Pengaruh anomali SST terhadap curah hujan

Jumlah hotspot terendah di Riau pada setiap tahunnya pada umumnya terjadi pada saat curah hujan berada di atas rata-rata Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah hotspot terendah setiap tahunnya terjadi pada bulan Maret, Oktober, November, dan Desember, atau pada saat terjadi musim hujan di Provinsi Riau. Tabel 2 Hotspot terendah dan curah hujan di Riau pada periode 2001−2009 Tahun Bulan Curah hujan mm Jumlah Hotspot 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 November Desember November November November Desember November Oktober Maret 206 531 481 386 407 487 333 170 551 1 11 12 6 48 7 34 22 73 Perhitungan Analisis of Varian ANOVA untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara parameter curah hujan bulanan dengan hotspot menghasilkan nilai P value= 0,000 Tabel 3. Nilai P value yang kurang dari 0,05 ini menunjukkan bahwa curah hujan mempengaruhi kejadian kebakaran hutan dan lahan di Riau pada periode tahun 2001−2009. Tabel 3 Hasil analysis of variance hotspot dengan curah hujan Source DF SS MS F P Regression Residual Error Total 1 103 104 8905455 70218166 79123622 8905455 681730 13,06 0,000

5.1.4 Pengaruh anomali SST terhadap curah hujan

Gambar 10 menunjukkan hubungan anomali SST terhadap curah hujan di Provinsi Riau pada tahun 2001−2009. Anomali SST tertinggi pada periode tahun 2001−2009 terjadi pada bulan Desember 2002 sebesar +1,52 C dengan curah hujan 531 mm sedangkan SST terendah terjadi pada bulan Februari 2008 dengan nilai -1,89 C dan curah hujan 140 mm. Pada Gambar terlihat bahwa anomali SST tidak mempengaruhi kejadian curah hujan di Provinsi Riau pada periode 2001−2009. Anomali SST yang tinggi tidak menyebabkan curah hujan mengalami penurunan sebaliknya anomali SST yang rendah tidak menyebabkan curah hujan mengalami peningkatan. Gambar 10 Grafik hubungan anomali SST dan curah hujan di Riau pada tahun 2001−2009 Curah hujan maksimum yang terjadi di Provinsi Riau pada periode 2001 – 2009 terjadi pada rentang nilai anomali SST yang cukup besar -1,47 sampai dengan 1,52 o C. Curah hujan maksimum di Riau terjadi pada bulan Maret –April dan Oktober –Desember dan terjadi pada bulan Juli Tabel 4. Tabel 4 Curah hujan maksimum dan anomali SST di Riau pada periode 2001−2009 Tahun Bulan Curah hujan mm Anomali SST o C 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Oktober Desember Maret Oktober Juli Desember Oktober Maret Oktober 586 531 507 662 435 487 428 597 628 -0,10 1,52 0,59 0,69 0,25 1,19 -1,47 -1,15 0,94 Curah hujan terendah minimum yang terjadi di Riau pada periode 2001 sampai dengan 2009 terjadi pada rentang anomali SST yang besar -0,43 o C sampai dengan 0,72 o C Tabel 5. Curah hujan minimum di Riau pada periode 2001 sampai dengan 2009 terjadi pada bulan Februari dan Juni−Agustus. 100 200 300 400 500 600 700 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 Jan Ju n N o v Ap r Sep t Feb Ju l Des Mei Ok t m ar Ag st Jan Ju n N o v Ap r Ag st Feb Ju l Des Mei 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 C u rah Hu jan m m A n o m ali S S T o C Anomali SST CH Tabel 5 Curah hujan minimum dan anomali SST di Riau pada periode 2001−2009 Tahun Bulan Curah hujan mm Anomali SST o C 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Juli Februari Agustus Agustus Juni Juli Juli Juli Juli 96 24 134 68 70 80 181 38 74 0,10 0,23 0,03 0,72 0,40 0,13 -0,43 -0,03 0,72 Hasil perhitungan Analisis of Varian ANOVA untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara parameter curah hujan bulanan dengan Anomali SST menunjukkan nilai P value= 0,929 atau yang berarti nilai P value lebih besar daripada 0.05 Tabel 6. Hal ini menunjukkan bahwa di Provinsi Riau pada periode 2001−2009 curah hujan tidak dipengaruhi oleh anomali SST. Tabel 6 Hasil analysis of variance curah hujan dengan anomali SST Source DF SS MS F P Regression Residual Error Total 1 103 104 143 1853481 1853623 143 17995 0,01 0,929

5.1.5 Pengaruh anomali SST terhadap jumlah hotspot