan bantuan, motivasi dan semangat.

7. Teman-teman satu bimbingan Suci Angraini, Yarits, Agusnu, Javid, Adi, Devi, Rifal, Puput, dan Putri yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak khususnya untuk civitas akademika dan umumnya untuk masyarakat luas.

Bogor, Agustus 2015


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air ... 5

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ... 5

2.3 Persyaratan untuk Membangun PLTM ... 6

2.4 Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH ... 9

2.5 Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH ... 10

2.6 Analaisis Deskripsi Berdasarkan Persepsi ... 10

2.7 Fungsi dan Manfaat PLTMH ... 11

2.4 Penelitian Terdahulu ... 12

3. KERANGKA PEMIKIRAN ... 15

4. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 19

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 19

4.4 Metode Analisis Data ... 19

4.4.1 Identifikasi Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH Cisaat ... 20

4.4.2 Estimasi Kelayakan Proyek PLTMH Cisaat ... 20

4.4.3 Identifikasi Perbandingan Manfaat Listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN ... 21

4.4.4 Identifikasi Manfaat Sosial Ekonomi terhadap Keberadaan PLTMH Cisaat ... 21

4.4.5 Identifikasi Persepsi masyarakat mengenai Dampak Keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 Capital ... 22

5. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 25

5.2 Pembangunan PLTMH Cisaat ... 26

5.3 Karakteristik Responden ... 26

5.3.1 Jenis Kelamin Responden ... 26

5.3.2 Usia Responden ... 27

5.3.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 27

5.3.4 Jenis Pekerjaaan Responden... 28


(13)

5.3.6 Jumlah Anggota Keluarga Responden ... 29

5.3.7 Lama Tinggal Responden di Kampung Cisaat ... 29

6. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Mekanisme Pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat ... 31

6.2 Kelayakan Proyek PLTMH Cisaat ... 31

6.3 Perbandingan Manfaat Listrik dari PLTMH Cisaat denagn PLN ... 34

6.4 Manfaat Sosial Ekonomi dari Keberadaan PLTMH Cisaat ... 35

6.5 Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital ... 37

6.5.1 Natural Capital ... 39

6.5.2 Human Capital ... 41

6.5.3 Physical Capital... 43

6.5.4 Social Capital ... 46

6.5.5 Economic Capital ... 48

7. SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan ... 51

7.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 57


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Matriks keterkaitan tujuan penelitian, sumber data, dan metode

analisis data ... 20

2 Bobot nilai jawaban responden ... 23

3 Nilai skor rataan ... 23

4 Jenis kelamin responden ... 27

5 Usia responden ... 27

6 Tingkat pendidikan responden ... 28

7 Jenis pekerjaan responden ... 28

8 Tingkat pendapatan responden ... 29

9 Jumlah anggota keluarga responden ... 29

10 Lama tinggal responden ... 30

11 Komponen biaya investasi PLTMH Cisaat tahun 2012 ... 32

12 Biaya operasional PLTMH Cisaat tahun 2012 ... 33

13 Total penerimaan PLTMH Cisaat tahun 2012 ... 33

14 Manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat ... 37

15 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada natural capital ... 41

16 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada human capital ... 43

17 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada physical capital ... 45

18 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada social capital ... 47

19 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada economic capital ... 49


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Diagram Alur pemikiran ... 18

2 Dampak PLTMH bagi 5 Capital ... 39

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Karakteristik responden ... 57

2 Cashflow (Skenario I) ... 58

3 Cashflow (Skenario II) ... 59

4 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada natural capital ... 60

5 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada human capital ... 61

6 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada physical capital ... 62

7 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada social capital ... 63

8 Persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat pada economic capital ... 64

9 Kuesioner penelitian untuk masyarakat ... 65

10 Kuesioner penelitian untuk pengelola ... 73


(16)

(17)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya air, karena sebagian besar wilayah Indonesia berupa perairan. Menurut Wibisono et al.

(2013) sumber daya air adalah sumber daya dengan beragam kegunaan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sumberdaya air memberikan manfaat yang besar bagi kebutuhan hidup masyarakat seperti untuk minum, mencuci, memasak, dan lain-lain. Banyaknya sungai yang mengairi wilayah Indonesia, berpeluang untuk dijadikan energi karena sungai-sungai di Indonesia memiliki elevasi yang cukup tinggi.

Tenaga air merupakan sumberdaya terpenting setelah tenaga uap/panas. Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat-pusat listrik tenaga air. Banyak negara yang hampir seluruh produksi tenaganya berasal dari tenaga air; seperti misalnya, Norwegia, dengan 99% dari jumlah seluruh kapasitas terpasang berasal dari tenaga air (Dandekar dan Sharma 1991). Sumber daya listrik yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan potensi air yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Namun tidak semua daerah mendapatkan suplai listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Masih banyaknya daerah yang tidak mendapatkan pasokan listrik karena letaknya yang terpencil dan aksesnya yang sulit.

Permintaan energi akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Penyediaan energi listrik yang memadai dan murah serta ramah lingkungan merupakan salah satu persyaratan untuk pembangunan sosial ekonomi berkelajutan. Keterbatasan penyediaan energi listrik merupakan salah satu hambatan dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat pedesaan (Firmansyah et al. 2011).

Masih banyaknya daerah terpencil yang belum terjangkau oleh PLN, seperti di daerah Kecamatan Leuwiliang khususnya di Desa Puraseda Kampung Cisaat. Minimnya fasilitas dan akses yang sulit membuat daerah tersebut belum terjamah oleh PLN. Daerah tersebut terdapat sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang dapat membantu kehidupan desa tersebut. Jaringan


(18)

2

PLN hanya sampai pada kampung tetangga yaitu Kampung Citugu. Kampung Citugu dulunya menggunakan PLTMH, seiring berjalannya waktu PLTMH tersebut rusak dan saat ini kampung tersebut sudah mendapat pasokan listrik dari PLN.

PLTMH merupakan salah satu sumber pembangkit energi alternatif. Kebaikan sistem mikro hidro yaitu perawatan murah (cukup dilayani satu dua orang saja yang dapat berfungsi sebagai monteur, pinata usaha, penagih rekening), bea eksploitasi rendah (kebutuhan minyak pelumas sedikit), tidak memerlukan bahan bakar, dan umur dapat sampai 40 tahun (Soetarno 1975).

Menurut Anggraini et al. (2012) pembangunan PLTMH adalah upaya kontruktif untuk mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan hidup. Memanfaatkan air untuk memutar turbin pembangkit listrik, dari putaran turbin tersebut dapat menghasilkan listrik. Debit air harus tetap terjaga dengan mempertahankan hutan yang ada dan menjaga kelestarian alam sekitar. Adanya PLTMH Cisaat di daerah tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat setempat yang berada di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Selain itu, dapat memberikan penerangan di malam hari dan membantu aktivitas warga.

1.2 Perumusan Masalah

Permintaan energi akan terus meningkat seiring dengan betambahnya jumlah penduduk. Dalam penyediaan energi khususnya di Kabupaten Bogor, pendistribusian listrik kurang merata. Masih banyaknya daerah terpencil yang belum terjamah oleh PLN khususnya di Kampung Cisaat Desa Puraseda Kecamatan Leuwiliang.

Permasalahannya saat ini, PLN sebagai ujung tombak pelayanan kebutuhan listrik memiliki keterbatasan. Besarnya investasi pengembangan jaringan, terbatasnya kapasitas pembangkitan tenaga listrik dan terbatasnya kemampuan berinvestasi menjadi kendala utama. Dengan kesadaran adanya keterbatasan PLN, kegiatan promosi pengembangan listrik pedesaan telah meluas melibatkan banyak pihak, baik departemen pemerintahan, pemerintah daerah, swasta bahkan kelompok swadaya masyarakat. Salah satu sumber energi yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik adalah tenaga air skala kecil dan surya (Dinas Pertambangan Kabupaten Bogor 2008).


(19)

3 Salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro dan surya di Kabupaten Bogor saat ini adalah keterbatasan data /informasi potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro dan surya yang ada selain lokasi potensial, potensi kapasitas daya terbangkit, potensi pemanfaatan listrik secara ekonomis, kondisi sosio-ekonomis masyarakat setempat, adalah dukungan dokumen berupa studi kelayakan dan engineering Design pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro dan surya (Dinas Pertambangan Kabupaten Bogor 2008).

Mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat harus dikelola dengan baik dari hulu hingga hilir agar pendistribusian listrik merata untuk masyarakat Kampung Cisaat. Mengestimasi kelayakan proyek PLTMH Cisaat untuk mengetahui sejauh mana proyek tersebut layak untuk dijalankan. Mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN, untuk mengetahui apakah PLTMH atau PLN yang memberikan manfaat lebih besar. Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat, untuk mengetahui manfaat sosial ekonomi apa saja yang dirasakan masyarakat Kampung Cisaat dari keberadaan PLTMH Cisaat. Mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital). Apakah interpretasi hasil masyarakat tidak mempengaruhi, sedikit mempengaruhi, mempengaruhi atau sangat mempengaruhi terhadap dampak yang dirasakan dengan adanya PLTMH Cisaat.

Berdasarkan uraian tersebut, pertanyaan penelitian yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat? 2. Bagaimana kelayakan proyek PLTMH Cisaat?

3. Bagaimana perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN? 4. Apa saja manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat?

5. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital)?


(20)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat. 2. Mengestimasi kelayakan proyek PLTMH Cisaat.

3. Mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN.

4. Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat. 5. Mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH

Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital).

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran dan aplikasi dari ilmu ekonomi sumber daya dan lingkungan yang telah dipelajari selama perkuliahan untuk diterapkan di lapangan.

2. Bagi pemerintah, sebagai informasi mengenai PLTMH dan kelayakan PLTMH serta sebagai bahan pertimbangan dalam pengambil keputusan dan menentukan kebijakan mengenai pembangunan PLTMH.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk memperbaiki kondisi kehidupan di masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Pengambilan sampel dibatasi pada masyarakat Kampung Cisaat yang masih menggunakan PLTMH di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang. Kelayakan proyek PLTMH yang diukur pada Kampung Cisaat yaitu, tidak adanya biaya investasi pada pembangunan PLTMH karena adanya dana hibah dari PLN. Penelitian ini mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat, mengestimasi kelayakan usaha PLTMH Cisaat, mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN, mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat, serta mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital).


(21)

5

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air

Energi air adalah energi yang telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia yang dalam skala besar telah digunakan sebagai pembangkit listrik. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi mekanik secara langsung dan dari energi mekanik tersebut dikonversi menjadi energi listrik. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memadai (anonim 2004 dalam Al-Kindi 2011).

Pemanfaatan energi air dalam skala kecil dapat berupa penerapan kincir air dan turbin. Dikenal ada tiga jenis kincir air berdasarkan system aliran airnya, yaitu: overshot, breast-shot, dan under-shot. Pada kincir overshot air melalui atas kincir dan kincir berada di bawah aliran air. Air memutar kincir dan air jatuh ke permukaan lebih rendah. Kincir bergerak searah jarum jam. Pada kincir breast-shot, kincir diletakkan sejajar dengan aliran air sehingga air mengalir melalui tengah-tengah kincir. Air memutar kincir berlawanan dengan arah jarum jam. Pada kincir under-shot, posisi kincir air diletakkan agak ke atas dan sedikit menyentuh air. Aliran air yang menyentuh kincir menggerakkan kincir sehingga berlawanan arah dengan jarum jam (Al-Kindi 2011).

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Menurut Soetarno (1975) dalam pembangunan/pembuatan PLTM sebagai penggerak mula dipakai kincir air. Dapat kita pakai untuk mengira-ira karakteristik kincir air ini dari turbin air, yang banyak dipakai untuk PLTA. Kincir air diputar oleh air terjun baik buatan maupun alam atau air yang dilewatkan saluran atau pipa air sehingga air mempunyai head tertentu. Putaran kincir air yang cukup rendah diteruskan lewat ban transmissi, berkali-kali sehingga didapat putaran yang sesuai untuk putaran generatornya.


(22)

6

Pertimbangan pemakaian kincir air:

a) Murah, sederhana konstruksinya, bias dibuat sendiri.

b) Dapat mengubah tenaga air yang kecil menjadi tenaga mekanik yang kemudian diubah menjadi tenaga listrik.

c) Sudah didapat putaran tetap dengan sudu-sudu tetap. Kecepatan putaran pada beban nol maupun putaran pada beban penuh hampir tak berbeda.

Sistem listrik mikro hidro, ialah suatu system pelistrikan yang mempergunakan pembangkit tenaga listrik dengan penggeraknya air yang kecil baik debit maupun headnya (Soetarno 1975).

Menurut Soetarno (1975) PLTM yang sudah ada dapat dibagi 2 grup: a. PLTM yang dibangun pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Ciri-ciri khusus PLTM:

1. Kapasitas besar (75 KVA ke atas) 2. Biaya banyak (sekitar Rp. 30 juta) 3. Memakai jaringan transmissi 6 KV 4. Daerah beban sampai sekitar 10 Km

b. PLTM yang dibangun oleh pemeritah daerah saja Ciri-ciri khusus PLTM:

1. Kapasitas kecil (30 KVA ke bawah) 2. Biaya sedikit (sekitar Rp. 3 juta) 3. Tak memakai jaringan transmissi 6 KV 4. Daerah beban di bawah 1 Km

Menurut Soetarno (1975) alasan-alasan pemasangan PLTM:

a. Di daerah itu ada potensi hydro yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.

b. Daerah tersebut sulit atau jauh untuk dicapai oleh jaringan PLN. Kalau akan dipasang biayanya terlalu mahal.

c. Daerah tersebut berpenduduk maju dalam segala bidang baik pertanian, peternakan, perindustrian ringan, pendidikan dan lain sebagainya.

2.3 Persyaratan untuk Membangun PLTM

Ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk membangun PLTM (Soetarno 1975).


(23)

7 a. Persyaratan teknik sipil.

Persyaratan ini sangat penting karena akan mempengaruhi dan menentukan besarnya biaya, sulit dan tidaknya pembangunan PLTM. Suatu PLTM dianggap menguntungkan apabila biaya pekerjaan sipilnya maximum 30% dari seluruh biaya. Maka dari itu di dalam menentukan lokasi sentral harus diadakan peninjauan dan penelitian terhadap:

1) Keadaan topografi:

Untuk mengetahui situasi tanah, apakah berbukit-bukit, landai, lereng-lereng, dan sebagainya.

2) Keadaan hidrologi: Peninjauan meliputi:

a. Kondisi sumber air dengan situasi sekitarnya, curah hujan rata-rata tiap tahun serta lain-lain yang secara langsung atau tak langsung akan mempengaruhi banyak sedikitnya air.

b. Kondisi air sungai, apakah mengandung kapur, belerang, zat besi, atau air tersebut menagndung zat-zat lain, juga air tersebut tawar atau tidak, dan sebagainya.

c. Pengukuran debit air sungai/mata air.

d. Kalau air dari sungai telah/belum air itu untuk mengairi sawah. Peninjauan dan penelitian keadaan hidrologi dipandang penting sekali, karena harus dapat dipastikan bahwa aliran sungai/saluran pengairan tetap konstan dan mengalir terus selama minimum 5 tahun.

3) Keadaan tinggi jatuh air (head)

a. Apakah terjunan alam, yaitu air terjun yang terjadi karena alam. b. Apakah terjunan buatan, karena keadaan yang memungkinkan.

Juga perlu ditinjau kemiringan sungai, karena hal ini akan berguna dalam peninjauan lebih lanjut kemungkinan penambahan head.

4) Keadaan bahan-bahan bangunan dan tenaga kerja apakah cukup tersedia di daerah tersebut, atau harus mendatangkan dari lain daerah.

b. Persyaratan tehnik listrik

Yaitu perlu diperhatikan dalam menentukan effisien atau tidaknya suatu PLTM dibangun di suatu daerah adalah:


(24)

8

a. Jarak antara sumber air (sentral listrik) dengan daerah yang akan diberi tenaga listrik tak begitu jauh.

b. Daerah yang akan diberi tenaga listrik mempunyai banyak rumah yang tetap.

c. Baik dan tidaknya daerah tersebut untuk dilalui jaringan distribusi tenaga listrik.

d. Daerah tersebut belum mendapat tenaga listrik dari PLN.

e. Ada distribusi rakyat atau setelah adanya tenaga listrik, industri berkembang. c. Persyaratan sosial ekonomi dan politik:

Persyaratan ini di suatu daerah (desa) berfungsi melengkapi persyaratan tehnik.

