Modalitas Bedah Modalitas Radioterapi Modalitas Kemoterapi

2.3.5.1. Modalitas Bedah

Metode bedah adalah metode terapi kanker yang paling lama. Bedah dapat digunakan sebagai terapi kanker secara tunggal atau kombinasi dengan modalitas lainnya. Pasien kanker sering datang dengan status nutrisi yang buruk karena anoreksia atau metabolisme katabolik akibat pertumbuhan tumor. Faktor ini dapat memperlambat atau memperburuk kesembuhan setelah operasi. Pasien dapat mengalami neutropeni atau trombositopeni, yang dapat meningkatkan risiko sepsis atau perdarahan. Oleh karena itu penilaian pre-operatif sangat penting Aft 2002; Hohenberger 2002; Rosenberg 1997. Peranan bedah onkologi ada tiga yaitu sebagai pencegahan kanker, diagnosis kanker, dan terapi kanker.

2.3.5.2. Modalitas Radioterapi

Iradiasi dapat menghancurkan sel kanker karena laju metabolik sel kanker lebih tinggi dan sel kanker tidak mempunyai kemampuan seperti sel normal dalam perbaikan DNA yang rusak. Jenis radioterapi ada 2 yaitu radiasi eksternal dan brakiterapi. Radiasi eksternal jika sumber radiasi berasal dari luar tubuh. Sedangkan brakiterapi, jika sumber radiasi diletakkan di dalamsedekat mungkin dari sel kanker Hellman 1997. Efek samping radioterapi dapat akut dan delayed. Efek samping akut paling sering terjadi, dapat diantisipasi dan terjadi dalam jangka waktu terbatas. Beratnya efek samping bergantung pada tipe iradiasi, region tubuh dan volume iradiasi, dan kombinasi dengan terapi lainnya terutama dengan kemoterapi. Efek samping radioterapi lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 Bradley 2002; Hellman 1997.

2.3.5.3. Modalitas Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan zat atau obat yang berkhasiat untuk membunuh sel kanker. Obat tersebut disebut sitostatika, artinya penghambat kerja sel yang sedang tumbuh proliferasi. Obat sitostatika dapat Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com diberikan secara sistemik ke seluruh sistem tubuh, atau regional. Prinsip kemoterapi ada 3, yaitu membunuhmenghambat sel tumor induk dan anak sebar secara sistemik, mengetahui mekanisme kerja obat sitostatika, dan mengetahui sifat biologi sel tumor DeVita 1997; Ratain 1997. Tujuan pemberian kemoterapi ada 2 yaitu untuk tujuan kuratif dan paliatif. Tujuan kuratif artinya untuk menyembuhkan penyakit. Sedangkan tujuan paliatif adalah untuk mengurangi gejala penyakit dan untuk meningkatkan kualitas hidup penderitanya DeVita 1997. Sumber Hellman 1997 Obat-obat kemoterapi sitostatika bekerja terhadap sel yang berproliferasi baik pada sel kanker maupun sel normal. Sel kanker mempunyai kemampuan proliferasi tinggi. Sedangkan sel normal ada yang bersifat proliferatif dan non-proliferatif. Sel normal yang bersifat proliferatif adalah rambut, mukosa mulut, sumsum tulang, sperma. Dan sel normal yang bersifat non-proliferatif adalah otot, tulang, saraf, otak dan lain-lain. Kemoterapi membunuh sel dengan berbagai cara yaitu dengan menghambat fase-fase dalam siklus sel, menghambat pembentukan tetrahidrofolat, menghambat pembentukan nukleotida, menghambat pembentukan DNA dan menghambat konversi DNA menjadi RNA Papageorgio 2002; Ratain 1997. Efek samping kemoterapi dapat bervariasi dari ringan sampai berat, tergantung dari dosis kemoterapi dan regimennya. Terjadinya efek samping kemoterapi adalah akibat kerja obat kemoterapi terhadap sel normal yang aktif Tabel 3. Efek samping radioterapi akut Regio tubuh Efek samping akut Radioterapi SSP Mual muntah Kepala dan Leher Mukositis radang mulut dan tenggorok Hilang rasa kecap hipoaguesia Hilang rasa hidu Mediastinum Esofagitis Abdomen atas Gastritis, madigestif, malabsorbsi, mual, muntah, koleretik, enteropati Pelvis Diare, colitis, malabsorbsi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com melakukan pembelahan seperti sel darah, sel saluran cerna, kulit dan rambut serta organ reproduksi. Efek samping pada sel darah yaitu terjadi penurunan sel darah merah dan putih, sehingga terdapat terjadi hal-hal seperti mudah terkena infeksi karena leukopeni, anemia menyebabkan gejala lemah, letih, lesu, dan trombositopenia menyebabkan gangguan perdarahan memar, perdarahan. Akibat pada sel saluran cerna adalah mual-muntah, sariawan, diare atau konstipasi. Pada kulit dan rambut adalah rambut rontok, kuku atau kulit tampak hitam. Dan pada sistem reproduksi adalah terjadi amenoroe, atau tidak ada sperma Wojtaszek 2002. Durasi berlangsungnya efek samping dapat berlangsung jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Efek samping yang berlangsung jangka pendek beberapa jam sampai hari yaitu mual, muntah, dan pusing. Efek samping jangka menengah beberapa hari sampai minggu yaitu sariawan, diare, letih, lesu, dan nafsu makan menurun. Sedangkan efek samping jangka panjang beberapa minggu sampai bulan yaitu mudah terkena infeksi Wojtaszek 2002.

2.3.5.4. Modalitas Terapi Hormon