2.4.2. Imunitas Humoral
Meskipun imunitas selular pada tumor lebih banyak berperan dibanding imunitas humoral tetapi tubuh membentuk juga antibodi terhadap antigen tumor.
Antibodi tersebut ternyata dapat menghancurkan sel tumor secara langsung atau dengan bantuan komplemen atau dengan efektor ADCC. Sel efektor ADCC
memiliki reseptor Fc misalnya sel NK dan makrofag opsonisasi atau dengan jalan mencegah adesi sel tumor. Pada penderita tumor sering ditemukan komplek
imun, namun pada kebanyakan tumor sifatnya masih belum jelas. Antibodi diduga lebih berperan pada sel yang bebas leukemia, metastasis tumor
dibanding tumor padat. Hal tersebut mungkin disebabkan karena antibodi membentuk komplek imun yang mencegah sitotoksisitas sel T. pada umumnya
desktruksi sel tumor lebih efisien bila sel tumor ada dalam suspensi. Adanya destruksi tumor sulit dibuktikan pada tumor yang padat Baratawidjaja
Rengganis 2009a; Kresno 2008.
Walaupun diyakini sistim imun dapat memberikan respon terhadap pertumbuhan kanker, pada kenyataannya banyak kanker yang tetap bisa tumbuh
karena immune surveillance terhadap kanker ini relatif tidak efektif. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor yaitu komponen sistem imun, mekanisme efektor
sistem imun dan imunogenitas tumor.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
3. HIPOTESIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Insiden kanker semakin meningkat dan perlu mendapat perhatian serius dalam pelayanan dan pengembangan obat kimia dan alternatif termasuk herbal.
Berdasarkan data RS Kanker Dharmais penyakit kanker terbanyak pada perempuan adalah kanker payudara. Salah satu potensi obat herbalalternatif bagi
penderita kanker adalah propolis yang telah dibuktikan khasiatnya melalui tikus percobaan di Jepang. Selama ini propolis yang paling banyak dipasarkan di
Indonesia adalah propolis Brasil. Padahal Indonesia Indonesia memiliki potensi produk propolis lokal karena memiliki hutan tropis terbesar ketiga setelah Brasil
dan Zaire Anonim 2009c; Anonim 2008. Komponen utama propolis Brasil adalah terpenoid dan turunan prenylated Bankova et al. 2008. Kandungan
propolis dipengaruhi oleh jenis lebah, musim, geografi dan habitat terutama jenis pohon di sekitar sarang lebah. Jenis lebah yang diternakkan di Brasil untuk
menghasilkan madu dan propolis sama dengan jenis lebah yang diternakkan di Indonesia, yaitu Apis melifera, tetapi berbeda habitatnya. Habitat ternak lebah di
Brasil adalah Baccharis dracunculifolia dan Eucaliptus sp., sementara di Indonesia Jawa Tengah pohon Calliandra, Pinus sp dan Camelia sinensis. Oleh
karena itu perbedaan habitat kemungkinan akan berakibat terhadap perbedaan kandungan kimia, kemampuan antioksidan dan efek biologis propolis. Potensi
propolis di Indonesia cukup banyak sementara pasar propolis di Indonesia didominasi oleh produk impor, terutama dari Brasil. Sampai saat ini penelitian
tentang efikasi propolis pada sel kanker manusia amat terbatas dan belum pernah ada yang menggunakan propolis Indonesia. Mempertimbangkan kandungan
propolis yang dipengaruhi oleh jenis lebah, jenis tanaman habitatnya, maka perlu dilakukan standarisasi proses, identifikasi dan standarisasi kandungan bioaktif
propolis Indonesia, uji efikasi dan keamanannya. Selain itu efek propolis terhadap sistem imun telah banyak dilakukan namun terbatas pada uji pada
binatang. Sejauh pengetahuan peneliti belum ada publikasi penelitian yang
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com