SST dan Anomali SST

2.4 SST dan Anomali SST

Suhu permukaan laut SST adalah suhu air dekat dengan permukaan laut. Suhu air laut terutama di lapisan permukaan sangat bergantung pada jumlah cahaya yang diterima dari sinar matahari. Daerah-daerah yang menerima sinar matahari terbanyak adalah daerah yang berada pada lintang 0 o oleh karena itu suhu air laut tertinggi adalah di equator Weyl 1970 dalam Pardede 2001. Suhu permukaan air laut biasanya berkisar 27 o C−29 o C di daerah tropis dan 15 o C−20 o C di daerah subtropis. Suhu ini menurun secara teratur menurut kedalaman. Suhu air laut relatif konstan antara 2 o C−4 o C di kedalaman lebih dari 1000 m King 1963 dalam Pardede 2001. Perubahan SST terjadi pada siang hari, seperti udara di atasnya, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah karena panas yang lebih tinggi. Suhu air di perairan nusantara umumnya berkisar antara 28 o C−38 o C. Di lokasi yang sering terjadi penaikan air upwelling seperti laut Banda, suhu air permukaan bisa turun sampai 25 o C, ini disebabkan karena air yang dingin di lapisan bawah terangkat ke atas permukaan Pardede 2001. SST dekat pinggiran suatu daratan, angin lepas pantai menyebabkan naiknya massa air di bawah permukaan air laut ke permukaan air laut, yang dapat menyebabkan pendinginan yang signifikan, namun di perairan dangkal atas sering hangat. Angin darat dapat menyebabkan pemanasan yang cukup besar bahkan di daerah yang peningkatannya cukup konstan, seperti pantai barat laut Amerika Selatan. Nilai-nilainya yang penting dalam memprediksi cuaca SST sebagai pengaruh atmosfer atas, seperti dalam pembentukan angin laut. Hal ini juga digunakan untuk mengkalibrasi pengukuran dari satelit cuaca Anonim 2011. Suhu muka laut di perairan Indonesia dapat digunakan sebagai indeks banyaknya uap air pembentuk awan di atmosfer. Jika suhu muka laut dingin maka uap air di atmosfer menjadi berkurang, sebaliknya jika suhu muka laut panas maka uap air di atmosfer banyak. Pola suhu muka laut di Indonesia secara umum mengikuti gerak tahunan matahari. Suhu muka laut di Samudera Hindia kecuali sebelah barat Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Nangro Aceh Darussalam mempunyai rentang perubahan yang cukup lebar yaitu minimum berkisar 26°C pada bulan Agustus hingga maksimum berkisar 31,5°C pada bulan Februari – Maret. Wilayah perairan lainnya umumnya mempunyai rentang perubahan lebih sempit yaitu berkisar 29,0°C hingga 31,5°C dan waktu terjadinya minimum dan maksimumnya tidak sama di setiap perairan BMG 2010. Anomali suhu permukaan laut SST diukur dari perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti Fox 2000; Nicholls dan Beard 2000 dalam Irawan 2005. Nilai positif pada anomali SST mengindikasikan bahwa SST Pasifik Equator Tengah dan Timur terjadi lebih tinggi dari rata-ratanya yang berimplikasi bahwa laut Indonesia lebih dingin. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan hujan di wilayah Indonesia Gutman et al. 2000. Sebaliknya nilai negatif mengindikasikan bahwa SST Pasifik Equator Tengah dan Timur terjadi lebih rendah dari rata-ratanya yang berimplikasi bahwa laut Indonesia menjadi lebih panas. Data anomali SST yang digunakan untuk memprediksi curah hujan yaitu Nino 3.4. Menurut Boer et al. 1999 dalam Ambarwati 2008 anomali SST di wilayah Nino 3.4 5 o LU−5 o LS dan 160 o BT−150 o BB memiliki hubungan yang kuat terhadap anomali curah hujan bulanan dibandingkan dengan anomali SST di zona Nino 1 5−10 o LS dan 80 o −90 o BB, Nino 2 5−10 o LS dan 80 o −90 o BB, Nino 3 5 o LU−5 o LS dan 90 o −150 o BB, Nino 4 5 o LU−5 o LS dan 150 o BB−260 o BT. Hal ini diperkuat oleh Ambarwati 2008 yang menyatakan bahwa anomali SST yang mempunyai pengaruh nyata terhadap wilayah Indonesia adalah Nino 3.4. Menurut Philander 1992 dalam Swarinoto 2009 nilai anomali SST Indonesia dan anomali SST Nino 3.4 dihitung berdasarkan hasil pengurangan antara nilai SST aktual dengan nilai SST rerata tempat bersangkutan. Jika anomali SST bernilai positif maka nilai aktual SST berharga lebih tinggi daripada rerata SST tempat yang bersangkutan. Sebaliknya jika anomali SST bernilai negatif maka nilai aktual SST berharga lebih rendah daripada rerata SST tempat yang bersangkutan.

2.5 El-Nino dan La-Nina