Perumusan Masalah . Analisis Ekonomi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cisaat Di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

8 a. Jarak antara sumber air sentral listrik dengan daerah yang akan diberi tenaga listrik tak begitu jauh. b. Daerah yang akan diberi tenaga listrik mempunyai banyak rumah yang tetap. c. Baik dan tidaknya daerah tersebut untuk dilalui jaringan distribusi tenaga listrik. d. Daerah tersebut belum mendapat tenaga listrik dari PLN. e. Ada distribusi rakyat atau setelah adanya tenaga listrik, industri berkembang. c. Persyaratan sosial ekonomi dan politik: Persyaratan ini di suatu daerah desa berfungsi melengkapi persyaratan tehnik. Yang dimaksud persyaratan ini adalah analisa dan penelitian tentang bagaimana: 1. Keadaan prasarana yang meliputi: 1. Keadaan perumahan penduduk 2. Penghasilan penduduk, yaitu kemampuan penduduk untuk mempergunakan tenaga listrik 3. Keadaan pendidikan umum, agama, dan kesehatan 2. Keadaan demografinya yang meliputi: a. Jumlah penduduk, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang dewasa maupun anak-anak b. Jumlah kelahiran dan kematian rata-rata tiap tahun 3. Keadaan kesuburan serta pengolahan tanah 4. Pemilikan tanah dibanding dengan jumlah penduduk Untuk saat ini perlu dipertimbangkan, apakah daerah yang akan didirikan PLTM ini mampu atau tidak ikut membiayai pembangunan PLTM tersebut. Dengan sendirinya prioritas akan diberikan pada daerah yang mampu dan diharapkan modal bias kembali. Akan tetapi bila dipandang dari segi sosial-poltik sangat perlu, maka pemerintah pusat langsung mendirikan PLTM di daerah yang dikehendaki tersebut. 9 d. Persyaratan biaya: Untuk pembiayaan suatu PLTM ada ancer-ancer perbandingan biaya: Bangunan sipil : 25 Pembangkit : 30 Transmissidistribusi : 45 Apabila ancer-ancer pembiayaan tersebut terlalu jauh meleset, bias ditunda pelaksanaannya. Misalnya bangunan sipil terlalu mahal, atau distribusi harga terlalu tinggi, akan kurang efisien. Untuk PLTM grup a perlu adanya pengembalian modal ditambah bunganya ±2 tergantung daerahnya: 1. Daerah maju antara 5-10 tahun 2. Daerah menengah kira-kira 10-30 tahun 3. Daerah minus 30 tahun lebih atau dibebaskan sama sekali Adapun pembagian pembiayaan antara pusat dan daerah tergantung perjanjian. Tetapi sampai saat ini pembiayaan tidak termasuk biaya pembangunan dari distribusi sampai ke rumah-rumah, jadi biaya pembangunan masih dibebankan pada para langganan. Diperhitungkan untuk suatu PLTM lengkap yang Rp. 30,-- juta biaya pembangunan sekitar Rp. 3,-- sampai Rp. 5,-- juta. Maka dari itu untuk selanjutnya akan diusahakan pembiayaan yang mencakup penyambungan sampai kerumah-rumah, agar bias seragam aman dan murah. Tenaga listrik yang dihasilkan diharapkan tidak hanya untuk penerangan saja, akan tetapi untuk industry agar modal bias kembali, dan hasil-hasil industri daerah maju.

2.4 Mekanisme Pemanfaatan Air untuk PLTMH

Pemanfaatan aliran air dari sungai untuk Pembangkit Listrik Mikrohidro adalah sebagai berikut. Air dari sungai dibendung, kemudian dialirkan melalui parit. Sebagian air dialirkan ke dalam bak penampungan dan sebagian lagi di alirkan untuk keperluan irigasi. Air dalam bak penampungan kemudian disaring dan dialirkan ke dalam bak penenang. Bak penenang berfungsi untuk menenangkan air agar tidak terjadi kumparan air yang dapat menyebabkan turbin bekerja tidak efisien. Air dalam bak penenang kemudian dialirkan melalui pipa- pipa besar yang disebut penstock yang menuju power house. Didalamnya terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi 10 mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut hydroelectric. Putaran turbin menyebabkan generator berputar. Di dalam generator energi air yang digerakkan turbin diubah menjadi energi listrik. Untuk menghasilkan tegangan yang tinggi maka perku adanya transformator Prasetia 2009.

2.5. Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH

Menurut Ibrahim 2003 studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk memerima atau menolak suatu gagasan usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat benefit baik dalam arti finansial maupun sosial. Menurut umar 2005 analisis proyek memiliki beberapa tujuan diantaranya: 1 untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2 menghindari pemborosan sumber-sumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3 mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan 4 menentukan prioritas investasi. Salah satu criteria dalam analisis kelayakan adalah net present value NPV. NPV suatu proyek adalah selisih antara nilai sekarang manfaat dengan arus biaya. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Criteria investasi berdasarkan NPV yaitu: 1 NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal social Opportunity Cost faktor produksi normal atau dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. 2 NPV 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. 3 NPV 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang digunakan atau dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

2.6 Analisis Deskripsi Berdasarakan Persepsi

Persepsi menurut Applebaum 1973 dalam Faiqoh 2013 adalah suatu proses interpretasi yang dilakukan seseorang terhadap realitas yang diterimanya. Rakhmat 2005 dalam Faiqoh 2013 menyatakan bahwa persepsi adalah