Kecelakaan Kerja Mekanisme Autopoiesis

manusia terhadap persentase beban kerja fisik yang dilakukan. Grafik hubungan tersebut seperti pada Gambar 13 berikut. Gambar 13 Hubungan antara beban kerja otot dengan durasi aman Sumber: Grandjean 1998 Jika beban yang diterima terlalu berat atau durasi penerimaan beban melebihi waktu aman, maka akan sangat mungkin terjadi kelelahan yang berlebihan. Pekerja akan mampu bertahan untuk waktu yang lama jika beban fisik yang diterima antara 10-15 kemampuan maksimumnya.

2.6 Kecelakaan Kerja

Keberhasilan seseorang operator dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut harus diperhatikan agar dapat memaksimalkan fungsi kerja operator sehingga mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Untuk menghindari kecelakaan kerja dari awal seseorang operator perlu memperhatikan faktor tersebut. Secara garis besar faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua 2 kelompok, yaitu: a Kelompok faktor diri individual, dan b Kelompok faktor situasional. Kelompok faktor diri terdiri dari beberapa faktor yang datang dari diri pekerja itu sendiri. Beberapa hal seperti penalaran, pengalaman, dan pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang bekerja. Kelompok faktor situasional terdiri dari faktor yang dapat diubah atau diatur. Faktor ini berada di luar diri manusia. Kelompok faktor situasional terbagi ke dalam dua sub kelompok yaitu: 2. Faktor sosial keorganisasiannya seperti kepuasan kerja dan semangat dalam bekerja 3. Faktor fisik pekerjaan yang bersangkutan seperti keterkaitan antara seseorang yang bekerja dengan alat, mesin dan lingkungan kerja .