Yang dimaksud persyaratan ini adalah analisa dan penelitian tentang bagaimana:

1. Keadaan prasarana yang meliputi: 1. Keadaan perumahan penduduk

2. Penghasilan penduduk, yaitu kemampuan penduduk untuk

mempergunakan tenaga listrik

3. Keadaan pendidikan umum, agama, dan kesehatan 2. Keadaan demografinya yang meliputi:

a. Jumlah penduduk, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang dewasa maupun anak-anak

b. Jumlah kelahiran dan kematian rata-rata tiap tahun 3. Keadaan kesuburan serta pengolahan tanah

4. Pemilikan tanah dibanding dengan jumlah penduduk

Untuk saat ini perlu dipertimbangkan, apakah daerah yang akan didirikan PLTM ini mampu atau tidak ikut membiayai pembangunan PLTM tersebut. Dengan sendirinya prioritas akan diberikan pada daerah yang mampu dan diharapkan modal bias kembali.

Akan tetapi bila dipandang dari segi sosial-poltik sangat perlu, maka pemerintah pusat langsung mendirikan PLTM di daerah yang dikehendaki tersebut.


(25)

9 d. Persyaratan biaya:

Untuk pembiayaan suatu PLTM ada ancer-ancer perbandingan biaya:

Bangunan sipil : 25%

Pembangkit : 30%

Transmissi/distribusi : 45%

Apabila ancer-ancer pembiayaan tersebut terlalu jauh meleset, bias ditunda pelaksanaannya. Misalnya bangunan sipil terlalu mahal, atau distribusi harga terlalu tinggi, akan kurang efisien. Untuk PLTM grup a) perlu adanya pengembalian modal ditambah bunganya (±2%) tergantung daerahnya:

1. Daerah maju antara 5-10 tahun

2. Daerah menengah kira-kira 10-30 tahun

3. Daerah minus 30 tahun lebih atau dibebaskan sama sekali

Adapun pembagian pembiayaan antara pusat dan daerah tergantung perjanjian. Tetapi sampai saat ini pembiayaan tidak termasuk biaya pembangunan dari distribusi sampai ke rumah-rumah, jadi biaya pembangunan masih dibebankan pada para langganan. Diperhitungkan untuk suatu PLTM lengkap yang Rp. 30,-- juta biaya pembangunan sekitar Rp. 3,-- sampai Rp. 5,-- juta.

Maka dari itu untuk selanjutnya akan diusahakan pembiayaan yang mencakup penyambungan sampai kerumah-rumah, agar bias seragam aman dan murah. Tenaga listrik yang dihasilkan diharapkan tidak hanya untuk penerangan saja, akan tetapi untuk industry agar modal bias kembali, dan hasil-hasil industri daerah maju.

2.4 Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH

Pemanfaatan aliran air dari sungai untuk Pembangkit Listrik Mikrohidro adalah sebagai berikut. Air dari sungai dibendung, kemudian dialirkan melalui parit. Sebagian air dialirkan ke dalam bak penampungan dan sebagian lagi di alirkan untuk keperluan irigasi. Air dalam bak penampungan kemudian disaring dan dialirkan ke dalam bak penenang. Bak penenang berfungsi untuk menenangkan air agar tidak terjadi kumparan air yang dapat menyebabkan turbin bekerja tidak efisien. Air dalam bak penenang kemudian dialirkan melalui pipa-pipa besar yang disebut penstock yang menuju power house. Didalamnya terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi


(26)

10

mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut hydroelectric. Putaran turbin menyebabkan generator berputar. Di dalam generator energi air yang digerakkan turbin diubah menjadi energi listrik. Untuk menghasilkan tegangan yang tinggi maka perku adanya transformator (Prasetia 2009).

2.5. Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH

Menurut Ibrahim (2003) studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk memerima atau menolak suatu gagasan usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit) baik dalam arti finansial maupun sosial.

Menurut umar (2005) analisis proyek memiliki beberapa tujuan diantaranya: 1) untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2) menghindari pemborosan sumber-sumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan 4) menentukan prioritas investasi. Salah satu criteria dalam analisis kelayakan adalah net present value (NPV). NPV suatu proyek adalah selisih antara nilai sekarang manfaat dengan arus biaya. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Criteria investasi berdasarkan NPV yaitu:

1) NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal social Opportunity Cost faktor produksi normal atau dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.

2) NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan.

3) NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang digunakan atau dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

2.6 Analisis Deskripsi Berdasarakan Persepsi

Persepsi menurut Applebaum (1973) dalam Faiqoh (2013) adalah suatu proses interpretasi yang dilakukan seseorang terhadap realitas yang diterimanya. Rakhmat (2005) dalam Faiqoh (2013) menyatakan bahwa persepsi adalah


(27)

11 pengalaman tentang obyek atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan. Defonisi yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Hubeis (2007) dalam Faiqoh (2013) yang mengungkapkan bahwa persepsi adalah proses dimana suatu individu berhubungan dengan berbagai hal diluar dirinya lalu mencoba memberinya makna yang dikaitkan dengan berbagai hal diluar dirinya lalu mencoba memberinya makna yang dikaitkan dengan kondisi dirinya dan dimana dia berada. Intinya, seseorang mempersepsikan sesuatu karena dia mampu menangkap sesuatu tersebut dari inderanya dan juga dia memiliki berbagai kerangka rujukan yang memungkinkan untuk menginterpretasikan, memahami, dan member makna terhadap sesuatu.

2.7 Fungsi dan Manfaat PLTMH

Manfaat adalah tambahan bagian yang diperoleh atau dirasakan oleh individu atau masyarakat sebagai akibat adanya investasi baik yang dirasakan langsung maupun tidak langsug. Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang secara nyata dan langsung dapat dirasakan sebagai akibat proyek (Departemen ESL 2008 dalam Faiqoh 2013).

Menurut Guntoro (2008) dalam Permadi (2011) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memiliki peranan yang cukup penting bagi daerah pedesaan yang terpencil. Karena daerah terpencil banyak memiliki keterbatasan salah satunya tersedianya aliran listrik. Dengan adanya PLTMH yang dibangun maka masyarakat desa dapat menggunakan energi listrik yang dihasilkan dari PLTMH untuk penerangan pada malam hari dan kebutuhan hidup sehari-hari. Fungsi dan manfaat PLTMH juga dapat dilihat dari aspek yaitu:

a. Aspek Sosial Ekonomi

Selain dapat menyediakan listrik untuk keutuhan rumah tangga, kehadiran PLTMH juga dapat menyediakan energi yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan kegiatan-kegiatan produktif terutama pada siang hari ketika beban listrik rendah. Berdasarkan sudut pandang dari aspek social ekonomi PLTMH juga memiliki kelebihan untuk meningkatkan produktivitas dan aktivitas ekonomi masyarakat melalui munculnya atau meningkatnya produktivitas industri kecil rumah tangga, menciptakan lapangan-lapangan kerja baru di desa.


(28)

12

b. Aspek Pengembangan Kelembagaan Masyarakat

Pengoperasian PLTMH menuntut adanya suatu lembaga tersendiri yang menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan dan perawatan. Lembaga tersebut akan menambah keberadaan lembaga yang sudah ada di desa dan secara tidak langsung dapat menjadi media pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan dan pelayanan publik.

c. Aspek Lingkungan

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ramah terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan polusi udara atau limbah lainnya dan tidak merusak ekosistem sungai. Penyediaan listrik menggunakan PLTMH akan mengurangi pemakaian bahan bakar yang berasal dari fosil (misalnya minyak tanah dan solar) untuk penerangan dan kegiatan rumah tangga lainnya. Selain itu tambahan manfaat langsung yang dirasakan oleh masyarakat dari sumberdaya air diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk memelihara daerah tangkapan air demi menjamin pasokan air bagi kelangsungan opersai PLTMH.

d. Aspek Teknologi

Berdasarkan aspek teknologi terdapat keuntungan dan kemudahan pada pembangunan dan pengelolaan PLTMH dibandingkan pembangkit listrik jenis lain. PLTMH memiliki konstruksi yang relatif sederhana, mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang, serta dapat dioperasikan dan dirawat oleh masyarakat desa dengan biaya perawatan yang rendah.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2012) adalah analisis ekonomi pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian ini menjelaskan masyarakat telah mendapat manfaat dari adanya listrik dari PLTMH. Persepsi masyarakat Kampung Paseban terhadap adanya pembangunan PLTMH Ciesek secara keseluruhan dinilai baik. Akan tetapi, masyarakat menilai bahwa adanya PLTMH kurang berdampak pada penghasilan mereka. Kapasitas daya listrik dari PLTMH telah didistribusikan pada 61 pelanggan listrik. Kapasitas daya listrik yang dihasilkan PLTMH sebesar 11.200 watt dan hanya termanfaatkan sebesar 5145 watt sehingga terdapat kelebihan kapasitas sebesar 6055 watt. Iuran


(29)

