Namun stres oksidasi berat dapat merusak secara permanen DNA, protein dan lemak Hidajat 2005.
2.3. Ekstraksi Komponen Bioaktif Ekstraksi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran beberapa zat
menjadi komponen-komponen yang terpisah. Ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu aquoeus phase dan organic phase. Aquoeus phase dilakukan
dengan menggunakan pelarut air dan organic phase ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut organik Winarno et al.1973.
2.3.1. Kelarutan komponen bioaktif Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas,
kemampuan untuk mengekstrak, toksisitas, kemudahan untuk diuapkan, dan harga pelarut Harbone 1984. Jenis dan mutu pelarut yang digunakan sangat
menentukan keberhasilan proses ekstraksi, pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan zat yang diinginkannya, mempunyai titik didih yang rendah, murah,
tidak toksik, dan mudah terbakar Ketaren 1986. Beberapa pelarut dan sifat fisiknya dapat dilihat pada Tabel 1. Semakin besar konstanta dielektrik, maka
semakin polar pelarut tersebut. Tabel 1. Beberapa pelarut organik dan sifat fisiknya
Pelarut Rumus
molekul Titik didih
o
C Titik beku
o
C Konstanta
dielektrik Masa molar
gmol Heksana
C
6
H
14
69 -94
1,8 32,0
Etil asetat C
4
H
8
O
2
77 -84
6,0 86,2
Metanol CH
4
O 65
-98 32,6
88,1 Air
H
2
O 100
80,2 18,0
Sumber : Godfrey dan Norman 1972 diacu dalam Pramadhany 2006
2.3.2. Metode ekstraksi
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber komponen tersebut. Komponen yang
dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan atau cairan. Ada beberapa metode umum ekstraksi yang dapat dilakukan yaitu ekstraksi dengan pelarut,
distilasi, supercritical fluid extraction SFE, pengepresan mekanik, dan sublimasi. Diantara metode-metode yang telah diaplikasikan, metode yang
banyak digunakan adalah distilasi dan ekstraksi dengan menggunakan pelarut.
Metode ekstraksi dikelompokkan menjadi dua yaitu ekstraksi sederhana dan ekstraksi khusus Harbone 1984. Ekstraksi sederhana antara lain terdiri atas
maserasi, perkolasi, reperkolasi, evakolasi, dan diakolasi. Ekstraksi sederhana menurut Harbone 1984 adalah sebagai berikut:
a maserasi, yaitu metode ekstraksi dengan cara merendam sampel dalam
pelarut dengan atau tanpa pengadukan; b
perkolasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan; c
reperkolasi, yaitu perlokasi dimana hasil perkolasi digunakan untuk melarutkan sampel di dalam perkolator sampai senyawa kimianya
terlarutkan; d
evakolasi, yaitu perkolasi dengan pengurangan tekanan udara; e
diakolasi, yaitu perkolasi dengan penambahan tekanan udara. Metode ekstraksi khusus tersebut antara lain soxhletasi, arus balik, dan ultrasonik.
Ekstraksi khusus menurut Harbone 1984 adalah sebagai berikut: a
soxhletasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan untuk melarutkan sampel kering dengan menggunakan pelarut bervariasi;
b arus balik, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan dimana
sampel dan pelarut saling bertemu melalui gerakan aliran yang berlawanan;
c ultrasonik, yaitu ekstraksi dengan menggunakan alat yang menghasilkan
frekuensi bunyi atau getaran antara 25-100 KHz. Secara umum ekstraksi bertingkat dilakukan secara berturut-turut dimulai
dengan pelarut non polar heksana lalu dengan pelarut yang kepolarannya menengah etil asetat dietil eter kemudian dengan pelarut polar metanoletanol,
dengan demikian akan diperoleh ekstrak kasar yang mengandung berturut-turut senyawa non polar, semi polar, dan polar. Prosedur untuk memperoleh
kandungan senyawa organik adalah dengan menggunakan alat soxhlet dengan sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan pemisahan lipid, kemudian
digunakan pelarut organik yang lebih polar. Metode ini berguna bila kita bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali proses pemisahan kandungan mencapai
proses yang sempurna, dan senyawa yang sama mungkin terdapat dalam beberapa fraksi Harborne 1984.
2.4. Antioksidan