2.7 Mekanisme Autopoiesis

Menurut Jackson 2007, istilah autopoiesis berasal dari bahasa latin “auto” yang berarti swamandiri dan “poiesis” yang berarti kreasi atau produksi. Dengan demikian secara kebahasaan autopoiesis berarti swa-kreasi atau swa-poduksi. Teori autopoiesis berkembang dari Maturana dan Varela 1980 yang melakukan eksplorasi tentang apa yang membedakan sistem kehidupan dari non- kehidupan dan bagaimana sistem kehidupan bertahan walaupun ada perubahan dalam struktur dan komponen. Berangkat dari pertanyaan, apa yang membuat sebuah sistem kehidupan menjadi sistem kehidupan? Apakah jenis fenomena biologis adalah fenomena kognitif? Kedua pertanyaan ini telah sering dipertimbangkan, namun kedua orang ahli biologi tersebut menganggapnya sebagai pertanyaan biologis yang mendasar. Analisis mereka sangat menarik perhatian dan provokatif, karena telah membangun sebuah teori biologi sistematis yang mencoba untuk mendefinisikan sistem hidup tidak sebagai obyek observasi dan deskripsi, atau bahkan sebagai sistem yang berinteraksi, tetapi sebagai kesatuan mandiri yang hanya memiliki referensi untuk diri mereka sendiri. Konsekuensi dari penyelidikan mereka dan sistem hidup mereka sebagai pengambilan keputusan mandiri, mengacu kesatuan otonom secara mandiri, adalah mereka menemukan bahwa dua pertanyaan memiliki jawaban yang umum: sistem hidup adalah sistem kognitif, dan hidup sebagai suatu proses adalah proses kognisi. Hasil investigasi mereka adalah perspektif yang sama sekali baru tentang fenomena biologi manusia. Selama penyelidikan, ditemukan bahwa deskripsi linguistik yang lengkap berkaitan dengan organisasi yang hidup adalah kurang lengkap dan, pada kenyataannya, akan mengganggu hasil penelitian. Oleh karena itu, diciptakan istilah autopoiesis kata untuk menggantikan ekspresi organisasi melingkar. Pendekatan sistem kehidupan berfokus pada otonomi yang diwujudkan melalui proses: a swa-produksi self-production, b produksi dari respon yang mampu bertahan terhadap gangguan, c sturktur hubungan antar sistem, d bagaimana sistem bertahan dan mempertahankan identitas meskipun terjadi perubahan dalam komponen dan struktur Gambar 14 menunjukkan bagaimana komponen kunci dalam sistem autopoietik. Gambar 14 Fitur kunci dalam sistem autopoiesis. Sumber : Gregory 2006 Secara khusus, gambar ini menekankan bahwa sifat swa-produksi dari bagian komponen berfungsi untuk membedakan secara jelas sistem dari lingkungannya sebaliknya, dari pandangan sistem terbuka di mana batas terletak ditentukan melalui penilaian subjektif tentang kekayaan interaksi antara komponen. Dalam konteks fisika, Maturana dan Varela 1980 mendefinisikan bahwa mesin terbagi menjadi dua macam yaitu autopoiesis dan alopoietis. Mesin alopoietis melakukan kerjaproduksi memberikan sesuatu untuk yang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Contohnya adalah lampu, blender dan komputer. Sedangkan mesin autopoiesis memproduksi daya untuk keperluan menjalankan mesin itu sendiri, misalnya sebuah mobil Proses autopoesis, menurut Whitaker 2005 dan Mingers 1995 adalah sebuah proses ”self-organization, self-creation, self-configuration, self-steering, dan self-maintenance”. Autopoiesis berarti proses yang terjadi dalam suatu keadaan tertentu yang secara mandiri mengatur diri sehingga terbentuk satu keadaan baru yang lebih baik. Istilah ini sebenarnya berkembang awal di dalam ranah biologi, kemudian menyebar dalam ranah-ranah lain termasuk ranah teknik dan sosial. Berdasarkan pada definisi ini, maka proses pembentukan sistem baru mengikuti proses yang tidak selamanya dapat diarahkan atau dikendalikan dengan baik. Dalam kapasitas tertentu proses dapat difahami sebagiannya, namun jika akan melakukan suatu proses manipulasi menemui beberapa anomali atau penyimpangan, hal ini disebabkan pemahaman kita yang tidak utuh terhadap proses tersebut. Al-Rasyid 2005 dalam beberapa makalahnya menyampaikan bahwa setiap benda baik hidup maupun benda mati memiliki nilai azali yang tidak berubah. Nilai ini berupa kecerdasan awal yang disebut dengan proto limit. Istilah proto limit menunjukkan bawa kecerdasan tersebut dapat kita tangkap secara ilmiah tetapi akan berhenti pada pertanyaan kenapa dimikian dan ternyata tidak ada satu jawabanpun yang dapat menyelesaikannya. Batas ini yang disebut sebagai proto limit. Contoh sederhana dari konsep protolimit adalah jika kita mengkaji materi air H 2 O. Sudah diketahui bahwa atom hidrogen memiliki sifat dasar tertentu yang tidak diketahui kenapa dapat berperilaku demikian. Demikian juga atom oksigen memiliki proto limitnya sendiri. Kemudian jika 2 buah atom hidrogen bertemu dengan 1 atom oksigen, maka akan terbentuk ekologi baru proto ekologi yang kita sebut dengan H 2 O atau air. Kenapa tidak membentuk H 4 O? Jawabannya adalah bahwa hidrogen dan oksigen telah memiliki kecerdasan awal untuk saling mengikat membentuk ekologi baru. Sifat ekologi baru H 2 O ini sangat berbeda dengan sifat atom pembentuk hidrogen dan oksigennya. Proses terjadi ekologi baru ini disebut dengan proses autipoiesis. Mekanisme autopoiesis ini bukan hanya terjadi dalam satu organisme, namun terus berkembang antar organisme membentuk sebuah ekologi, kemudian berkembang terus menjadi semakin besar. Intervensi dapat dilakukan dalam proses ini sepanjang tidak bertentangan dengan kecerdasan awal yang dimiliki oleh entitas sebelumnya. Hasil setiap proses autopoiesis ditentukan oleh kecerdasan awal setiap komponen dan saling komplementer dengan komponen yang lain. Satu komponen saja tidak akan mampu membentuk bentukan baru, setiap komponen memerlukan komponen yang lain untuk proses ini. Dalam ranah sosial menurut Gregory 2006, masyarakat industri ditandai oleh pemisahan masyarakat ke dalam berbagai sub-sistem fungsional. Masyarakat adalah sebuah contoh terbaik yang menunjukkan sistem memproduksi sendiri atau autopoietik yang terdiri dari enam subsistem: ekonomi, politik, hukum, ilmu pengetahuan, agama dan pendidikan. Sistem pendidikan diperlakukan sebagai kasus khusus seperti melalui itu siswa dapat belajar tentang subsistem lainnya seperti hukum, ekonomi, dll. Subsistem pendidikan meskipun tidak dapat menginstruksikan murid dalam segala hal, maka pilihan harus dibuat tentang prioritas pengetahuan dan kekuatan luar yang berasal dari sub-sistem pendukung. Oleh karena itu masing-masing sub-sistem, kecuali pendidikan, mengalami proses autopoiesis sendiri dan terkait satu dengan yang lain. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu