Aspek Lingkungan Aspek Teknologi Penelitian Terdahulu

18 Kerangka Operasional Daerah terpencil tidak mendapat pasokan listrik dari PLN Sumberdaya air Sungai dengan elevasi yang tinggi Energi listrik Permintaan listrik meningkat Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Pengelola Masyarakat pengguna Identifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat: Analisis Deskriptif Estimasi kelayakan usaha PLTMH Cisaat: Analisis Biaya Manfaat Identifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN: Analisis Deskriptif Identifikasi manfaat sosial ekonomi terhadap keberadaan PLTMH Cisaat: Analisis Deskriptif Identifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital: Analisis Deskriptif Gambar 1. Diagram Alur Pemikiran 19 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kampung Cisaat, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan bahwa Kampung Cisaat merupakan daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, disamping itu daerah tersebut masih menggunakan PLTMH Cisaat sebagai sumber listrik bagi Kampung Cisaat. Pengumpulan data primer dilaksanakan pada bulan Mei 2014 dan Januari 2015.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan masyarakat yang masih menggunakan PLTMH yaitu oleh masyarakat Kampung Cisaat serta wawancara secara langsung dengan pihak PLN dan Cihanjuang Inti Teknik. Teknik wawancara menggunakan daftar pertanyaan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari mempelajari buku-buku yang relevan dengan topik yang akan diteliti, penelitian terdahulu, jurnal, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Kantor Desa Puraseda, pengelola PLTMH Cisaat, PLN, Cihanjuang Inti Teknik dan instansi lainnya.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Responden yang dipilih adalah masyarakat Kampung Cisaat yang menggunakan PLTMH. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh maka penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive sampling. Jumlah pengambilan populasi responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 responden dari Kampung Cisaat karena hanya terdapat 22 rumah di kampung tersebut.

4.4 Metode Analisis Data

Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan komputer dengan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007. Matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 1. 20 Tabel 1 Matriks keterkaitan tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air untuk PLTMH Cisaat. Data primer Analisis deskriptif kualitatif 2. Mengestimasi kelayakan proyek PLTMH Cisaat. Data primer dan sekunder Analisis biaya manfaat 3. 4. 5. Megidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN. Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi terhadap keberadaan PLTMH Cisaat. Mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai dampak keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5 capital natural capital, human capital, physical capital, social capital, economic capital Data primer Data primer Data primer Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif

4.4.1 Identifikasi Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH Cisaat

Mengidentifikasi mekanisme pemanfaatan air dari sungai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH Cisaat menggunakan metode analisis deskriptif. Identifikasi mekanisme pemanfaatan air ini dapat dilakukan dengan melihat proses atau prinsip kerja PLTMH Cisaat dari hulu ke hilir, yaitu diawali dengan pembangunan bendungan untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH hingga akhirnya listrik yang dihasilkan oleh generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang- tiang listrik menuju rumah konsumen. Data ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dengan pihak PLN serta pengelola PLTMH Cisaat.

4.4.2 Estimasi Kelayakan Proyek PLTMH Cisaat

Estimasi kelayakan pembangunan PLTMH Cisaat dilakukan dengan analisis biaya dan manfaat dengan menghitung net present value NPV. Manfaat dan biaya yang dihitung dengan discount factor yang telah memperhitungkan time 21 value of money selama umur proyek. Besarnya iuran listrik dari PLTMH Cisaat sebesar Rp 12.000 per bulan. Nilai NPV dapat dihitung dengan menggunakan Micrsoft Excel atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut Gittinger 1986: Keterangan: Bt =penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t rupiah Ct =biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t rupiah 11+i t =Discount Factor N =umur proyek t =1,2,3,.......n

4.4.3 Identifikasi Perbandingan Manfaat Listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN

Mengidentifikasi perbandingan manfaat listrik dari PLTMH Cisaat dengan PLN menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis perbandingan manfaat listrik ini dapat dilakukan dengan menanyakan persepsi masyarakat Kampung Cisaat yaitu dengan menanyakan manfaat apa saja yang diterima warga atas keberadaan PLTMH tersebut dan membandingkannya dengan jika masyarakat Kampung Cisaat menggunakan PLN. Data ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dengan masyarakat Kampung Cisaat yang masih menggunakan PLTMH tersebut.

4.4.4 Identifikasi Manfaat Sosial Ekonomi terhadap Keberadaan PLTMH

Cisaat Identifikasi manfaat sosial ekonomi atas keberadaan PLTMH Cisaat menggunakan metode analisis deskriptif. Dilakukan dengan menanyakan persepsi masyarakat Kampung Cisaat yaitu dengan menanyakan manfaat sosial ekonomi apa saja yang dirasakan masyarakat sekitar yang menggunakan PLTMH Cisaat. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan dari observasi di lapangan. Hasil penelitian di lapangan dengan wawancara menggunakan alat bantu 22 kuesioner diinterpretasikan untuk menggambarkan kenyataan di lapangan. Hasil dari analisis tersebut dapat menjelaskan manfaat apa saja yang telah diterima oleh masyarakat Kampung Cisaat dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat. Data ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dengan masyarakat Kampung cisaat.