13 listrik PLTMH Ciesek relative murah dibandingkan dengan PLN. Masyarakat Kampung Paseban mendapatkan keuntungan dengan adanya proyek PLTMH Ciesek. Biaya investasi tidak ditanggung oleh masyarakat karena adanya hibah dari pemerintah Provinsi Jawa Barat sehingga proyek PLTMH dikatakan layak. Adanya peningkatan pada biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH Ciesek sebesar 25% masih tetap menguntungkan secara ekoomi. Perubahan terhadap manfaat PLTMH dilakukan dengan menambah jumlah konsumen listrik sebesar 58 rumah tangga. Keberlanjutan PLTMH Ciesek sangat bergantung pada pemerintah apabila masih menggunakan skema pembiayaan investasi yang ada saat ini. Masyarakat Kampung Paseban dapat secara mandiri membangun PLTMH jika biaya investasi yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Permadi (2011) adalah sistem kelembagaan dan nilai kebersediaan membayar masyarakat terhadap keberlanjutan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTH) Cisalimar (Studi kasus Desa Cipeuteuy, Kabupaten Sukabumi). Hasil penelitian ini menjelaskan PLTMH Cisalimar memiliki kelembagaan pegelolaan yang terdapat actor dan aturan didalamnya. Aturan dan actor yang terdapat dalam kelembagaan PLTMH membantu dalam pengelolaan PLTMH Cisalimar. PLTMH Cisalimar dan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) memiliki keterkaitan dalam keberlanjutan PLTMH Cisalimar. Kebersediaan membayar masyarakat Desa Cipeuteuy untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar dengan nilai rata-rata kebersediaan membayar masyarakat untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar sebesar Rp 10.400,00 dan total kebersediaan membayar masyarakat untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar per bulannya yakni sebesar Rp 312.000,00. Nilai total WTP masyarakat pengguna PLTMH Cisalimar adalah sebesar Rp 2.995.200,00 per bulan. Untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar harus ditetapkan kebijakan agar masyarakat dapat memanfaatkan terus-menerus. Kebijakan yang dilakukan yakni dengan melakukan penambahan biaya atau retribusi pada masyarakat yang memanfaatkan PLTMH Cisalimar. Retribusi ini digunakan untuk pengelolaan hutan yang berada di dalam kawasan taman nasional.


(30)

14

Penelitian yang dilakukan oleh Habibah (2012) dalam Oktaviani (2012) adalah dampak pembangkit listrik mikrohidro terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kampung Lebakpicung, Cibeber, Lebak, Banten. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pembangunan PLTMH memberikan berbagai manfaat kepada masyarakat, terutama listrik untuk penerangan. Dampak langsung adanya PLTMH hanya dirasakan oleh responden yang memiliki mata pencaharian sebagai tukang bangunan dan pemilik warung. Pembangunan PLTMH memberikan dampak terhadap kelembagaan agama, kelembagaan adat, dan kelembagaan formal di Kampung Lebakpicung. Setelah pembangunan PLTMH (tahun 2011), telah terjadi penghematan pada total konsumsi energi di Kampung Lebakpicung yaitu sebesar Rp 1.212.068 per bulan dan telah terjadi surplus pada total pendapatan bersih di Kampung Lebakpicung yaitu sebesarRp 5.963.985 per bulan. Setelah pembanguna PLTMH (pada tahun 2011) diketahui terdapat hubungan antara pendapatan dengan biaya listrik. Surplus pendapatan akan cenderung diiringi juga oleh peningkatan biaya listrik.


(31)

15

III KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam penyediaan energi khususnya di Kabupaten Bogor, pendistribusian listrik kurang merata, akibatnya masih banyak daerah terpencil yang belum terjamah oleh PLN untuk mendapatkan pasokan listrik khususnya di Kampung Cisaat, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang. Daerah tersebut belum mendapatkan pasokan listrik karena aksesnya yang sulit dan terpencil.

Air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Sedangkan pengertian sumberdaya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekayaan hewani yang ada di dalamnya (Sunaryo 2004 dalam Permadi 2011). Sumberdaya air tidak hanya dimanfaatkan secara konsumtif saja, namun dapat dimanfaatkan secara non-konsumtif yaitu memanfaatkan air hanya sebagai media, salah satu contohnya adalah memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik tenaga air. Pemanfaatan air juga harus dilakukan dengan pengelolaan lingkungan yang seimbang agar tidak terjadi kekeringan, pendangkalan sungai dan lain sebagainya (Permadi 2011).

Banyak sungai yang mengairi wilayah Indonesia. Sungai-sungai yang berada di Indonesia memiliki elevasi yang cukup tinggi sehingga berpotensi dapat dijadikan sebagai sumber energi listrik. Energi listrik merupakan energi yang sering digunakan untuk aktifitas sehari-hari. Adanya energi listrik sangat membantu masyarakat dalam memberikan penerangan, melakukan aktivitas ekonomi dan lain sebagainya.

Permintaan energi akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di daerah tersebut sangat membantu aktivitas masyarakat Kampung Cisaat. Menurut Permadi (2011) PLTMH adalah suatu pembangkit listrik kecil yang menggunakan tenaga air di bawah kapasitas 100 kW yang dapat berasal dari saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjun (head) dan debit air.


(32)

16

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Cisaat di Desa Puraseda sangat berpengaruh pada aktifitas masyarakat Kampung Cisaat.

Mekanisme pemanfaatan air dari sungai dapat dilakukan dengan melihat proses atau prinsip kerja PLTMH Cisaat dari hulu ke hilir, yaitu diawali dengan pembangunan bendungan untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH hingga akhirnya listrik yang dihasilkan oleh generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah konsumen. Analisis kelayakan proyek PLTMH juga diperlukan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Membandingkan manfaat listrik dari PLTMH dengan PLN dapat dilakukan dengan menanyakan persepsi masyarakat Kampung Cisaat. Identifikasi manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat dengan cara mengetahui apakah proyek pembangunan PLTMH tersebut sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau tidak. Persepsi masyarakat megenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital) dapat dilihat dari perubahan kondisi di Kampung Cisaat yang menggunakan PLTMH Cisaat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini akan Mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat, Mengestimasi kelayakan usaha PLTMH Cisaat, Mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN, Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi terhadap keberadaan PLTMH Cisaat serta Mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital.

Langkah pertama, mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat. Data yang diperlihatkan merupakan data primer yang diperoleh dengan wawancara secara langsung pengelola PLTMH Cisaat dan pihak PLN. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Langkah kedua, Mengestimasi kelayakan usaha PLTMH Cisaat. Data yang diperlihatkan merupakan data primer dan sekunder. Data ini selanjutnya dianalisis dengan analisis biaya manfaat. Langkah ketiga, mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN. Data yang diperlihatkan merupakan data


(33)

17 primer. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Langkah keempat, Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat. Data yang diperlihatkan merupakan data primer. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif dengan menanyakan persepsi responden. Langkah terakhir, mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital). Data yang diperlihatkan merupakan data primer. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan metode Skala Likert. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, dibuat alur pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 1.


(34)

18

Kerangka Operasional

Daerah terpencil tidak mendapat pasokan listrik dari PLN

Sumberdaya air

Sungai dengan elevasi yang tinggi

Energi listrik

Permintaan listrik meningkat

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pengelola Masyarakat pengguna

Identifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat: Analisis Deskriptif Estimasi kelayakan usaha PLTMH Cisaat: Analisis Biaya Manfaat Identifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN: Analisis Deskriptif Identifikasi manfaat sosial ekonomi terhadap keberadaan PLTMH Cisaat: Analisis Deskriptif Identifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi

5 capital:

Analisis Deskriptif Gambar 1. Diagram Alur Pemikiran


(35)

19

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampung Cisaat, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kampung Cisaat merupakan daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, disamping itu daerah tersebut masih menggunakan PLTMH Cisaat sebagai sumber listrik bagi Kampung Cisaat. Pengumpulan data primer dilaksanakan pada bulan Mei 2014 dan Januari 2015.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan masyarakat yang masih menggunakan PLTMH yaitu oleh masyarakat Kampung Cisaat serta wawancara secara langsung dengan pihak PLN dan Cihanjuang Inti Teknik. Teknik wawancara menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder diperoleh dari mempelajari buku-buku yang relevan dengan topik yang akan diteliti, penelitian terdahulu, jurnal, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Kantor Desa Puraseda, pengelola PLTMH Cisaat, PLN, Cihanjuang Inti Teknik dan instansi lainnya.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Responden yang dipilih adalah masyarakat Kampung Cisaat yang menggunakan PLTMH. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh maka penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive sampling). Jumlah pengambilan populasi responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 responden dari Kampung Cisaat karena hanya terdapat 22 rumah di kampung tersebut.

4.4 Metode Analisis Data

Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan komputer dengan aplikasi program

Microsoft Office Excel 2007. Matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 1.


(36)

20

Tabel 1 Matriks keterkaitan tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1. Mengidentifikasi

mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat.

Data primer Analisis deskriptif kualitatif

2. Mengestimasi kelayakan

proyek PLTMH Cisaat.

Data primer dan sekunder Analisis biaya manfaat 3. 4. 5. Megidentifikasi

perbandingan manfaat

listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN.

Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi terhadap

keberadaan PLTMH

Cisaat.

Mengidentifikasi persepsi

masyarakat mengenai

dampak keberadaan

PLTMH Cisaat bagi 5

capital (natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital) Data primer Data primer Data primer Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif

4.4.1 Identifikasi Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH Cisaat

Mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air dari sungai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Cisaat menggunakan metode analisis deskriptif. Identifikasi mekanisme pemanfaatan air ini dapat dilakukan dengan melihat proses atau prinsip kerja PLTMH Cisaat dari hulu ke hilir, yaitu diawali dengan pembangunan bendungan untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH hingga akhirnya listrik yang dihasilkan oleh generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah konsumen. Data ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dengan pihak PLN serta pengelola PLTMH Cisaat.

4.4.2 Estimasi Kelayakan Proyek PLTMH Cisaat

Estimasi kelayakan pembangunan PLTMH Cisaat dilakukan dengan analisis biaya dan manfaat dengan menghitung net present value (NPV). Manfaat dan biaya yang dihitung dengan discount factor yang telah memperhitungkan time


(37)

21

value of money selama umur proyek. Besarnya iuran listrik dari PLTMH Cisaat sebesar Rp 12.000 per bulan.

Nilai NPV dapat dihitung dengan menggunakan Micrsoft Excel atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Gittinger 1986):

Keterangan:

Bt =penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t (rupiah) Ct =biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (rupiah) 1/(1+i)t =Discount Factor

N =umur proyek

t =1,2,3,...n

4.4.3 Identifikasi Perbandingan Manfaat Listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN

Mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis perbandingan manfaat listrik ini dapat dilakukan dengan menanyakan persepsi masyarakat Kampung Cisaat yaitu dengan menanyakan manfaat apa saja yang diterima warga atas keberadaan PLTMH tersebut dan membandingkannya dengan jika masyarakat Kampung Cisaat menggunakan PLN. Data ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dengan masyarakat Kampung Cisaat yang masih menggunakan PLTMH tersebut.

4.4.4 Identifikasi Manfaat Sosial Ekonomi terhadap Keberadaan PLTMH Cisaat

Identifikasi manfaat sosial ekonomi atas keberadaan PLTMH Cisaat menggunakan metode analisis deskriptif. Dilakukan dengan menanyakan persepsi masyarakat Kampung Cisaat yaitu dengan menanyakan manfaat sosial ekonomi apa saja yang dirasakan masyarakat sekitar yang menggunakan PLTMH Cisaat. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan dari observasi di lapangan. Hasil penelitian di lapangan dengan wawancara menggunakan alat bantu


(38)

22

kuesioner diinterpretasikan untuk menggambarkan kenyataan di lapangan. Hasil dari analisis tersebut dapat menjelaskan manfaat apa saja yang telah diterima oleh masyarakat Kampung Cisaat dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat. Data ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dengan masyarakat Kampung cisaat.

4.4.5 Identifikasi Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 Capital (Natural Capital, Human Capital, Physical Capital, Social Capital, Economic Capital)

Dampak keberadaan PLTMH Cisaat dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan data hasil kuesioner dan wawancara responden mengenai perubahan kondisi di Kampung Cisaat yang menggunakan PLTMH Cisaat. Dampak dari keberadaan PLTMH Cisaat dianalisis secara deskriptif menggunakan Skala Likert

berdasarkan hasil kuesioner dan observasi langsung secara obyektif mengenai kondisi di Kampung Cisaat. Menurut Riduwan dan Sunarto (2007) Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Alternatif jawaban misalnya: Sangat puas (5); puas (4); cukup puas (3); kurang puas (2); tidak puas (1) ini ada sebagian ahli identik dengan skala ordinal, tetapi ada juga yang berpendapat interval. Keduanya mempunyai alasan yang kuat dan tergantung persepsinya masing-masing. Jika yang berpendapat skala interval tanpa menggunakan transformasi (MSI), tetapi alternatif jawaban responden 1-5 ini dikatakan ordinal, maka untuk persyaratan analisis parametrik data ordinal transformasi (MSI) ke data interval. Denga menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis persepsi dengan rataan skor. Metode ini mengenali indikator utama dalam pembangunan PLTMH Cisaat meliputi persepsi masyarakat terhadap dampak yang dirasakan masyarakat Kampung Cisaat dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat. Bobot nilai


(39)

23 jawaban responden pada kuesioner adalah dengan Skala Likert yang diberi secara kuantitatif dari 1 sampai 4. Cara penilaian terhadap hasil jawaban responden dengan Skala Likert dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2 Bobot nilai jawaban responden

Jawaban responden Bobot nilai

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Kesimpulan pada setiap variabel digunakan rata-rata dari setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali total responden pada masing-masing skor dengan skornya, kemudian dibagi dengan jumlah total responden secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari rataan skor tersebut adalah:

Sumber: Nazir (2002) Keterangan:

Rs = Rata-rata

ni = Responden yang memiliki skor tertentu

si = Bobot skor

N = Jumlah total responden

Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai rataan skor dengan rumus:

Sumber: Nazir (2002) Keterangan:

Rs = Rata-rata

m = Jumlah alternatif jawaban tiap pernyataan

Penelitian ini menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 4 sehingga nilai skor rataan yang diperoleh menjadi:


(40)

24

Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai skor rataan

Skor rataan Jawaban responden Interpretasi hasil

1,00-1,75 Sangat tidak setuju Tidak mempengaruhi

1,76-2,50 Tidak setuju Sedikit mempengaruhi

2,51-3,25 Setuju Mempengaruhi


(41)

25

V GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Cisaat, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa Puraseda memiliki luas wilayah sebesar 390,440 Ha yang terdiri dari 12 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk di Desa Puraseda berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi laki laki sebanyak 4473 orang dan perempuan sebanyak 3357 orang. Masyarakat di Desa Puraseda mayoritas bekerja sebagai buruh. Secara topografi, Desa Puraseda terbagi menjadi 42% dataran rendah dan 58% pegunungan. Adapun batas-batas wilayah Desa Puraseda adalah sebagai berikut:

Sebelah Barat : Desa Pabangbon Sebelah Timur : Desa Purasari

Sebelah Selatan : Kecamatan Nanggung

Sebelah Utara : Desa Karyasari

Lokasi ini merupakan kawasan yang menggunakan Pembangkit Lisrik tenaga Mikrohidro (PLTMH) Cisaat. PLTMH Cisaat merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN pada tahun 2012 yang bertujuan membangun desa mandiri energi yang ditujukan pada wilayah yang belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Kampung Cisaat merupakan daerah yang terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN tetapi memiliki potensi air yang melimpah.

Jarak dari Desa Puraseda ke Pusat kecamatan adalah 11 km. jarak dari Desa Puraseda ke otonomi daerah adalah 60 km. Jarak dari Ibukota Kabupaten Bogor ke Desa Puraseda dapat ditempuh dengan waktu 2 jam dengan menggunakan kendaraan mobil atau motor. Kondisi jalan yang dilalui dari Ibukota Kabupaten Bogor sampai ke Ibukota Kecamatan Leuwiliang cukup baik (jalan aspal). Sedangkan kondisi jalan dari Kecamatan Leuwiliang menuju Desa Puraseda masih bisa dilalui oleh mobil. Selanjutnya harus disambung dengan menaiki ojeg motor sebanyak dua kali, karena kondisi jalanan yang sempit, menanjak serta banyaknya bebatuan dan tanah yang membuat jalanan tersebut sulit untuk dilalui meskipun menggunakan motor. Jika menggunakan angkutan


(42)

26

umum berupa ojeg, dikenakan tarif sebesar Rp 50.000 dari Desa Puraseda ke Kampung Cisaat.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi di Kampung Cisaat tidak seperti di Desa puraseda. Kondisi rumah di Kampung Cisaat kurang layak. Kampung Cisaat tidak memiliki fasilitas kesehatan dan pendidikan. Terdapat sebuah musholah di Kampung Cisaat yang digunakan masyarakat untuk beribadah.

