definisi sosial pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
2.2.1 Konsep pemasaran
Menurut Schifman dan Kanuk 2007 bidang perilaku konsumen berakar pada strategi pemasaran yang berkembang pada akhir tahun 1950-an, ketika
sejumlah pemasar mulai menyadari bahwa mereka akan dapat menjual lebih banyak barang dengan lebih mudah, jika mereka hanya meproduksi barang-barang
yang telah mereka kenali akan dibeli oleh para konsumen. Sebagai ganti dari usaha membujuk konsumen untuk membeli apa yang sudah diproduksinya,
perusahaan yang berorientasi kepada pemasaran menemukan bahwa akan jauh lebih mudah memproduksi hanya produk-produk yang telah mereka pastikan
terlebih dahulu melalui riset, bahwa produk tersebut dibutuhkan konsumen.
2.3. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Keller 2008 adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak oleh pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2.3.1. Karakteristik Jasa
Perbedaan antara barang dan jasa dapt ditinjau dari karakteristiknya. Menurut Kotler dan Amstrong 2006 terdapat empat karakteristik pokok jasa
sebagai pembeda dari barang : 1. Tidak berwujud intangiblelity
Jasa yang bersifat intangible artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atapun dicium sebelum membeli jasa tersebut terlebih
dahulu. Pelanggan akan melihat dari tempat, orang peralatan, alat komunikasi, simbol dan harganya untuk mencari bukti dari kulitas jasa
yang diinginkan tersebut. Tugas penyedia jasa adalah memberikan bukti- bukti fisik untuk mewujudkan sesuatu yang abstrak.
2. Tidak terpisahkan inseperatebility Umumnya jasa dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa juga merupakan bagian jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan akan
mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. 3. Bervariasi variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output yang berarti bahwa terdiri banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Komponen manusia terlibat jauh lebih besar pada industri yang bersifat
people-based dari pada jasa bersifat equipment-based yang berarti hasil dari opersai jasa yang bersifat people-based cenderung kurang
terstandarisasi dan seragam dibandingkan jasa yang bersifat equipmet- based. Pembeli jasa sering kali meminta pendapat dari orang lain sebelum
memutuskan untuk memilih penyedia jasa. 4. Mudah lenyap perishability
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan jika permintaan terhadap jas bersifat konstan sehingga bila tidak
digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Umumnya permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi fakta musiman. Perusahaan
harus mengevaluasi kapasitas dengan cara subtitusi dari penyedia jasanya guna menyeimbangkan penawaran dan permintaan terhadap jasa pada
kondisi yang tidak menentu.
2.3.2. Kualitas Jasa