PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Susu merupakan hasil sekresi dari kelenjar susu hewan mamalia yang diperoleh dengan cara pemerahan. Susu merupakan bahan makanan yang bernilai nutrisi tinggi. Kandungan lengkap kelima gizi utama terdapat dalam susu. Adapun komposisi penyusun utama susu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kuantitatif Susu Komponen Utama Batasan dari Variasi Nilai Rataan Air 85.5 – 89.5 87.5 Total Padatan 10.5 – 14.5 13.0 Lemak 2.5 – 6.0 3.9 Protein 2.9 – 5.0 3.4 Laktosa 3.6 – 5.5 4.8 Mineral 0.6 – 0.9 0.8 Sumber : Sudarwanto 1996 Salah satu target pemerintah sampai tahun 2009 yaitu peningkatan produksi susu dalam negeri menjadi 15 literlaktasihari dari produksi susu dalam negeri saat ini yang hanya mampu mencapai 10 literlaktasihari. Idealnya produksi susu dalam negeri dapat ditingkatkan hingga 20 literlaktasihari. Belum tercapainya kondisi ideal ini menyebabkan 67 susu masih harus diimpor dari luar untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri yang mencapai 1.5 miliar liter per tahun. Kebutuhan impor yang besar menjadikan harga susu cenderung tinggi. Tingginya harga susu ini berdampak pada rendahnya tingkat konsumsi susu dalam negeri. Dibandingkan dengan negara lain, seperti yang terlihat pada Tabel 2, tingkat konsumsi susu di Indonesia hanya mencapai 7.7 liter per tahun per orang http:depdagri.go.id . 2 Tabel 2. Data Statistik Konsumsi Susu Nama Negara Konsumsi Susu literorangtahun India 44.9 Malaysia 25.0 Thailand 25.0 Singapura 20.0 Filipina 11.0 Vietnam 8.5 Indonesia 7.7 Sumber : http:depdagri.go.id Selain itu meningkatnya kepedulian konsumen akan rasa, warna, aroma dan nilai gizi dari makanan yang dimakan juga menjadi tantangan ke depan untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri bukan hanya dari kuantitas tetapi juga kualitas. Susu memiliki kelemahan karena termasuk bahan makanan yang mudah rusak perishable food. Hal ini disebabkan kandungan bahan di dalam susu seperti zat gizi, pH dan suhu, sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme terutama mikroorganisme perusak atau pembusuk Sudarwanto, 1996. Bahkan susu dapat bertindak sebagai sumber penularan penyakit yang membahayakan kesehatan manusia. Saat ini pasteurisasi merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk meningkatkan umur simpan dan menjaga keamanan makanan dengan menginaktivasi jamur dan mikroorganisme berbahaya. Pasteurisasi susu merupakan salah satu cara pengawetan susu melalui pemanasan pada suhu tertentu di bawah titik didih susu. Akan tetapi pemanasan susu di bawah titik didih menyebabkan susu pasteurisasi belum bebas dari sejumlah mikroorganisme. Pemanasan pada proses pasteurisasi susu dapat menjadi titik kritis untuk perkembangan mikroorganisme yang tahan terhadap suhu tinggi. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa warna, aroma dan nutrisi dapat mengalami degradasi karena panas, untuk itu diperlukan adanya 3 suatu metode alternatif lain untuk pengolahan makanan. Metode nonthermal menjadi salah satu alternatif pilihan yang dapat memberikan kesegaran seperti proses makanan yang diolah secara minimal dengan kehilangan yang kecil dari segi warna, aroma dan nutrisi. Kelompok peneliti dari berbagai dunia mempelajari penggunaan Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggi atau High Pulsed Electric Field HPEF sebagai salah satu metode nonthermal yang dapat menjadi alternatif metode pengolahan makanan secara konvensional Gustavo et al., 2000. Proses pasteurisasi makanan dengan menggunakan metode HPEF memiliki beberapa kelebihan, salah satunya dapat menghasilkan produk makanan dengan kualitas yang tinggi dari segi rasa, kandungan nutrisi dan umur simpan. Teknologi HPEF juga memiliki kebutuhan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan HTST High Temperature Short Time. Proses inaktivasi mikroorganisme yang lebih efektif, mudah dan aman, dapat menghasilkan produk susu sapi dengan sifat fungsional yang optimal, tidak mengalami perubahan penampakan fisik dan dapat mencapai standar kualitas produk yang memiliki daya saing di pasaran. Metode Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggi atau HPEF High Pulsed Electric Field merupakan teknologi inaktivasi mikroorganisme terbaru yang diterapkan pada bahan pangan. Kendala utama metode HPEF ini antara lain yaitu biaya aplikasi dan perawatan yang sangat mahal, selain itu metode ini mempunyai kelemahan karena pengaruh kuat medan listrik terhadap kandungan nutrisi yang memiliki cairan dielektrium belum dapat dijelaskan. Beberapa modifikasi unit HPEF telah dilakukan untuk mengkaji penerapan HPEF untuk menginaktivasi mikroorganisme, salah satunya dengan mengganti komponen pembangkit tegangan generator menggunakan fly back TV. 4

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggi atau High Pulsed Electric Field HPEF untuk inaktivasi mikroorganisme, dengan bahan uji berupa produk susu sapi segar. Secara khusus, tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui parameter kritis alat HPEF dalam inaktivasi mikroorganisme.

2. Mengetahui kinerja teknis HPEF dari sisi :

- Mengetahui jumlah mikroorganisme sebelum dan sesudah inaktivasi. - Mengetahui pengaruh perlakuan suhu dan jarak antar elektroda terhadap laju inaktivasi mikroorganisme. - Mengetahui perubahan suhu susu di dalam chamber selama proses inaktivasi berlangsung. 3. Membuat model matematis laju inaktivasi mikroorganisme. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler

0 41 105

Pengembangan sistem pasteurisasi berbasis kombinasi Ultraviolet (UV) dan Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggi (HPEF) untuk susu kambing

0 12 214

Laju inaktivasi mikroba pada berbagai perlakuan jarak elektrode pada teknologi medan pulsa listrik tegangan tinggi sistem sirkulasi

0 10 7

Aplikasi Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggi (High Pulse Electric Field) sebagai Salah Satu Cara Mempertahankan Kualitas Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Susu Segar

0 8 18

Aplikasi Metode Medan Listrik Tegangan Tinggi (High Pulsed Elenric Field) Sebagai Cara Mempertahankan Kualitas Fisik, Kimia Dan Mikrobiologis Susu Segar (Application of High Pulsed Electric Field to Maintain in Physical, Chemical and Microbiology of Fresh

0 5 13

Aplikasi Ultraviolet dan High Pulsed Electric Field (HPEF) terhadap Reduksi Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 pada Susu Kambing

0 4 144

Kajian Sifat Listrik dan Aplikasi Medan Listrik terhadap Kualitas Susu Sapi Segar.

2 15 49

INAKTIVASI MIKROBA PATOGEN Salmonella thypii DALAM SUSU MENGGUNAKAN MEDAN LISTRIK BERDENYUT TEGANGAN TINGGI.

0 0 8

POTENSI TEKNOLOGI MEDAN PULSA LISTRIK UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS DAGING: SEBUAH ULASAN Potency of Pulsed Electric Fields Technology for Improving Meat Quality: A Review

0 0 12

Pasteurisasi Non-Termal Pada Susu Sapi Segar untuk Inaktivasi Bakteri Staphylococcus aureus Berbasis Pulse Electric Field (PEF)

0 0 15