5.2 Pembangunan PLTMH Cisaat

Salah satu program CSR PLN yaitu membangun desa mandiri energi. Kampung Cisaat merupakan daerah yang memiliki potensi air yang melimpah. Namun karena daerah tersebut terpencil, daerah tersebut tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Oleh karena itu, PLN dan Cihanjuang Inti Teknik bekerjasama untuk mewujudkan desa mandiri energi dengan membangun PLTMH Cisaat. PLTMH Cisaat berlokasi di Kampung Cisaat, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. PLTMH ini 100% didanai oleh anggaran CSR PLN. Besarnya dana yang digunakan untuk membangun PLTMH ini adalah sebesar Rp 193.504.000. PLTMH Cisaat dibangun pada tahun 2012.

5.3 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini merupakan warga yang tinggal di Kampung Cisaat dan merupakan konsumen listrik dari PLTMH Cisaat. Responden ini berjumlah 22 orang. Karakteristik utama responden yang dapat diketahui adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan lama tinggal di Kampung Cisaat.

5.3.1 Jenis Kelamin Responden

Responden terdiri dari 12 orang penduduk laki-laki atau sebesar 55% dan 10 orang penduduk perempuan atau sebesar 45%. Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan karena umumnya kepala keluarga sebagai pengambil keputusan dalam rumah tangga. Persentase jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 4.


(43)

27

Tabel 4 Jenis kelamin responden

Sumber: Data primer, diolah (2015)

5.3.2 Usia Responden

Tingkat usia responden bervariasi, yaitu antara 18 sampai 70 tahun. Usia responden sebagian besar terdapat pada sebaran usia 31 sampai 40 tahun, yaitu sebanyak 23%, sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden dengan sebaran usia 51 sampai 60 tahun sebanyak 9%. Tingkat usia responden sangat mempengaruhi keputusan responden dalam menjawab pertanyaan survey. Persentase usia responden dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Usia responden

Usia (tahun) Jumlah responden (orang) Persentase (%)

<21 3 14

21-30 4 18

31-40 5 23

41-50 4 18

51-60 2 9

>60 4 18

total 22 100

Sumber: Data primer, diolah (2015)

5.3.3 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pola pikir dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pengamatan di lapang, responden sebagian memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Responden yang tidak sekolah sebesar 9%, yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) sebesar 86%, dan SLTP sebanyak 5%. Persentase tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 6.

Jenis kelamin Jumlah responden (orang) Persentase (%)

Laki-laki 12 55

Perempuan 10 45


(44)

28

Tabel 6 Tingkat pendidikan responden

Tingkat pendidikan Jumlah responden (orang)

Persentase (%)

Tidak sekolah 2 9

Tamat SD 19 86

Tamat SLTP 1 5

Tamat SLTA 0 0

Tamat Akademi/ Perguruan

Tinggi 0 0

Total 22 100

Sumber: Data primer, diolah (2015)

5.3.4 Jenis Pekerjaan Responden

Jenis pekerjaan responden di Kampung Cisaat terdiri dari beberapa jenis yaitu, buruh, petani, pedagang, dan Ibu rumah tangga (IRT). Sebagian besar responden bekerja sebagai petani, dengan persentase sebesar 41% atau sebanyak 9 orang, responden yang bekerja sebagai buruh sebesar 23% atau sebanyak 5 orang, responden yang bekerja sebagai sebagai pedagang sebesar 9% atau sebanyak 2 orang, dan responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebesar 27% atau sebanyak 6 orang. Persentase jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jenis pekerjaan responden

Mata pencaharian Jumlah responden (orang) Persentase (%)

Buruh 5 23

Petani 9 41

Pedagang 2 9

Ibu Rumah Tangga 6 27

Total 22 100

Sumber: Data primer, diolah (2015)

5.3.5 Tingkat Pendapatan Responden

Berdasarkan hasil survei, masyarakat di Kampung Cisaat sebagian besar berada pada tingkat pendapatan menengah ke bawah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar responden memiliki pendapatan di bawah Rp 500.000 yaitu, sebanyak 68%. Responden yang memiliki pendapatan antara Rp 500.000 sampai Rp 800.000 sebanyak 27%. Sedangkan sisanya sebanyak 5% memiliki pendapatan diatas Rp 1.100.000. persentase tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada Tabel 8.


(45)

29

Tabel 8 Tingkat pendapatan responden

Tingkat Pendapatan (Rp) Jumlah responden (orang) Persentase (%)

<500.000 15 68

500.000-800.000 6 27

800.001-1.100.000 0 0

>1.100.000 1 5

Total 22 100

Sumber: Data primer, diolah (2015)

5.3.6 Jumlah Anggota Keluarga Responden

Karakteristik responden yang perlu diketahui yaitu jumlah anggota keluarga atau jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah. Jumlah ini akan mempengaruhi konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan listrik. Jumlah anggota keluarga responden sangat bervariasi dimulai dari dua sampai dengan tujuh orang dalam suatu rumah tangga. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi alokasi pendapatan yang harus ditanggung oleh kepala keluarga. Semakin tinggi jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi pula alokasi pendapatan yang harus dikeluarkan oleh kepala keluarga. Persentase jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah anggota keluarga responden

Anggota keluarga (orang) Jumlah responden (orang) Persentase (%)

2 2 9

3 9 41

4 3 14

5 6 27

6 1 5

7 1 5

Total 22 100

Sumber: Data primer, diolah (2015)

5.3.7 Lama Tinggal Responden di Kampung Cisaat

Berdasarkan survei yang dilakukan, lama tinggal responden di Kampung Cisaat paling tinggi ada pada kurang dari 10 tahun yaitu sebanyak 7 orang atau sebanyak 32%. Persentase lama tinggal responden di Kampung Cisaat dapat dilihat pada Tabel 10.


(46)

30

Tabel 10 Lama tinggal responden

Lama tinggal (tahun) Jumlah responden (orang) Persentase (%)

<10 7 32

10-20 6 27

21-30 3 14

31-40 2 9

41-50 1 5

51-60 2 9

>60 1 5

Total 22 100


(47)

31

VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH Cisaat

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan ketinggian dan jumlah debit air yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat dimulai dengan air dibendung sehingga dibuat penampungan. Kemudian air dialirkan ke bawah dengan ketinggian 20 meter dan debit air sebesar 30 liter per detik . Aliran air ini akan menggerakkan turbin, sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Setelah itu, listrik masuk ke panel (pegendalian). Kemudian kistrik disalurkan ke tiap rumah melalui tiang atau jaringan. Fungsi PLTMH sendiri sama seperti fungsi PLTA, hanya saja PLTMH dalam skala kecil.

PLTMH merupakan salah satu pembangkit listrik yang tidak menggunakan bahan bakar sebagai media pembangkitnya. PLTMH menggunakan air sebagai media pembangkitnya. PLTMH Ciaat mendapatkan energi dari aliran air yang berasal dari Sungai Cisaat. PLTMH Cisaat dibangun pada tahun 2012. Kapasitas daya listrik yang dihasilkan yaitu sebesar 5,5 kW atau sebesar 5500 watt. Besar kapasitas per rumah tangga sebesar 200 watt.

6.2 Kelayakan Proyek PLTMH Cisaat

Pembangunan PLTMH Cisaat dilakukan pada tahun 2012. PLTMH Cisaat merupakan program CSR PLN yang bertujuan membangun desa mandiri energi. Pengadaan suatu proyek harus ditinjau dari sisi kelayakan agar pembangunan proyek tersebut tidak sia-sia. Estimasi kelayakan PLTMH Cisaat dilakukan dengan analisis biaya dan manfaat yaitu perhitungan NPV. Identifikasi biaya dan manfaat proyek dilakukan terlebih dahulu untuk membuat cashflow.

Biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Cisaat terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan. Berikut rincian biaya PLTMH Cisaat:

1. Biaya Investasi

Biaya investasi PLTMH adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun PLTMH. Biaya investasi terdiri dari biaya pembangunan sarana PLTMH dan biaya lain-lain. Biaya pembangunan sarana PLTMH terdiri dari biaya pekerjaan


(48)

32

mekanikal dan elektrikal, biaya pekerjaan bangunan sipil, biaya pekerjaan jaringan distribusi, dan biaya pekerjaan lain-lain (ujicoba atau komisioning dan biaya transportasi peralatan BDG-lokasi).

Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan biaya terbesar dalam pembangunan PLTMH. Biaya ini terdiri dari turbin cross flow, transmisi mekanik, generator, panel kontrol, ballast load, dan biaya instalasi alat. Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal ini mencapai Rp 84.591.419.