4.4.5 Identifikasi Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Keberadaan PLTMH Cisaat bagi 5

Capital Natural Capital, Human Capital, Physical Capital, Social Capital, Economic Capital Dampak keberadaan PLTMH Cisaat dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan data hasil kuesioner dan wawancara responden mengenai perubahan kondisi di Kampung Cisaat yang menggunakan PLTMH Cisaat. Dampak dari keberadaan PLTMH Cisaat dianalisis secara deskriptif menggunakan Skala Likert berdasarkan hasil kuesioner dan observasi langsung secara obyektif mengenai kondisi di Kampung Cisaat. Menurut Riduwan dan Sunarto 2007 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Alternatif jawaban misalnya: Sangat puas 5; puas 4; cukup puas 3; kurang puas 2; tidak puas 1 ini ada sebagian ahli identik dengan skala ordinal, tetapi ada juga yang berpendapat interval. Keduanya mempunyai alasan yang kuat dan tergantung persepsinya masing-masing. Jika yang berpendapat skala interval tanpa menggunakan transformasi MSI, tetapi alternatif jawaban responden 1-5 ini dikatakan ordinal, maka untuk persyaratan analisis parametrik data ordinal transformasi MSI ke data interval. Denga menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis persepsi dengan rataan skor. Metode ini mengenali indikator utama dalam pembangunan PLTMH Cisaat meliputi persepsi masyarakat terhadap dampak yang dirasakan masyarakat Kampung Cisaat dengan adanya pembangunan PLTMH Cisaat. Bobot nilai 23 jawaban responden pada kuesioner adalah dengan Skala Likert yang diberi secara kuantitatif dari 1 sampai 4. Cara penilaian terhadap hasil jawaban responden dengan Skala Likert dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2 Bobot nilai jawaban responden Jawaban responden Bobot nilai Sangat setuju 4 Setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Kesimpulan pada setiap variabel digunakan rata-rata dari setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali total responden pada masing-masing skor dengan skornya, kemudian dibagi dengan jumlah total responden secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari rataan skor tersebut adalah: Sumber: Nazir 2002 Keterangan: Rs = Rata-rata ni = Responden yang memiliki skor tertentu si = Bobot skor N = Jumlah total responden Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai rataan skor dengan rumus: Sumber: Nazir 2002 Keterangan: Rs = Rata-rata m = Jumlah alternatif jawaban tiap pernyataan Penelitian ini menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 4 sehingga nilai skor rataan yang diperoleh menjadi: Rs = 0,75 24 Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai skor rataan Skor rataan Jawaban responden Interpretasi hasil 1,00-1,75 Sangat tidak setuju Tidak mempengaruhi 1,76-2,50 Tidak setuju Sedikit mempengaruhi 2,51-3,25 Setuju Mempengaruhi 3,26-4,00 Sangat setuju Sangat mempengaruhi 25 V GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampung Cisaat, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa Puraseda memiliki luas wilayah sebesar 390,440 Ha yang terdiri dari 12 Rukun Warga RW dan 29 Rukun Tetangga RT. Jumlah penduduk di Desa Puraseda berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi laki laki sebanyak 4473 orang dan perempuan sebanyak 3357 orang. Masyarakat di Desa Puraseda mayoritas bekerja sebagai buruh. Secara topografi, Desa Puraseda terbagi menjadi 42 dataran rendah dan 58 pegunungan. Adapun batas-batas wilayah Desa Puraseda adalah sebagai berikut: Sebelah Barat : Desa Pabangbon Sebelah Timur : Desa Purasari Sebelah Selatan : Kecamatan Nanggung Sebelah Utara : Desa Karyasari Lokasi ini merupakan kawasan yang menggunakan Pembangkit Lisrik tenaga Mikrohidro PLTMH Cisaat. PLTMH Cisaat merupakan program Corporate Social Responsibility CSR PLN pada tahun 2012 yang bertujuan membangun desa mandiri energi yang ditujukan pada wilayah yang belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Kampung Cisaat merupakan daerah yang terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN tetapi memiliki potensi air yang melimpah. Jarak dari Desa Puraseda ke Pusat kecamatan adalah 11 km. jarak dari Desa Puraseda ke otonomi daerah adalah 60 km. Jarak dari Ibukota Kabupaten Bogor ke Desa Puraseda dapat ditempuh dengan waktu 2 jam dengan menggunakan kendaraan mobil atau motor. Kondisi jalan yang dilalui dari Ibukota Kabupaten Bogor sampai ke Ibukota Kecamatan Leuwiliang cukup baik jalan aspal. Sedangkan kondisi jalan dari Kecamatan Leuwiliang menuju Desa Puraseda masih bisa dilalui oleh mobil. Selanjutnya harus disambung dengan menaiki ojeg motor sebanyak dua kali, karena kondisi jalanan yang sempit, menanjak serta banyaknya bebatuan dan tanah yang membuat jalanan tersebut sulit untuk dilalui meskipun menggunakan motor. Jika menggunakan angkutan