Biaya pekerjaan bangunan sipil terdiri dari persiapan kerja, bending beronjong, intake, saluran pembawa, bak pengendap & penenang, saluran pelimpah, rumah pembangkit, draftube atau penstock, finishing. Biaya pekerjaan bangunan sipil ini sebesar Rp 70. 685.346.

Biaya pekerjaan jaringan distribusi terdiri dari tiang kayu, kabel jaringan distribusi, aksesoris & biaya instalasi jaringan, serta sambungan rumah dan instalasi rumah. Biaya pekerjaan jaringan distribusi ini sebesar Rp 23.227.735. Biaya pekerjaan lain-lain seperti ujicoba atau komisioning dan biaya transportasi peralatan BDG-lokasi ini sebesar Rp 15.000.000.

Total biaya investasi PLTMH Cisaat sebesar Rp 193.504.000 yang hanya dikeluarkan pada tahun ke 0. Komponen biaya secara lengkap disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Komponen biaya investasi PLTMH Cisaat tahun 2012

Uraian Jumlah (Rp)

Pekerjaan mekanikal dan elektrikal 84.591.419

Pekerjaan bangunan sipil 70.685.346

Pekerjaan jaringan distribusi 23.227.735

Lain-lain 15.000.000

Total 193.504.500

Dibulatkan 193.504.000

Sumber: Cihanjuang Inti Teknik (2012) 2. Biaya Operasional dan Pemeliharaan

PLTMH Cisaat belum memiliki pengeluaran untuk biaya tidak tetap seperti penggantian alat yang rusak. Biaya tetap dalam operasioal PLTMH Cisaat adalah biaya per bulan untuk menggaji karyawan yang merawat serta mengumpulkan iuran dari warga Kampung Cisaat yang memanfaatkan PLTMH tersebut. Biaya tetap secara rinci disajikan pada Tabel 12.


(49)

33

Tabel 12 Biaya operasional PLTMH Cisaat tahun 2012

Personil

Jumlah (orang)

Total Biaya/bulan (Rp)

Total Biaya/tahun (Rp)

Operator 1 22.000 264.000

Administrasi 1 22.000 264.000

Total 528.000

Sumber: Data primer, diolah (2015)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dialokasikan untuk keperluan pemeliharaan PLTMH serta untuk pembangunan desa seperti perbaikan jalan. Dikarenakan PLTMH Cisaat masih terhitung baru dalam beroperasi dan alat-alat yang ada masih bagus, maka biaya-biaya tersebut belum dikeluarkan. Saat musim hujan terjadi longsor besar di Kampung Cisaat, jaringan tertimbun dan hanyut. Namun biaya tersebut tidak dikeluarkan karena mesin tersebut masih baru dan bergaransi.

Manfaat yang diterima dari adanya PLTMH berupa manfaat langsung yang berasal dari iuran warga yang memanfaatkan PLTMH. Besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan warga, iuran yang dibayar warga menjadi penerimaan bagi PLTMH. Total penerimaan PLTMH Cisaat yaitu Rp 3.168.000 per tahun yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Total penerimaan PLTMH Cisaat tahun 2012

Tarif/bulan Jumlah Rumah Tangga Total/bulan Total/tahun

(Rp) Pengguna (Rp) (Rp)

12.000 22 264.000 3.168.000

Sumber: Data primer, diolah (2015)

Dalam melakukan estimasi kelayakan PLTMH, diasumsikan

pembangunan PLTMH Cisaat memiliki umur ekonomis proyek selama sepuluh tahun yang didasarkan pada ketahanan alat mikrohidro. Asumsi lain yaitu menggunakan tingkat suku bunga sebesar 12% yang merupakan suku bunga pinjaman. Hal ini didasarkan pada kondisi apabila masyarakat Kampung Cisaat tidak mendapatkan bantuan dana atau hibah dari pemerintah sehingga harus meminjam dana dalam pembangunan PLTMH Cisaat.

Estimasi kelayakan pada proyek PLTMH dilakukan menjadi dua skenario. Skenario I yaitu jika biaya investasi dimasukkan sebagai biaya pengeluaran


(50)

34

karena modal sendiri. Skenario II yaitu jika biaya investasi tidak dimasukkan sebagai biaya pengeluaran karena merupakan hibah dari pemerintah. Skenario II merupakan kondisi sebenarnya yang terjadi pada pembangunan PLTMH Cisaat.

Dana yang digunakan untuk pembangunan PLTMH Cisaat berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas sumbangsih PT. PLN sebesar Rp 193.504.000. Masyarakat tidak perlu mengembalikan dana yang diberikan untuk pembangunan PLTMH Cisaat, sehingga biaya investasi tidak dimasukkan ke biaya pengeluaran PLTMH. Biaya yang dikeluarkan PLTMH Cisaat per tahun hanya biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 528.000. penerimaan yang diperoleh PLTMH Cisaat per tahun sebesar Rp 3.168.000.

Perhitungan NPV dilakukan pada skenario I dan skenario II dengan asumsi penerimaan dan biaya tetap sampai akhir umur proyek. Berdasarkan perhitungan pada skenario I diperoleh NPV1 yang bernilai negatif sebesar Rp 179.115.911.

NPV1 bernilai negatif menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Cisaat

tidak menguntungkan secara ekonomi. Pada skenario II diperoleh NPV2 yang

bernilai positif sebesar Rp 14.388.589. NPV2 bernilai positif menunjukkan bahwa

proyek pembangunan PLTMH Cisaat menguntungkan secara ekonomi.

Pada skenario I proyek pembangunan PLTMH Cisaat tidak

menguntungkan, hal tersebut terjadi karena biaya investasi yang besar sedangkan penerimaannya kecil. Agar proyek menguntungkan secara ekonomi, perlu adanya peningkatan penerimaan. Dengan cara memanfaatkan listrik PLTMH yang terbuang. Salah satunya membuat usaha penggilingan padi.

6.3 Perbandingan Manfaat Listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN

Sistem pembayaran listrik PLTMH Cisaat ditentukan berdasarkan kesepakatan warga Kampung Cisaat. Besarnya biaya listrik per bulan yang harus dikeluarkan responden yaitu sebesar Rp 12.000. Besarnya watt listrik dirumah yaitu sebesar 200 watt. Pembayaran iuran listrik dilakukan setiap bulan. Warga Kampung Cisaat yang memanfaatkan PLTMH tersebut diwajibkan untuk membayar iuran ke bendahara.

Dengan adanya PLTMH Cisaat tentunya memberikan manfaat bagi masyarakat Kampung Cisaat. Masyarakat Kampung Cisaat tidak perlu membayar


(51)

35 biaya pemasangan listrik dan pembangunan PLTMH tersebut dikarenakan mendapat dana hibah dari pemerintah.

Selain itu, keuntungan yang dirasakan masyarakat yang menggunakan PLTMH Cisaat yaitu tariff listrik yang lebih murah dibandingkan dengan listrik dari PLN. Tarif listrik per watt dari PLTMH Cisaat yang mendapatkan dana hibah dari pemerintah yaitu sebesar Rp 60 per watt, sedangkan tarif listrik yang berasal dari PLN dengan watt terendah yaitu 450 watt sebesar Rp 945 per watt. Harga ideal jika membangun PLTMH dengan modal sendiri dengan kapasitas 5500 watt yaitu sebesar Rp 69.981 per watt.

Tarif Listrik PLTMH Cisaat yang Mendapat Dana Hibah

Tarif = Iuran per bulan = Rp 12.000

Daya tiap rumah 200 watt

= Rp 60 per watt

Harga Ideal Jika Pembangunan PLTMH Cisaat dengan Modal Sendiri

Keuntungan = selisih antara outflow dengan inflow

= Rp 194.032.500 – Rp 3.168.000

= Rp 190.864.500

Harga Ideal = Investasi + Operasional + keuntungan

Total Kapasitas

= Rp 193.504.500 + Rp 528.000 + Rp 190.864.500 5500 watt

= Rp 69.981, 27 per watt

Dibulatkan = Rp 69.981 per watt

6.4 Manfaat Sosial Ekonomi dari Keberadaan PLTMH Cisaat

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kampung Cisaat merupakan salah satu proyek dari CSR PLN. Proyek tersebut bertujuan untuk membangun desa mandiri energi. Kampung Cisaat merupakan salah satu yang mendapat sumbangsih dari CSR PLN berupa PLTMH. Beberapa manfaat dari sisi sosial ekonomi PLTMH Cisaat yang telah dirasakan oleh


(52)

36

responden dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa dari 22 orang responden sebanyak 14 orang atau sebesar 63,64% menyatakan telah merasakan manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat, sedangkan sisanya sebanyak 8 orang atau sebesar 36,36% menyatakan belum secara signifikan merasakan manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat.

Manfaat sosial ekonomi yang telah dirasakan oleh masyarakat Kampung Cisaat diantaranya adalah sebesar 9,09% atau sebanyak 2 orang responden menyatakan pembangunan PLTMH Cisaat dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Warga yang memiliki warung di Kampung Cisaat merasakan pendapatan yang meningkat sejak adanya PLTMH Cisaat. Hal ini dikarenakan, warung tersebut sekarang sudah memiliki kulkas untuk menjual es. Sebesar 9,09% atau sebanyak 2 orang responden menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat, warga memperoleh pekerjaan sebagai operator PLTMH. Warga tersebut bekerja sebagai operator dan administrasi. PLTMH Cisaat memiliki 2 orang karyawan, operator bertugas sebagai pemelihara dan merawat mesin agar tidak cepat rusak. Selain itu operator juga mengecek mesin saat terjadi hujan deras, karena saat terjadi hujan deras dikhawatirkan jaringan akan tertimbun pasir dan hanyut.

Sebesar 4,55% atau sebanyak 1 orang responden menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat, masyarakat dapat melakukan pengajian di malam hari. Sebelum adanya listrik, kondisi di kampong Cisaat sangat sepi karena tidak ada lampu yang menerangi jalan di wilayah tersebut. Sehingga warga lebih memilih untuk di dalam rumah. Aktifitas di Kampung Cisaat banyak dilakukan di siang hari. Setelah adanya listrik di kampung tersebut, warga dapat melakukan aktifitas berupa pengajian bersama atau hanya sekedar berbincang dengan tetangga. Sebesar 4,55% atau sebanyak 1 orang responden menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat, anak-anak yang bersekolah dapat belajar di malam hari. Setelah adanya listrik, penerangan di Kampung Cisaat pada malam hari lebih baik dari sebelum adanya listrik. Hal ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, salah satuya adalah dapat belajar di malam hari. Sehingga prestasi mereka akan meningkat seiring bertambahnya waktu belajar mereka.


(53)

37

Tabel 14 Manfaat sosial ekonomi dari keberadaan PLTMH Cisaat

No Manfaat sosial ekonomi Jumlah (orang) persentase (%)

1 Meningkatkan pendapatan 2 9.09

Masyarakat

2 Memperoleh pekerjaan sebagai 2 9.09

operator PLTMH

3 Masyarakat dapat melakukan 1 4.55

pengajian di malam hari

4 Anak-anak dapat belajar 1 4.55

di malam hari

5 Mengurangi pengeluaran untuk 3 13.64

memanfaatkan kayu bakar

6 Masyarakat dapat hiburan dengan 5 22.73

dapat menonton televise

7 belum secara signifikan 8 36.36

merasakan manfaatnya

Total 22 100

Sumber: Data primer, diolah (2015)

Sebesar 13,64% atau sebanyak 3 orang responden menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat, pengeluaran masyarakat berkurang untuk memanfaatkan kayu bakar. Sebelum adanya listrik, warga Kampung Cisaat memasak dengan menggunakan kayu bakar, setelah adanya listrik pekerjaan mereka akan terbantu karena lebih efisien. Sebesar 22,73% atau sebanyak 5 orang responden menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat, masyarakat dapat terhibur dengan dapat menonton televisi. Selain itu, masyarakat tidak hanya terhibur, dengan menonton televisi mereka akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan seperti berita, cara memasak, dan lain-lain. Sebesar 36.36% atau sebanyak 8 orang responden menyatakan bahwa masyarakat belum secara signifikan merasakan manfaat adanya pembangunan PLTMH Cisaat.

6.5 Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 Capital (Natural Capital, Human Capital, Physical Capital, Social Capital, Economic Capital)

Pembangunan PLTMH Cisaat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Cisaat. Adapun dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital


(1)

9. Menurut anda, apakah adanya PLTMH Cisaat jumlah mengikuti pendidikan informal meningkat?

( )1 (STS) ( )2 (TS) ( )3 (S) ( )4 (SS) Alasannya:

10. Menurut anda, apakah adanya PLTMH Cisaat pelayanan posyandu meningkat? ( )1 (STS) ( )2 (TS) ( )3 (S) ( )4 (SS)


(2)

73

Lampiran 10 Kuesioner penelitian untuk pengelola

No : Hari/Tanggal : ...

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN

LINGKUNGAN

Jl. Kamper level 5 Wing 5 kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Telp. (0251) 8621 834, Fax (0251) 8421 762

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai “ANALISIS EKONOMI TERHADAP KEBERADAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) CISAAT DI DESA PURASEDA KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT”. Kami mohon partisipasi Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat menjadi data yang obyektif. Informasi yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasikan dan tidak digunakan untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasinya Kami ucapkan terimakasih.

KUESIONER PENGELOLA PLTMH CISAAT A.Karakteristik Responden

Nama :

Alamat :

1. Jeniskelamin : L/P

2. Usia : tahun

3. Status : Menikah/ BelumMenikah

4. Jabatan di Perusahaan :

B. Gambaran Umum Perusahaan

1. Jelaskan sejarah singkat mengenai PLTMH Cisaat ini?

... 2. Sudah berapa lama PLTMH Cisaat ini berdiri?

... 3. Apa tujuan keberadaan PLTMH Cisaat?

... 4. Apa saja kegiatan yang dilakukan pengelola PLTMH Cisaat?

... 5. Bagaimana mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat?

... 6. Bekerja sama dengan siapa sajakah PLTMH Cisaat ini?

... 7. Resiko apa sajakah yang anda hadapi pada PLTMH Cisaat?


(3)

8. Berapa generator yang digunakan PLTMH Cisaat?

………... 9. Berapa besar energi listrik yang dihasilkan PLTMH Cisaat?

………... 10. Berapa besar energi yang telah dimanfaatkan masyarakat Kampung Cisaat?

………...

11. Berapa kapasitas pada PLTMH Cisaat? Dapat hidup berapa lama? Pada jam berapa saja mesin di berhentikan?

………... 12. Problem apa saja yang dihadapi PLTMH Cisaat?

………... 13. Mengapa Kampung Cisaat belum terjamah oleh PLN?

………... 14. Bagaimana perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN?

………...

15. Apakah dengan menggunakan PLTMH Cisaat dapat menghemat biaya produksi? Jika Ya, berapa biaya penghematannya?

………... 16. Berapa jumlah pengelola PLTMH Cisaat?

………... 17. Berapa rumah yang di aliri listrik dari PLTMH Cisaat?

………... 18. Apakah PLTMH ini mendapatkan keluhan dari lingkungan sekitar?

19. Biaya apa saja yang dikeluarkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Cisaat?

a. Biaya Tetap

 Lahan Tepatnya: Rp ……….

 Perizinan Tepatnya: Rp ……….

 Peralatan Tepatnya: Rp ……….

 Biaya Investasi lainnya Tepatnya: Rp ………. b. Biaya Variabel

 Biaya sewa peralatan (jika ada) Tepatnya: Rp ……….  Biaya pajak/retribusi Tepatnya: Rp ……….

 Upah tenaga kerja Tepatnya: Rp ……….

 Biaya operasional Tepatnya: Rp ……….

 Biaya operasional lainnya Tepatnya: Rp ……….

c. Lain-lain Tepatnya: Rp ……….

d. Total biaya yang dikeluarkan Tepatnya: Rp ……….

20. Total pendapatan dari pemanfaatan PLTMH Cisaat: Rp ……….…/tahun

21. Besar keuntungan dari pemanfaatan PLTMH Cisaat: Rp ………./tahun

22. Berasal dari mana sajakah sumber modal dari PLTMH Cisaat? Berapakah jumlahnya (rupiah)?


(4)

75 Lampiran 11 Dokumentasi penelitian


(5)

(6)

77 RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Maret 1992, dari pasangan Bachrudin dan Sugiarti. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1997 di Taman Kanak-kanak Bhayangkari Depok dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Kalisari 06 Jakarta Timur pada tahun 1998 hingga 2004. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 203 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan SMA diselesaikan di SMA Negeri 98 Jakarta Timur pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri yaitu Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama, diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah penulis aktif di beberapa organisasi kampus, seperti Economic Contest, Himpunan Profesi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (REESA) sebagai staff divisi Campus Social Responsibility (CSR) selama dua periode.